Chapter 12 : Regret.

1.4K 101 8
                                    

Hai, selamat malam semuanya, malam ini special aku kasih satu part lagi. Hihihi.

Aku sudah pernah berbicara soap Chapter 12 ini di Chapter 9. Semoga kalian mengerti maksudku, dan gak timbul masalah apapun.

Selamat membaca. Mohon komen dan vote nya ya teman-teman. Thank you.

Stay at home and stay safe everyone♥

**

Hari terakhir Fajar/Rian latihan intensif, juga hari terakhir latihan sebelum berangkat ke China besok malam.

Keduanya sudah mengakhiri latihan tambahan mereka. Waktu menunjukkan pukul lima sore. Rian melihat kearah ruangan Icha. Ruangannya masih terbuka, Rian tebak Icha masih didalam sana. Rian berjalan kearah ruangan itu. Benar saja, ada Icha disana sedang sibuk dengan laptopnya.

Sudah tiga hari ini Rian merasa jarak nya dengan Icha semakin terasa, padahal keduanya ada ditempat yang sama. Hanya perasaan Rian atau memang seperti itu kenyataannya?.

"Cha, belum pulang?." tanya Rian dari depan pintu. Dia tidak berani masuk. Keadaan Gor yang sudah sepi, bisa timbul fitnah kalau dia ada di satu ruangan hanya berdua dengan sang kekasih.

"Belum, Mas. Belum selesai." sahut Icha masih fokus dengan laptopnya. Icha sudah bisa menebak itu Rian dari suara khas laki-laki itu.

"Kamu sudah selesai?." tanya Icha.

"Sudah." Icha hanya membalas dengan anggukkan.

"Besok libur kan?." tanya Rian. Icha mengangguk dan kemudian menutup laptopnya, kerjaannya sudah selesai.

"Besok aku jemput dirumah ya? Jalan-jalan." ajak Rian.

"Duh, maaf banget, Mas. Gak bisa aku sudah janji dengan temenku." sahut Icha.

Tunggu, gimana bisa Icha nolak ajakan pacarnya demi 'teman'nya itu?

"Mau kemana memangnya?." tanya Rian.

"Jalan-jalan doang sih, soalnya dia pulang ke Jakarta, dan bakalan balik ke Semarang lusa nanti, jadi mau jalan-jalan bareng gitu." jelas Icha.

Rian hanya mengangguk. Dia bahkan tidak curiga, tidak menyanyakan siapa. Dia percaya dengan Icha.

"Lagian, nanti keciduk lambe kalau kita jalan berdua." sambung Icha.

Rian dan Icha tidak pernah jalan berdua, seperti ke mall, dan lain-lain, karena Icha menolak, dengan alasan tidak mau terciduk lambe lagi.

Rian hanya tersenyum. Rian yang sabar, Rian yang selalu mengerti perasaanya. Icha beruntung punya Rian, harusnya.

"Yasudah, hati-hati. Jangan capek-capek." tutur Rian.

"Dan, jangan lupa kabarin aku." sambung Rian.

Icha tersenyum, dia sudah ada didepan ruangannya sekarang bersama Rian. "Iya, tenang aja." sahut Icha.

"Bawa mobil?." tanya Rian.

"Iya. Kamu istirahat gih, pasti capek.''

Rian tersenyum lagi. "Yaudah, aku anter sampe mobil.".

Icha terkekeh. "Ayo."

**

Sabtu pagi ini, Icha sudah siap dengan outfit nya, sesuai janjinya, hari ini akan jalan-jalan dengan Raka. Icha menuruni tangga, ada Stephanie yang sedang ngumpul bersama keluarga kecilnya diruangan tengah sambil menonton tv.

"Mau kemana, Lo?." tanya Rafi.

Icha tersenyum. "Hem, pergi."

"Ya, kemana?."

Lucky (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang