EPILOG

7.1K 660 387
                                    

“Aku sempat menyesal karena suka dengan sambungan nama kita yang hanya menyatu dalam sambungan kata tapi tidak dengan kenyataan yang menegaskan, kita tidak bersatu di dalam takdir tuhan.”

- Aku hujanmu, Rain Jasmine Nanjaya.

•••

Langkah kaki seorang gadis itu meninggalkan jejak di pasir pantai.

Langkahnya terhenti dengan pandangan lurus menatap indahnya langit sore matahari mulai ingin menenggelamkan dirinya menyisakan paduan warna indah, senja.

Gadis dengan dress putih cantik itu berdiri di pesisir pantai rambut panjang nya tertiup angin sejuk, iris mata yang berwarna cokelat bening itu terlihat semakin indah dengan pantulan cahaya matahari yang akan menenggelamkan dirinya untuk pulang.

Gadis itu menghela nafasnya pelan rasa sesak di dadanya masih ada, perasaan sakit itu masih terasa nyata.

Waktu dimana ia merasakan dunianya hancur, waktu dimana ia kehilangan sosok laki-laki yang sangat berarti bagi hidupnya kenyataan menegaskan bahwa tidak ada lagi harapan.

Kenyataan menegaskan bahwa sosok itu sudah benar-benar pergi untuk selama-lamanya meninggal kan dirinya sendiri disini.

Setelah dua minggu semenjak kepergian Samudra yang sangat menjadi kabar duka besar di kalangan cowok itu rasanya seperti tidak menyangka Samudra pergi meninggalkan mereka semua secepat ini, rasanya seperti mimpi.

Tapi mimpi buruk itu segera di sadarkan saat Rain mengantarkan Samudra ke tempat peristirahatan terakhirnya, kami semua mengantar Samudra ke tempat istirahatnya.

Kami mengantarkan tubuh kaku Samudra yang sudah di kain kafan kan untuk pulang kerumah terakhir nya. Laki-laki itu meninggal karena melemahnya jantung setelah operasi pengambilan peluru di pundak Samudra memilih menyerah, dan efek samping dari keroyokan cowok itu juga menjadi penyebab melemah nya tubuh Samudra.

Samudra menghembuskan nafas terakhirnya memejamkan mata dengan damai untuk selama-lamanya.

Kami masih berduka, kami teman-teman Samudra kehilangan sosok yang orang yang melindungi kami menjaga kami kehilangan sosok pemimpin yang tidak bisa di gantikan dengan siapapun karena sikap tegas dan berani.

Tidak mudah bagi Rain melewati hari-harinya setelah kepergian Samudra semenjak kepergian laki-laki itu senyum manis yang biasanya menghiasi bibir cantik Rain menghilang.

Gadis itu lebih sering murung terdiam dengan tatapan mata kosong, bahkan Ava mama nya yang akhir-akhir ini menemani tidur anaknya sering kali menenangkan Rain saat mengigau sambil memanggil-manggil nama Samudra.

Kepergian Samudra merupakan hal paling menyakitkan untuk Rain apa lagi Samudra pergi karena melindunginya dari peluru yang di arahkan Darell.

Samudra memeluknya berusaha menenangkan bahwa semua baik-baik saja padahal karena itu Rain kehilangan Samudra.

Jika saja Samudra tidak datang malam itu pasti ia tidak akan kehilangan Samudranya, jika saja semua tidak terlambat Samudra masih disini bersamanya. Waktu merenggut Samudra secepat itu.

Dua Minggu ini Rain berusaha melanjutkan hidupnya, setelah ujian kenaikan kelas dan libur Rain memilih pergi ke pantai.

Rain menarik nafasnya dalam lalu ia hembuskan dan sesudah itu air matanya kembali jatuh ia tidak bisa menahan rasa sesak setiap mengingat Samudra.

RAINSAM (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang