14

93.8K 3.9K 103
                                    

Toko kue dan toko buku


"Lo ngapain tidur di kamar gue!"

Saya menguap lebar, lalu menatap ke arah Luna yang sedang menatapku tajam.

"Lo nggak ngapa-ngapain gue kan!"

Saya tersenyum kecut, lalu menatapnya. Dia menatapku semakin tajam.

BRUG!

dia meninju bahuku kencang, reflek aku mengaduh, padahal dia baru saja bangun, tapi tenaganya sudah sekuat ini.

Dia menyibak selimut yang membungkus tubuhnya, lalu ber puh lega.

"Semalem gue ketiduran." Gumamku menjelaskan.

Saya yang sedang bersender di dinding segera duduk normal dan memindahkan kakiku menginjak lantai.

Memang benar kok, semalam itu saat saya membisikan doa untuk Luna saya tidak sengaja ikut berbaring di kasurnya, bukan tidak sengaja sih, tapi ayolah, bolehkan jika aku memeluk isteriku sendiri. Hanya memeluk, tolong garis bawahi.

"Sudah jam lima, gue mau solat." Seruku, lalu berdiri dan meninggalkannya yang masih memeriksa pakaiannya. Entah apa yang dia periksa.

"Gimana kakimu?" Tanyaku saat sarapan, ini kali pertama saya melihat Luna memasak, biasanya dia selalu bangun kesiangan.

"Sudah baikan." Katanya ketus. Dia menyendok telur dadar yang sepuluh menit lalu ia buat. Rasanya tidak buruk, eh malah enak.

"Gue kemaren gajian. " Gumamku, lalu menegak air.

Dia hanya diam acuh.

"Gue mau nepatin janji yang waktu itu, kalau udah punya uang, kita ke rumah Orangtuamu." Lanjutku.

Luna yang tadinya acuh, kini menatapku sambil berbinar-binar,

"Serius?" Tanyanya memastikan.

Aku hanya tersenyum sebagai jawabannya. Lalu kemudian dia ikut tersenyum lebar.

"Pulang sekolah, kita beli kue buat Mama yah." Kataku, dia hanya mengangguk saja.

***

Luna sudah berjalan sedikit normal, buktinya dia sudah bertingkah konyol dengan teman-temannya di lapangan.
Maksudku bertingkah konyol adalah, ketika Luna mengerjai teman-teman perempuan nya dan lihat, sekarang mereka kejar-kejaran mengejar Luna. 

Saya tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, tapi sepertinya asik. Saya saja yang melihat Luna dan teman-temannya dari lantai dua ikut tersenyum saat mereka tertawa, jangan tanya tahu dari mana.jelas ekspresi tertawa seseorang tidak bisa di bohongi.

"Ka, pulang sekolah ke toko buku yuk. Buku SBMPTN sudah terbit lho." Kata Sela di sampingku.

Saya menoleh ke arahnya, "Maaf, mungkin lain kali, pulang sekolah ini gue mau ke toko kue." Kataku jujur, dia tampak cemberut lalu menundukan kepalanya.

Sela ini gadis yang baik, selain pintar dia juga cekatan. Orang-orang bilang Sela itu jelmaan bidadari, tutur katanya halus, otaknya cerdas, prilakunya baik,entah apa yang kurang dari dirinya. Bahkan aku sering lihat banyak laki-laki yang mengungkapkan cintanya, dan selalu dia tolak dengan alasan dia mau mengejar cita-citanya dulu.

Ketua Osis Galak Itu  Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang