●KAMI YANG TAK MAU USAI●

5.6K 682 271
                                    

Seorang lagendaris akan selalu mendapatkan tempat spesial bagi para pengingatnya.

- RAINSAM

Langit pagi hari ini terlihat begitu cerah teriknya matahari tidak membuat kepanasan.

Hari ini, hari pengumuman nilai ujian akhir sekolah untuk kelas 12 selama empat hari mereka menjalankan ujian kelulusan.

Kepala sekolah sudah berdiri di tempatnya panggung lapangan di samping kanan dan kiri kepala sekolah SMA Angkasa terbaris guru dan beberapa staf.

Siswa-siswi kelas 12 sudah berbaris rapih di barisan kelas masing-masing perasaan mereka sedang gundah. Deg-degan.

Takut akan apa hasil akhir mereka, takut akan tidak sesuai keinginan, takut akan memulai dunia yang baru setelah lepas dari masa SMA.

Masa-masa dimana terasa begitu indah, masa yang akan selalu di kenang seumur hidup, masa abu abu yang tak mungkin lagi terulang.

SMA Angkasa, sekolah favorit di kota bandung tempat dimana Samudra dan teman-temannya menuntut ilmu.

Tempat dimana Samudra menemukan keluarga keduanya, tempat dimana ia berhasil menghidupkan dan menggerakkan komunitas Atmosfer tanpa membuat orang-orang ragu akan masa lalu kelam komunitas ini yang pernah terjadi dulu.

Tempat dimana ia merasa menemukan jati dirinya, ia yang lepas namun ada batas.

Mereka yang keluar dari zona nyaman namun menemukan hal baru yang tak pernah terfikirkan sebelumnya.

Tak sadar, waktu berjalan begitu cepat rasanya baru kemarin menjadi siswa kelas 10 ikut MOS buat onar sana-sini di panggil guru BK karena kelewatan nakal.

Samudra tersenyum membayangkan hal itu, dimana ia lari-larian saat di kejar bu Sarah karena bandel dimana ia dengan ke enam sahabatnya kurang ajar membuat rusuh membuat guru-guru kewalahan mengurus mereka.

Rasanya seperti baru kemarin tapi nyatanya mereka hampir usai untuk mengejar jalan dan impian masing-masing.

Beranjak dewasa yang menuntut hidup lebih baik lagi dari pada sebelumnya namun juga harus siap terkikis rapuh.

"Kesambet?"tanya Tama sambil menyenggol bahu Samudra yang berbaris di sebelahnya.

Anak-anak inti Atmosfer berbaris di barisan paling belakang.

Samudra menatap Tama sekilas lalu kembali fokus ke depan, "Setelah ini kita mau gimana?"tanya Samudra.

"Suatu saat nanti kita bakal turun, lo bukan lagi ketua gue bukan wakil. Inti bakal berubah, kayak yang lo bilang komunitas atmosfer turun menurun."jawab Tama.

"Lo seneng ada di komunitas Atmosfer?"tanya Samudra lagi.

"Kenapa engga? Atmosfer rumah buat gue. Rumah untuk pulang."jawab Tama dengan tenang.

"Thanks Sam,"ujar Tama lagi singkat namun penuh arti.

"Senggol bacok,"ujar Samudra sambil menggepalkan tangan kirinya di ikuti Tama mengepalkan tangan kanan mereka sedang melakukan tos.

"Senggol bacok,"ujar Tama.

Samudra dan Tama kembali dengan sikap sempurna melihat beberapa siswa-siswi SMA Angkasa di panggil karena nilai mereka yang tinggi menjadi juara umum sekolah.

"Juara umum ketiga, Samudra Belvantara 12 IPA 1,"ujar Gilang di atas panggung. Sontak sorakan dan tepuk tangan meriah terdengar kembali.

"MANTAP TEMEN GUE PINTER BANGET! HIDUP BOS SAM!"teriak Raka dari barisan kelasnya yang terdengar nyaring.

RAINSAM (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang