14 AM : (Masih di) Paris ---- REVISI

1.3K 128 16
                                    

Hi, mau ngasih tahu kalau aku akan buat cerita baru. Bisa check work ku, add to your library dulu ya. I'll publish the first chapter soon.

**

"Selamat ulang tahun, Aallysa...."

Icha terkekeh begitu menyadari suaminya membaca sepotong kue kecil untuknya. Perempuan itu tadi sempat tertidur saking capeknya keliling kota Paris.

"Makasihhhhhh...." Perempuan itu bangkit duduk diatas kasur.

"Tiup lilinnya dulu, sayang."

Icha meniup lilin itu dalam hitungan ketiga. Setelah itu memeluk erat suaminya itu.

Rian mengecup puncak kepala sang istri. "Selamat ulang tahun. Apapun doamu, semoga tercapai. Bahagia terus ya, Cha? Mas sayang kamu. Sayang banget." Tutur Rian masih memeluk Icha.

"Aamiin. Terima kasih, mas. Icha juga sayang banget sama mas."

Rian melepaskan pelukannya, meletakkan kue yang dipegangnya dinakas samping ranjang mereka. Laki-laki duduk menyila dihadapan sang istri. Tangannya menggenggam kedua tangan sang istri.

"Sudah dua puluh enam tahun,ya? Sudah lima tahun mas sama kamu. Semoga, selamanya kita sama-sama."

Icha tersenyum kecil. "Aamiin. Ulang tahun pertamaku sama suami. Dirayain di kota romantis pula. Icha bahagia banget, mas."

"Mas ada kado buat kamu."

"Apalagi? Udah, mas. Aku gak butuh kado."

Rian bangkit mengambil sesuatu dilaci nakas. Lalu duduk kembali dihadapan istrinya itu.

"Kamu bilang, kamu mau buka restoran kan? Mas sudah buatkan buat kamu. Pulang dari sini, kita langsung grand opening. Masih di tempat yang gak terlalu besar, tapi mas yakin kamu bisa buat itu jadi restoran besar nantinya." Rian menyerahkan undangan grand opening restoran yang ia maksud.

Icha memasang wajah kagetnya. "Mas....."

"Sudah. Gak usah dibahas, Cha. Bismillah, ya?"

"Mas gak gini. Maksudku, aku mau buka itu modalku sendiri."

Rian tersenyum kecil. "Ini kado ku untuk kamu, Cha."

"Nanti, begitu restoran itu buka, aku janji akan ganti uang modalmu."

Rian menggeleng kecil. "Ini kado. Untuk kamu"

"Gak mau. Kamu udah terlalu banyak keluarin uang untuk aku, mas."

"Kamu itu istriku, wajar."

"Tapi gak harus kaya gini." Protes Icha.

"Aku cari uang itu untuk kamu. Aku hidup sekarang pun, ya untuk kamu. Jadi, wajar kalau aku kasih semuanya untuk kamu."

Icha menatap Rian tak enak. "Icha akan tetap ganti!"

Rian terkekeh dan memeluk istrinya itu.

"Makasih, ya? Icha janji, Icha akan ganti."

Rian tidak menjawab. Laki-laki itu malah menciumi puncak kepala sang istri berkali-kali.

"Habis berapa?"

"Lima juta."

"Ih, mana mungkin!  Kamu pikir buka warteg?!" Protes Icha

Rian terkekeh sambil melepaskan pelukannya.

"Berapa?" Tanya Icha lagi.

"Selamat ulang tahun sekali lagi ya, Cha." Rian mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.

Lucky (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang