28AM : Lembaran Terakhir?

2.1K 148 118
                                    

Hallo, aku tahu kalia lagi potek kan, gara-gara konten tiktok "seseorang"? WKWKKWKW sabar ya manteman. Kita bisa lewati ini bareng-bareng, jiahhhh😁😁.

Karena aku sangat mengerti perasaan kalian, makanya aku kasih up next part. Kalian tahu kenapa? HAHAHAHHA Jelas untuk nge-double-in sakit hati kalian WKWKWKWK gakdeng boong woy. Untuk menghibur maksudnya, jan suudzon loh ya.

Selamat membaca, mari tumpahkan segala macam sakit hati di kolom komentar!

**

Dua hari kemudian.

Icha mengantar Rian ke Bandara untuk pulang ke Jakarta. Mamanya sudah pulang dari rumah sakit sejak kemarin, namun Icha masih mau disini, katanya mama Rian belum sembuh total.

"Sampe sini aja. Gak usah masuk." Ujar Rian begitu memarkirkan mobilnya.

Icha mengangguk. "Mas pulang dulu, ya?" Pamit Rian.

Icha mengangguk. "Aal, kabarin mas ya? Apapun keputusanmu." Tambah Rian.

"Titip mama, ya?" Tambahnya lagi.

Icha mengangguk. "Mas boleh peluk kamu?"

Icha mengangguk. Rian menarik Icha kedalam pelukannya. Mereka masih didalam mobil. "Maaf. Maaf lagi." Ujar Rian.

Icha menahan air matanya. Tapi ternyata, tetap tumpah. Icha membalas pelukan Rian. Keduanya terlihat emosional. Tangis Icha bahkan pecah.

Rian melepaskan pelukannya. Laki-laki itu menghapus air mata Icha. "Jangan nangis. Sudah cukup kemarin-kemarin mas buat kamu nangis. Sekarang, kamu harus bahagia." Tutur Rian.

Rian menggenggam tangan Icha, mencium punggung tangan perempuan itu berkali-kali. Tangis Icha malah semakin pecah. Keputusan Icha yang belum ada, tapi keduanya sudah sama-sama ikhlas kalau memang harus berakhir.

Rian mencium setiap inci wajah Icha sekilas. Tak lupa, dia juga mencium sekilas bibir Icha. "Boleh mas minta satu hal?" Tanya Rian

"Apa?"

"Hapus bekas Sharina, Aal. Itu gak seharusnya ada." Pinta Rian. "Itu dosa besar yang udah mas lakuin." Sambung Rian.

Tanpa babibu, Icha menghapus bekas Sharina dibibir Rian. Icha terihat menggebu-gebu seolah dia benar-benar ingin menghapus bekas Sharina. Dia tidak rela ada bekas Sharina disesuatu yang harusnya hanya menjadi miliknya.

Icha terlihat emosional sembari melepaskan ciumannya. "Maaf untuk itu." Ujar Rian

Icha mengangguk, Rian menatapnya dalam.

"Aku gak pernah ngebayain kalau kita akan kaya gini."

Icha tertunduk. "Aku memang selalu berharap untuk bisa balik lagi sama kamu. Hidup sama kamu lagi, lanjutin pernikahan kita. Kalau memang kesempatan itu ada, mas akan dengan senang hati datang untuk jemput kamu pulang ke Jakarta,"

"Tapi, Aal, kalau kesempatan itu sudah habis. Sudah gak bersisa lagi untuk aku, Mas juga akan terima itu dengan lapang dada. Asal kamu bahagia. Kamu berhak lanjutin hidup kamu biar lebih bahagia. Mas akan tetap datang ke Surabaya, walau keputusan itu akhirnya kamu putuskan. Dengan urusan yang beda, pastinya." Sambung Rian

Lucky (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang