●ABOUT PAIN AND HAPPY●

15.3K 1K 817
                                    


“Like a nightmare that came but felt real.”

- Rainsam

•••

Senyum Samudra tidak pudar sedari tadi, orang-orang yang berada di dekatnya bergidik ngeri melihat senyum kecil Samudra itu, takutnya laki-laki itu sedang proses kesurupan.

Tidak tau mengapa rasanya Samudra senang sekali, apa lagi..

Pasti sudah tau apa alasannya, tentu saja karena Rain. Rain datang menonton pertandingan terakhirnya dan.

Kali ini tidak ada keributan, tentram damai dan nyaman. Samudra seperti kembali kasmaran layaknya bocah SD ia sungguh senang seolah mendapatkan sinyal bahwa hubungan mereka masih bisa di lanjut.

Samudra mengambil tasnya setelah ia berganti baju dengan tadi setelah baju basket, acara sudah selesai dan mereka menang tentu saja.

Kapten Samudra, strategi laki-laki itu selalu juara tidak pernah di ragukan di team.

"Bahagia banget,"ucap Tama tanpa ekspresi khas laki-laki dingin bucin Nadila itu. Samudra terkekeh.

"Alhamdulillah,"jawab Samudra ringan.

"Gue gatau Tam, Rain emang seampuh itu buat gue,"sambung Samudra lalu menenteng tas nya di pundak kiri.

"Liat tawa dia senyum dia bahkan tatapan bangga dia buat gue, gue ngerasa cowok paling keren di dunia."Mendengar ucapan berlebihan Samudra membuat Tama terkekeh geli.

"Bucin,"ejek Tama.

"Rain udah sampai di tempat nya?"tanya Samudra berganti topik, Tama mengangguk sebagai jawaban.

"Udah."

Setelah tadi Rain bersama Samudra di tribun menjadi pusat perhatian tak lama kemudian Rain pamit untuk pergi kembali ke acara dance mereka karena sudah di telefon Gisel untuk segera kembali.

Maka mau tak mau Samudra harus merelakan Rain, terdengar lebay memang tapi mau bagaimana lagi Samudra begitu merindukan gadis itu setelah lamanya mereka bertengkar saling menghindar.

Untuk tadi Samudra benar-benar sudah tidak bisa menahan perasaannya, ia fikir ia bisa melepaskan Rain ia bisa melupakan gadis itu nyatanya. Jauh sekali dari kata bisa.

Karena Samudra juga tidak mau berusaha untuk melupakan Rain yang Samudra pertanyaan sekarang, apakah Rain masih mencintainya?

"Sam ayo,"tegur Tama menyadarkan Samudra yang tiba-tiba melamun.

"Anak-anak udah nungguin di depan."sambungnya lagi lalu mereka pun berjalan beriringan keluar dengan langkah tegas serta wajah tampan yang membuat siswi-siswi SMA Garuda mencuri-curi pandang ke Samudra dan Tama.

Belum tau saja mereka bahwa Tama memiliki pawang yang barbar siap menembak orang yang menghadang nya tanpa rasa takut.

"Woi!"sapa Raka saat melihat kedua temannya.

"SALAM FUCEK!"sambung Raka lagi sambil tersenyum konyol.

"Apaan sih goblok,"heran Yogi tak mengerti melihat kelakuan Raka.

RAINSAM (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang