18 AM : Couples

1K 119 2
                                    

Hai, hari ini aku juga publish cerita baru. Cast nya Rian juga. Silahkan dibaca!

**

Begitu sampai di indonesia tadi, Rian langsung pulang kerumah. Dia bahkan tidak mengabari istrinya kalau ia akan pulang hari ini, malah sudah sampai. Dia memilih memesan taksi untuk pulang.

Sesampai dirumah, laki-laki itu langsung menuju kamarnya. Begitu sampai dikamar, ia melihat istrinya yang terduduk disofa dengan tubuh bersandar disandaran kursi. Matanya terpejam, namun Rian masih bisa tahu bahwa wajah tenang itu menyiratkan rasa lelah.

Dia tahu, urusan butik yang kebakaran menyita banyak waktu, tenaga dan juga uang sang istri. Belum lagi, masalahnya dan Icha. Jelas perempuan itu punya double preassure tersendiri.

Laki-laki itu sedikit menunduk untuk mencium kening sang istri sejenak, kemudian berdiri tegap lagi. Istrinya sepertinya terusik.

"Mas Rian?" Kagetnya hingga kedua matanya terbuka lebar. Rian hanya menatapnya datar.

Perempuan itu berdiri dihadapan Rian sekarang. "Kenapa gak kabarin kalau mas pulang hari ini?" Tanya Icha menatap suaminya

Jelas terlihat matanya berbeda. Ada sebuah perasaan aneh disana. Rian hanya langsung menarik istrinya kedalam pelukannya.

"Mas......"

"Capek?" Rian bersuara kali ini.

Icha tidak menjawab, dia hanya memeluk erat suaminya yang sudah sepuluh hari lebih tidak seperti suaminya.

"Maaf, ya?" Ujar Rian

"Maaf Mas marah-marah gak jelas sama kamu. Maaf mas gak ada waktu kamu butuh. Maaf mas malah ninggalin kamu dimasa sulit kamu." Sambung Rian

Icha menggeleng. Rian melepaskan pelukannya, menatap istrinya yang ada dihadapannya sekarang.

"Aku harusnya gak perlu marah dengan kamu soal masa lalu kamu. Aku tahu, gak mudah untuk kamu cerita soal itu. Semua butuh kesiapan. Harusnya aku bisa maklumi itu semua. Harusnya aku bantu kamu merasa tenang setelah cerita itu. Bukan malah menghakimi kamu karena kamu gak berani cerita." Tutur Rian.

Icha menatap Rian dalam. "Maaf ya, Aal. Sampe sekarang pun, mas gak bisa cukup dewasa untuk paham perasaan kamu."

"Mas......."

"Perlu aku antar kamu ke Psikolog untuk buat kamu lebih baik?" Tanya Rian

Icha menggeleng. "Gak usah, mas. Icha akan usaha untuk lupain itu sendiri."

Rian tersenyum kecil. "Gak sendiri, Aallysa, kamu punya aku."

Icha langsung menabrakkan tubuhnya ke tubuh Rian. Memeluk laki-laki itu erat dan mendapatkan hal yang sama.

"Gimana soal butik? Aku dengar sengaja dibakar, bener? Siapa pelakunya?"

"Masih diselidiki, mas. Tapi polisi nemuin dirigen berbau bensin di belakang butik. Makanya polisi menduga sengaja dibakar." Sahut Icha masih didalam pelukan Rian.

"Semua nya akan baik-baik aja, Aallysa."

Icha melepaskan pelukannya. "Kamu kelihatan capek." Rian mengusap kecil kening Icha.

Icha tersenyum kecil. "Gak tidur?"

"Tidur."

"Tapi cuma sebentar dan gak nyenyak?" Tanya Rian

Icha tersenyum kecil. "Aku lebih kepikiran kamu."

"Kenapa? Aku baik-baik aja."

Icha memudarkan senyumnya. "Takut kamu bakal terus marah sama aku." Ujar Icha dengan suara rendah

Lucky (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang