“Sumpah kami; tidak ada kata menyerah untuk memperjuangkan kebenaran. Karena kami Atmosfer, sang pelindung.”
- ATMOSFER
•••
"Udah empat batang,"ujar Samudra sambil mematikan batang rokok Bayu di asbak. Bayu mendongok menatap Samudra yang baru saja keluar dari ruang markas kedua.
"Sehari empat batang kan?"ingat Samudra akan usaha Bayu untuk mengurangi rokoknya perhari.
Bayu tersenyum singkat, seperti ini lah Samudra diam-diam selalu memperhatikan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Samudra memang keliatan cuek terhadap anggotanya tapi percayalah di balik itu Samudra selalu mencari informasi tentang mereka, dan selalu siap siaga jika ada yang terkena masalah.
"Oke siap bos,"jawab Bayu patuh.
Samudra mengambil duduk di sebelah Bayu mata laki-laki itu menatap seluruh ruangan markas besar ini. Markas Atmosfer malam ini masih ramai dengan anggota yang sedang berkumpul.
"ASSALAMUALAIKUM ABANG RAKA KEMBALII!"sapa Raka dari arah pintu markas, lalu laki-laki yang tampak baru selesai dari pekerjaannya itu di sambut baik.
"Waalaikumsalam, tumben salam lo bang nggak panas?"
"Woi bang baru dateng lo."
"Sini Rak masuk-masuk,"
"Ah nggak usah usir pulang aja,"seru Devino mengusir.
"Sialan nggak ada adab,"umpat Raka. Setelah melakukan tos ala lelaki Raka berjalan mendekati Samudra.
"Mau apa lo,"tanya Samudra galak.
Raka cengengesan sambil menggaruk rambut belakangnya yang tak gatal. "Tebak gue abis ketemu siapa tadi,"kata Raka.
"Siapa?"sahut Bayu.
"Mantannya pak bos!"jawab Raka dengan antusias.
Samudra semakin menajamkan matanya membuat Raka tertawa sudah tau akan reaksi yang Samudra berikan. Samudra seakan siap menerkam orang hidup-hidup sekarang.
"Sam, jangan sampai kalo gue mati lo jadi orang pertama yang gue gentanyangi."ancam Raka konyol.
"Kenapa ada dendam sama gue?"tanya Samudra tenang tapi tepat sasaran.
"Ada dong, tapi kan aku sayang sama kamu bep mana bisa aku jahatin kamu,"goda Raka gemulai.
"Merinding anjing."ucap Samudra ngeri.
Bayu tergelak tawanya melihat tingkah konyol Raka sedangkan Samudra sudah bergidik ngeri, berdekatan dengan Raka memang bahaya bisa gila seketika.
"Bang,"panggil seseorang menghentikan cakap Samudra, Bayu dan Raka.
"Eh lo Din, apa kabar lur,"sapa Raka.
"Baik bang, kayak nggak ketemu setahun aja,"ucap Udin sambil terkekeh. Mengurangi rasa canggung.
"Temenin gue duduk di luar Din,"ajak Samudra setelah menatap Udin cukup lama. Tatapan mata penuh arti.
"Ayok bang."
Dan disini lah Samudra dan Udin berada di kursi kayu panjang di posko depan markas Atmosfer.
"Bang gue mau jujur,"ucap Udin setelah sekian lama mereka terdiam dengan fikiran masing-masing.
"Gue udah megang benda haram itu bang, gue jadi alat pengirimnya,"lanjut Udin sambil menunduk, menyesal.
Samudra menghela nafasnya. "Gue udah tau,"ucap Samudra dengan pandangan lurus ke depan. Masa bodo dengan ancaman Nadila, kejujuran Udin sekarang sudah menjelaskan kalau laki-laki itu sudah pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINSAM (SELESAI)
Teen Fiction(MENUJU REVISI BAKAL ADA YANG BERUBAH KAYAK SIKAP DIA KE KAMU. NANTI BAKAL DI UNPUB SEMASA REVISI, SEKARANG BACA AJA DULU ATAU NUNGGU VERSI REVISI JUGA BOLEH 🐱❤) ~ Warning: tulisan pertama, masih banyak yang salah dan typo tolong semasa baca di ma...