Hai, gimana tadi sahur terakhirnya? Gak nyangka ya kalo hari ini adalah hari terakhir kita bertemu Ramadhan di tahun ini. Sedih banget gak, sih? HUHUHU.
By the way, everyone, keep doing the good things ya. Stay at home ya. Lebaran nya maaf-maafan secara virtual aja, jangan kemana-mana, oke? Lets stop the corona virus outbreak.
Anyway, minal aidin wal faidzin, mohon maf lahir dan batin ya. Maaf kalau aku punya salah kekalian semua selama kita saling mengenal, baik disengaja atau tidak. Dalam suasana lebaran ini, di hari yang fitrah (besok) semoga kita bisa memulai sesuatu yang baru yang lebih baik lagi.
Happy reading semuanyaaa!
------
Icha menangis tersedu-sedu sepanjang malam ini. Dia sudah mencoba menghubungi Rian, namun tak ada jawaban.
Icha merasa menyesal tidak jujur dari awal. Harusnya ia jujur, supaya tidak rumit seperti ini.
Icha mengingat-ingat kejadian tadi, saat dia jujur dengan Rian. Dengan respon Rian yang seperti itu, Icha tahu Rian kecewa.
Flashback On.
''Kamu yakin, kamu dan dia gak punya rahasia apa-apa sama aku?."
Icha hanya diam, kali ini tidak menatap Rian lagi, hanya menunduk.
"Kamu yakin?." tanya Rian lagi.
Icha masih diam.
"Kalau gitu, aku tanya lagi, Kamu sudah ngapain aja sama Raka?." Icha mendoangakkan kepalanya menatap Rian setelah pertanyaan itu terlontar dari mulut Rian.
Tatapan mengintimidasi Rian membuat Icha kembali menunduk. "Ma-maksud pertanyaan kamu apa?"
"Jawab aja, gak ada rahasia, kan?."
"Mas, kamu-----"
"Aku cuma perlu jawaban, Cha. Bukan pertanyaan baru.'' potong Rian.
Icha kembali menundukkan kepalanya. Bingung harus memulai darimana untuk menjawab pertanyaan Rian. Hanya air mata yang bisa turun saat ini.
"Jawab." desak Rian.
Air matanya malah jatuh lebih deras. "Apa perlu aku tanya Raka langsung?." Tanya Rian.
Icha menggeleng sembari menatap Rian kali ini. "Maaf, Mas." ujar Icha dengan nada bergetar.
Rian masih menatap Icha, menunggu kelanjutannya. "Raka sama Icha-----pernah," Icha menjeda ucapannya.
"Pernah apa?." desak Rian dengan nafas yang tak karuan.
"Ciuman..." lirih Icha.
Rian benar-benar membuang nafas kasarnya, kali ini sudah tidak menatap Icha lagi.
"Icha minta maaf." ujar Icha, nadanya masih bergetar.
"Apa? Dimana?"
Dengan ragu Icha menjawab, "Bibir."
"Kapan?" tanya Rian.
Icha menyahut samhil menunduk, "Waktu Raka balik lagi. Waktu dia kerumahku."
Pikiran Icha kembali melayang pada saat itu. Dirumahnya, pada saat Mike tertidur disalah satu sofa rumahnya usai memakan pizza yang dibawa Raka, Icha dan Raka melakukan itu.
Icha tidak menolak saat Raka memulai. Namun, memang hanya itu. Tidak lebih.
"Kamu berkhianat dengan Raka dibelakangku, aku masih bisa berpikir positif dan menganggap itu bukan hal yang perlu aku jadiin alasan untuk kehilangan kamu. Tapi untuk hal ini.... Aku bahkan ragu untuk yakinin hati aku untuk selalu ada alasan baik untuk aku pertahanin kamu." ujar Rian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky (Rian Ardianto)
Fiksi PenggemarBasically, cerita tentang betapa keduanya merasa beruntung bisa dipersatukan dalam kisah cinta penuh lika-liku. Main cast : Rian Ardianto Wednesday, January 29th, 2020.