Raka itu aneh"Tunggu aku selesai rapat kita pulang bareng yah..."
Itu kata Raka saat bel istirahat tadi, padahal aku bawa mobil dia bawa motor tapi kenapa pulak mau pulang bareng, terserah lah.
"Mi, gue tahu lo kan yang nyuruh Gaga mutusin gue. Lo itu emang licik." samar-samar aku denger seseorang dari balik pintu kamar mandi.
Reflek, aku memperjelas pendengaranku dengan cara menempelkan tubuhku di dinding samping toilet.
"Nggak, kak Gaga sendiri yang mutusin lo, ini gada sangkut pautnya sama gue." kata seseorang sedikit bergetar. Aku mengenal suara itu.
"Halah, dari dulu juga gue tahu lo nggak pernah suka sama gue!" teriak cewek nggak tahu siapa.
Lalu selanjutnya suara air terdengar deras, dan sorak-sorai di dalam sana seakan telah menyaksikan kembang api tahun baru. Ternyata bukan hanya dua orang di dalam sana, tapi banyak!
Suara pintu terdengar di gebrak, lalu aku buru-buru sembunyi di balik dinding bawah tangga.
"Lo busyet. Gimana kalau dia ngadu, anak osis dia." omel cewek dengan rok dan baju cingkrang. Aku tahu, akupun memakai baju kekecilan, tapi ya setidaknya aku cuma pake keketatan bukan kurang bahan.
"Nggak akan berani dia." jawab enteng cewek berambut panjang. Lalu enam cewek yang tadi keluar kamar mandi menuju sudut ruangan, ada tangga di sana untuk turun ke lantai dasar.
Aku segera membuka pintu toilet, dan suara tangisan terdengar di balik pintu kamar mandi paling ujung.
"Hei... " aku mengetuk pintu.
" Si... Siaapa? Toolong guee. Gue di kunci dari luar. " katanya sambil sesegukan.
Aku membuka pengait pintu dari pipa besi. Lalu aku memutar knop pintunya. Dan aku melihat Ummi yang sudah basah kuyup sambil menangis.
Ummi menatapku sambil meringis. Lalu buru-buru menghapus air matanya.
Dia berjalan melewatiku sambil bilang makasih dengan suara nggak jelas. Aku tahu dia antara malu atau tidak enak hati.
Aku menatap punggungnya yang bergetar, lalu memanggilnya. Dia menoleh dan langsung hampiri dia dan memeluknya.
"Lo baik-baik aja. " ujarku. Awalnya dia hanya diam, lalu ikut memelukku.
"Kenapa?"
"Kenapa apanya?" tanyaku sambil meremas rambutnya yang basah.
"Gue kira lo seneng lihat gue kayak gini, gue kira lo benci sama gue." tuturnya.
Aku tertawa terbahak yang sukses buat dia menatapku horor, mungkin di kira kesurupan.
"Emang, gue pernah bilang kalau gue benci sama lo?"
Dia menggeleng. Aku tersenyum simpul. "Gue emang nggak suka anak osis, tapi bukan berarti gue benci sama lo. Gue cuma nggak suka jabatan lo." kataku jujur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Galak Itu Suamiku
Teen Fiction16+ Bagi Raka, menikah dengan Aluna itu bencana, seperti Gempa dengan kekuatan 10 SR. Dan sialnya, dia tidak bisa mengelak karena perjodohan konyol orang tuanya. Dan, bagi Aluna, menikah dengan Raka adalah ajang balas dendam, karena Raka yan...