truth or dare
Sejak awal aku tuh memang curiga sama si Dugong Jantan dan si Ratu siput yang tiba-tiba ingin nginep di rumah. Dan lebih anehnya lagi si Indra justru keliatan akrab sama si galak Raka. Lihat aja dia sedang ngobrol berdua di lantai dua sambil memainkan tangannya di bawah pagar pembatas. Aku nggak tahu apa yang mereka bicarakan, bahkan pelafalan bibirnya aku tidak bisa menebaknya, padahal kalau Kikis yang sedang ngomong di lantai dua. Dari lantai satu aja itu kedengeran.
"Lun!" Febi memekik kesenangan saat dia menemukan romet Televisi yang di sembunyikan Kikis tadi malam.
Lalu dia menepuk-nepuk sofa depan Tv dan aku segera menghampirinya ikut bergabung.
"Ternyata si Kikis naro remotnya di bawah sofa, nyebelin emang dia itu." Merocos Febi sambil mulutnya komat kamit, saya hanya terkikis saja menyaksikan ke jengkelan Febi.
"Woy, sini nonton film!" Febi menyahuti Indra dan Raka untuk turun. Lalu mereka tampak mengangguk mengiyakan.
Kakiku ku luruskan di Sofa sehingga saat Febi yang melihatku begini hanya menggelengkan kepala takjub, haha.
"Terus gue duduk di bawah gitu." Kata Febi berdecak kesal. Lalu seperkian detik dia menghempaskan kakiku sampai aku terjun bebas di bawah.
Aku mengaduh kencang, bukan masalah prihal jatuhnya, tapi ini kakiku biru bekas nendang tiang bendera berasa joget-joget berdenyut-denyut.
"Elah lo lebay banget." Ejek Febi, aku menatap dia dengan tatapan sebal, lalu segera melempar mukanya dengan bantal persegi dengan kain berbulu.
"Sialan lo." Omelku, lalu bangkit dan ikut duduk di sebelah Febi.
Dia sudah sangat serius sekali wajahnya, padahal ini film sudah sering sekali kami putar-putar setiap kali kami menginap, anggap saja ini sebagai rutinitas kami, haha.
TRAN TO BUSAN
itu judul yang tertera di layar Tv, lalu film mulai berjalan.
Saat film sekitar lima menit durasinya, Indra dan Raka ikut bergabung, kali ini Sofa rasanya jadi sedikit sesak sekali karena di tampung orang empat sekaligus.
Ayah sudah membelikan kado ini tahun lalu
Maaf, ayah bingung harus membelikanmu apa, jadi apa yang kamu inginkan?
Busan!
Aku ingin ke Busan, bertemu mamaYa, nanti yah jika ayah tidak sibuk.
Nggak, ayah selalu tidak menepati janji, aku mau besok kita pergi ke Busan.
"Sudah mulai seru nih." Celetuk Febi, lalu memukul kakiku yang sedang bersila di Sofa. Aku reflek mengaduh, lagi.
Dia ini emang hobi banget nyiksa teman sendiri, mungkin di sekolahnya dia nggak punya teman karena sering mukul temannya.
"Ikut gue." Kata Raka, sambil menarik tanganku.
"Apa sih." Kataku ketus, tapi tetap mengikutinya.
Dia membawaku sampai ke dapur, lalu menyuruhku duduk di kursi.
"Kaki lo biru, kan." Katanya.
Aku yang mendengarnya hanya membuang muka, sambil berkata tidak.
"Gue tahu Luna." Ujarnya lagi, lalu dia mengangkat kakiku dan lihat luka memar kebiruan disana.
"Makanya, jadi orang itu nggak usah nekat!" Omelnya
"Yaelah cuma gini doang kali." Kataku, lalu berdiri dan berjalan ke arah Febi untuk melanjutkan menonton film. Mungkin sudah ada adegan Zombie nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Galak Itu Suamiku
Teen Fiction16+ Bagi Raka, menikah dengan Aluna itu bencana, seperti Gempa dengan kekuatan 10 SR. Dan sialnya, dia tidak bisa mengelak karena perjodohan konyol orang tuanya. Dan, bagi Aluna, menikah dengan Raka adalah ajang balas dendam, karena Raka yan...