8AM : Healing

1.7K 127 22
                                        

"Aku rasa, Icha butuh teman, Ma. Icha butuh teman untuk meminimalisir kesendiriannya. Kalau Icha sendiri, Icha akan keinget sama lukanya."

"Terus gimana, Yan?"

"Boleh gak kalau Rian minta Mama, Papa dan Kak Step, Bang Rafi tinggal sementara waktu dirumah Rian, mungkin satu minggu. Setidaknya mungkin itu cukup bantu Icha untuk lupa sama lukanya."

"Memangnya gak apa-apa? Kamu gak keberatan?"

Rian tersenyum. "Gak, Ma. Rian seneng malah."

"Nanti mama kabarin lagi ya, Yan? Mama tanya kakak-kakakmu dulu."

"Iya, Ma. Terima kasih."

"Sama-sama. Yan, makasih ya sudah mau mengusahakan yang terbaik untuk Icha."

''Icha kan istri Rian, Ma."

Mama Icha terdengar terkekeh. "Yasudah, kalau gitu."

"Makasih ya ma. Rian tutup ya telponnya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Sambungan telepon terputus. Rian masuk kekamarnya, menemui istrinya yang sedang menonton tv disana. Tidak, perempuan itu tidak sedang menonton tv, tapi sedang melamun, namun matanya menatap kearah tv yang tertempel didinding.

"Kamu mau jalan-jalan gak?" pertanyaan Rian membuat Icha sadar dari lamunannya. Rian terduduk disamping Icha

"Apa, Mas?"

"Ngelamun?"

Icha tersenyum kikuk. "Kamu tadi ngomong apa?"

"Kamu mau jalan-jalan gak hari ini? Mumpung aku libur."

"Jalan-jalan kemana?"

"Ya, kamu mau kemana?" tanya Rian.

Icha bingung. "Aku? Gak tahu."

"Ke--------toko buku, yuk?" ajak Rian.

Icha terkekeh. "Buku dirumah kita aja banyak. Kenapa harus ketoko buku?"

Perempuan ini biasanya paling antusias kalau diajak ketoko buku. Sekarang, tidak lagi.

"Ya gak apa-apa, nambah koleksi buku kita, kan?"

"Nanti aja ya, Mas. Icha lagi gak pengen."

Rian menghela nafas pelan. "Kamu gak bosan dirumah terus?"

Icha hanya menatap Rian. "Mas, gimana kalau kita kepanti asuhan?"

Rian menatap Icha bingung. "Ngapain?"

"Lihat suasana dipanti asuhan. Bagi-bagi kebahagiaan disana."

Rian diam sejenak.

"Semanjak aku kehilangan anakku, aku gak ngurus Komalta. Aku udah lama gak bagi kebahagian berarti. Aku kangen, siapa tahu ini bisa nyembuhin lukaku, kan?"

"Jam berapa sekarang?" tanya Rian.

"Jam sepuluh pagi."

"Yuk. Kita bawa apa kesana?"

Icha tersenyum lebar. "Ayo kita belanja dulu."

"Bentar dulu, Yang. Panti asuhan dimana?"

"Panti asuhan tempat Komalta suka kasih kebahagian disana. Aku tahu. Aku juga sudah kenal beberapa dari mereka."

"Yuk!"

Icha memeluk Rian erat. "Mas, makasih!"

"Loh, kenapa?"

Lucky (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang