10AM : Uwu

1.5K 128 25
                                    

Hai, maaf sediikit terlambat. Ada beberapa halangan yang terjadi, hehehe. Semoga part ini benar uwu seperti judulnya.

**

"Gue gak mau pokoknya sama Fajar, titik!"

Icha terkekeh mendengar penuturan Sasa. Begitu pun dengan Nadiya dan Nadira pun melakukan hal yang sama.

Mahasiswi Kedokteran UI Program Studi Ilmu kedokteran Forensik dan Medikolegal yang akan menyelesaikan studi spesialisnya di tahun depan itu berbicara dengan penuh emosi begitu mengingat Fajar lagi dan lagi ketangkap basah jalan bersama perempuan bernama Raina yang notabene mantan pacar Fajar.

"Jadi lo udah nolak Fajar?" Tanya Nadira

Sasa tidak menyahut. "Kalo lo gak mau, ya tolak Sa. Kenapa gak lo tolak-tolak?" Ledek Nadira.

"Masih bimbang..." Ledek Icha

"Harusnya dia sadar dong, kelakuan dia itu gimana. Dan kalo gue gak jawab-jawab artinya gue tolak dia. Ya, dia harus peka lah sama perasaan cewek." Jelas Sasa

Ketiganya tertawa lagi. "Sa, dia butuh kejelasan lagi kali. Ya lo bilang aja langsung sama dia, itu sih kalo lo emang beneran gak mau sama dia." Tutur Nadiya sembari memotong makanannya.

Mereka bertiga sedang ada disalah satu cafe di Jakarta. Sedang sama-sama makan siang.

"Gue bakal bilang nanti sama dia!"

"Lo beneran yakin mau nolak Fajar?" Tanya Icha

"Cha, dia belum pacaran aja udah gitu. Apalagi nanti pas pacaran? Hadeh, gak deh." Sahut Sasa.

"Siapa tahu dia gitu karena lo gantungin terus. Jadi, ya gitu, dia bosen juga lama-lama dan cari yang lain. Walaupun gue tahu Fajar itu cuma lewat sosmed, gue yakin dia gak macem-macem deh anaknya. Betul gak, Cha?" Tanya Nadira.

"Betul. Kita sama-sama tahu, Fajar itu kan tengil, ngeselin pokoknya gak ada bagus-bagusnya deh. Tapi, I believe kalo dia kalo udah cinta dan menjalin hubungan sama satu perempuan, akan tulus dan setia."

Sasa tertawa kecil, "dapet keyakinan darimana kalian?" Tanya Sasa

"Sa... Serius."

"Fajar itu usianya beda berapa tahun sih sama lo?" Tanya Nadiya.

"Dua tahun. Gue 97 dia 95."

Sasa memang lebih muda dua tahun dari Fajar. Seumuran dengan Icha yang juga sama-sama kelahiran 97.

"Berarti dia, dua puluh delapan tahun ya tahun ini? Gue pikir, he is mature enough to know that he is not young anymore. I mean, ini bukan saaatnya dia untuk main-main lagi. Ini krusial. Di usia dia yang segitu, ya pasti targetnya menikah. And i believe kalo dia gak akan main-main sama lo." Jelas Nadiya.

"Couldn't agree more!" Sahut Icha cepat.

"Dua-in!" Sahut Nadira

Ketiga nya terkekeh sedangkan Sasa memasang wajah malas. "Ya Fajar emang udah tua, tapi tingkahnya tuh kek bocah!" Sanggah Sasa

"Sa.... Come on... You have to open your eyes. Gue tahu, dihati lo pasti setuju juga sama kita."

**

Satu minggu kemudian.

"Mbak Icha ada diruangannya Mas Rian." Ujar salah satu pegawai butik Icha kepada Rian yang baru saja datang.

Icha memang setuju untuk mengambil alih dua butik mamanya yang ada di Jakarta.

"Lagi banyak kerjaan ya?"

Lucky (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang