EPILOG 1 (Apa Cita-cita Aluna?)

70.9K 2.5K 199
                                    

Luna sudah heboh pagi ini, dia bilang tidak ingin tertinggal Gerhana Matahari Cincinnya. Maka dia sedang melihat Kurva Bulan dan Matahari bertemu di Aplikasi Stellarium.

Dia bilang lagi, jika  puncak gerhana pada tengah hari sekitar jam sebelas sampai jam satu siang, begitu kira-kira

Nah sekarang, Aluna justru sedang menarik-narik tanganku menuju atap rumahnya, dia bilang disana adalah dunianya.

Omong-omong soal Dunia, saya jadi ingin tahu apa yang dia sukai, selain Susu, bintang-bintang, dan Bulan?

Lalu, apa yang tidak ia sukai selain gelap? Waah rasanya saya memang bukan suami yang baik, heeeers...

"Di atas rumah ada kebun?" Tanyaku pada diri sendiri.

"Ini dunia aku, aku memang belum sempet bilang sama kamu." Katanya.

Bayangkan, di atap rumah yang datar ada berjejer pot-pot bunga.

"Selama setengah tahun, jadi yang ngurus tanaman ini siapa?" Tanyaku

Pasalnya kan Aluna memang menghabiskan hampir enam bulan di Kontrakan denganku.

"Kikis." Jawabnya. Lalu dia masuk kedalam sebuah bilik yang terbuat dari papan.

"Bantuin." Aluna setengah memekik dari dalam. Lalu saya segera menyusulnya dan lagi-lagi mata ini terkejut bukan main.

Di bilik ini ada sebuah papan tulis kecil, dengan beberapa pot kosong, lembaran kertas berserakan, buku-buku dalam kardus dan terakhir sebuah teleskop.

Heee... Benerkan Teleskop?

"Bantuin bawa teleskop." Rintihnya. Lalu saya mengangkat Teleksop yang tidak tahu jenisnya apa dan kurasa memang sedikit susah membawanya keluar, bukan karena beratnya, tapi karena sempitnya ruangan ini.

"Yang di pegang Aluna apa?" Tanyaku setelah sedikit usahaku berhasil mengeluarkan benda besar ini.

"Yang ini?" Dia mengangkat ember berukuran sedang dari tangannya, ember itu tertutup berwarna biru dengan gambar Stitch si alien lucu, khas nya Aluna sekali, selimut di kamarnya juga bergambar sama.

"Ini lensa Teleskop." Jawabnya.

"Lensanya sebanyak itukah?" Tanyaku sedikit bingung, kali ini saya beneran bingung, bukan pura-pura lagi. Sebab yang saya tahu, Teleskop hanya memiliki dua lensa saja.

"Kan ada banyak ukuran Yaka." Dengusnya

Hee, Yaka?

"Yaka siapa?"

"Kamu, kamu lebih pantes di panggil Yaka." Ucapnya lalu matanya di kedip-kedipkan hehe, lucu sekali.

"Mama kasih nama sebagus Raka malah di pelesetin jadi Yaka."

"Biarin, wlee." Kali ini dia menjulurkan lidahnya padaku, tanda mengejek lalu tersenyum.

"Ini namanya Lensa Barlow." Ucap Luna yang entah sejak kapan menggenggam tabung panjang itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ketua Osis Galak Itu  Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang