31 AM : A New Chapter

1.7K 139 34
                                    

Hi, welcome back!

**

"Tidur, Aal. Kenapa belom tidur?" Tanya Rian saat ia terbangun. Waktu menunjukkan pukul dua belas malam. Istrinya masih menatap langit-langit kamar sambil merenung. Kafi sudah tertidur di box bayinya.

Icha menoleh kearah Rian, hanya tersenyum kecil.

"Kenapa?" Tanya Rian.

"Enggak. Enggak ada apa-apa."

"Terus kenapa gak tidur?" Tanya Rian.

"Gak bisa tidur aja."

Rian memiringkan tubuhnya menghadap Icha. "Badannya capek? Mau aku pijetin?"

"Enggak, kok."

"Terus?"

Icha memiringkan tubuhnya menghadap Rian. Menatap suaminya itu. "Kenapa?" Tanya Rian

"Enggak. Enggak ada apa-apa. Icha mau tidur sambil dipeluk Mas Rian aja, boleh?"

Rian terkekeh, laki-laki itu langsung sedikit menarik tubuh Icha untuk mendekat dan masuk kedalam pelukannya. "Kapanpun, boleh." Sahut Rian

Icha terkekeh didalam pelukan Rian, dia membalas pelukan Rian. "Maaf ya?" Ujar Icha

"Untuk?"

Icha hanya tersenyum kecil. "Aallysa, untuk apa? Kamu gak salah apa-apa." Ujar Rian.

Icha mengangguk kecil. Rian mengecup singkat dahi Icha. "Yasudah, ayo tidur."

Icha mengangguk kemudian memejamkan matanya.

**


"Ganteng ya anak lo Jom." Ujar Fajar. Ia datang dengan Vanesha sore ini kerumah Icha dan Rian.

Rian hanya terkekeh, "Anak gue nanti pasti jauh lebih ganteng dari anak lo sih, secara gue kan ganteng nya pake banget." Ujar Fajar

Icha terkikik geli. Pede sekali laki-laki itu.

"Pede amat lo. Jijay!" Protes Sasa.

"Faktanya gitu, yang." Sahut Fajar.

Ketiganya hanya bergidik. Susah berhadapan dengan manusia super pede macem Fajar. Diemin aja udah senjatanya mah.

"Namanya siapa, Cha?" Tanya Sasa

"Kafi Basira Ardianto, panggilannya Kafi."

"Kok kalian dadakan sih adopsi dia?" Tanya Sasa.

"Ya, gitu, deh." Jawab Icha.

"Ini udah selesai semua urusan sama Kemensos?"

"Belum, Sa. Lagi proses, sih." Sahut Rian.

"Itu lama gak sih prosesnya?" Tanya Fajar

"Paling cepet tiga mingguan." Sahut Rian.

"Rian Ardianto garis keras belum tahu, nih?" Ledek Sasa

Rian dan Icha terkekeh. "Belum. Rencananya sih, nanti kalau udah resmi baru deh gue posting soal Kafi." Sahut Icha

"Ya, gue tahu sih, pasti respon mereka beragam. Gue cuma minta lo harus bisa sabar dan gak usah dengerin mereka."

"Iya, Sa. Insya allah."

"Duh, gue gak sabar pengen punya anak!" Celetuk Fajar tiba-tiba.

"Gaya banget lo? Paling ntar pas punya anak ogah ngurus!" Sahut Sasa

"Ngurus atuh, yang. Tenang. Aa mah jago. Jago buatnya, jago juga ngurusnya. Eh?"

Sontak saja Rian dan Icha tertawa geli, begitu pun Fajar.

Lucky (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang