Kompas dan arah mata angin
Selepas solat Asar berjamaah, kami di suruh duduk sambil mendengarkan materi Navigasi yang di ajarkan oleh Bang jhon. Bang Jhon ini adalah ketua KPG (Komunikasi pendaki Gunung) di kotaku, lalu merangkap jadi pembina MAPALA di salah satu PTN di Bandung. sekaligus anggota PMI di spesialis Assessment dan Mitigasi bencana.
Perkenalan singkat itu membuatku tertarik padanya, rambutnya panjang sepantat dengan di kelabang kecil-kecil, memakai kupluk udah mirip Reagge zaman Now.
"Saya ini temen-temen udah bergabung sama MAPALA, sewaktu saya kuliah di Bandung." Ucapnya mulai bercerita.
"Bahkan saya nyaris di DO karena sering bolos dan mentingin organisasi dari pada belajar, kuliah dan bimbingan." Ucapnya lagi.
"Apalagi UKM MAPALA ini di kenal buruk oleh divisi kampus, pokoknya jangan sampe deh pacaran sama anak gunung, gitu kira-kira temen-temen." Tuturnya.
"Soalnya didikan anak mapala pas lagi diklat itu keras, dulu waktu saya diklat saya di bohongi sama senior, yang katanya cuma tiga hari, ternyata itu sampe tujuh hari dan lagi kita disana nggak bawa alat dapur buat masak, jadi disana kita cuma makan seadanya kayak mie yang nggak di rebus, bahkan sarden aja kita makan mentah-mentah, udah mah amisnya nauzubillah terus nggak ilang-ilang lagi." Cerita bang Jhon, semuanya tampak asik mendengarkan, selain karena temanya menarik, suara bang Jhon juga halus sekali, wajar aja Raka nyuruh aku untuk bersuara lembut, dan pantes juga kalau Sela di puji-puji karena tutur katanya.
"Nah, saat kita kemah, kita harus tahu tujuan kita dimana dan kita harus tahu tempat kita ini apa sih, namanya."
"Kira-kira disini, yang kalian pijak sekarang ini apa? Hutan atau gunung?"
"HUTAN!"
"GUNUNG!"
yah, gitulah kira-kira ada yang kompak jawab hutan, ada juga yang kompak jawab gunung.
"Oke-oke, semua jawaban benar." Ujar Bang Jhon.
"Nah, sekarang saya tanya lagi, apa sih Hutan itu?"
"Sekumpulan pohon?" Ujarku ragu-ragu.
"Boleh, sekumpulan pohon, terus apa lagi?"
Orang-orang saling pandang-pandangan dengan temannya, nggak kayak aku yang cuma pandang-pandangan dengan si angin yang nyata namun tak di anggap.
"Nah Hutan itu suatu wilayah, yang terdiri dari mahluk hidup biotik dan abiotik yang di tumbuhi banyak pohon dalam jumlah yang banyak. Gitu singkatnya." Kata Bang Jhon.
"Terus, apa sih, gunung itu?"
"Daratan tinggi." Sahut perempuan entah siapa.
Bang Jhon berdeham kencang. "Daratan atau dataran?"
"Daratan, eh dataran." Katanya lagi,
Aku cuma diem mengamati cewek itu, kayaknya dia anak Bahasa, soalnya penampilan nya Perfectsionis, heheh.
"Iya, Dataran. Beda yah Daratan sama Dataran itu. Kalau daratan itu kayak Negara, pulau terus kalau Dataran itu tinggi rendahnya suatau daratan." Seru Bang Jhon
"Nah kalau misal kita udah tahu tujuan kita, di Gunung kita juga perlu mempersiapkan teman-teman, ada yang tahu nggak sih, apa aja yang wajib di bawa saat kita ada di gunung atau di hutan lah."
"Kompas, peta, senter."
"Iya bener banget, tepuk tangan dulu dong buat semuanya pinter-pinter ternyata yah." Katanya sambil tertawa pelan.
![](https://img.wattpad.com/cover/195159390-288-k171790.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Galak Itu Suamiku
Roman pour Adolescents16+ Bagi Raka, menikah dengan Aluna itu bencana, seperti Gempa dengan kekuatan 10 SR. Dan sialnya, dia tidak bisa mengelak karena perjodohan konyol orang tuanya. Dan, bagi Aluna, menikah dengan Raka adalah ajang balas dendam, karena Raka yan...