●PACAR BARU SAMUDRA●

16.5K 1K 827
                                    

Melepasmu memang begitu mudah, tapi apa kamu paham harus seperti apa aku menahan hati agar tidak hancur berkeping-keping setelah kamu pergi?

-Rain Jasmine Nanjaya

•••

Ini tentang hujan yang kehilangan Samudra nya.
Tentang kita yang saling menolak untuk bersentuh.
Tentang hati yang mati-matian di tahan gengsi dan amarah.
Tentang bagaimana susahnya hati yang hancur ini bisa terlihat baik-baik saja setelah kau pergi.

Rain fikir, kita tidak akan berakhir seperti ini. Sampai sekarang Rain masih bertanya siapa yang salah?

Aku atau kamu?  Mengapa rasanya seperti tidak ada jalan keluar untuk memberi sedikit cahaya penunjuk?

Hati. Kamu tersesat dimana..

Setelah menulis isi hatinya di buku kecil berbentuk Diary itu Rain meletakan pulpennya. Rain mencurahkan semua perasaan nya lewat tulisan disana, di buku ini.

Rain menunduk dia menelungkup wajahnya di antara kedua tangan yang terlipat di atas meja belajar berusaha menahan tangis malam ini.

Masih teringat jelas saat ia di sekolah tadi, Samudra yang berhenti mencintainya. Samudra yang sudah tidak mau lagi berjuang.

Mengapa Rain merasa sangat tidak rela?

Rain mati-matian menahan tangisnya, ia tidak boleh seperti ini jatuh karena laki-laki Rain tidak mau terlihat lemah.

Pintu kamar Rain terbuka bertanda ada yang masuk, Ava langsung menghampiri anaknya yang sedang duduk di meja belajar.

Ava berjalan mendekat lalu menaruh segelas susu cokelat hangat rutinitas biasa sebelum Rain tidur Ava selalu membawakan minuman ini dari dulu kecil sampai sekarang.

"Sayang."panggil Ava lembut sambil membelai rambut anaknya. Rain mendongok menatap Ava.

"Mam."panggil Rain dengan suara kecil.

"Duduk di kasur yuk mama mau cerita tentang mama dulu sama daddy."ucap Ava lagi menghibur anaknya, Rain tersenyum ia senang sekali jika mendengar cerita Daddy dan Mama ketika masih muda.

Bagi Rain mereka pasangan termanis sepanjang masa.

Ketika Ava duduk di sebelahnya Rain berbaring di pangkuan ibunya, minta di manja sambil mendengarkan cerita mamanya.

Ava tersenyum melihat tingkah Rain ia lanjut mengelus rambut Rain dengan sayang memberi kenyamanan.

"Dulu daddy sama mama pernah bertengkar hebat, sampai mama ketabrak truk."jelas Ava.

"SERIUS MAM?!"tanya Rain ngegas. Ava mengangguk.

"Iya, kita salah paham. Dulu daddy susah banget kalau di suruh cerita sama jujur sampai akhirnya mama kesal karena ngerasa nggak di anggap pacar sama daddy kamu."

Rain juga ngerasain itu ketika kak Samudra memilih bungkam.

"Tapi daddy juga jago ngebujuk, dia perayu yang ulung Rain. Coba kalau waktu itu oma Risa nggak suruh Daddy jagain mam pas kemah pasti takdir kita bukan kayak sekarang."ucap Ava sambil tersenyum mengingat masa-masa mereka dulu saat muda.

RAINSAM (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang