Chapter 38 : (Hidden) Pre-Wedding

1.7K 129 13
                                    

Shortest part, I guess. Sorry!!!! Hehehe

**

Rian hanya sibuk memperhatikan Icha yang dari tadi sibuk menjelaskan konsep pernikahan yang menjadi tambahan ide dari perempuan itu. Takjub, bisa-bisa perempuan ini punya ide seperti itu untuk konsep pernikahan mereka.

"Mas Rian, ada tambahan?" tanya Icha membuyarkan lamunan Rian.

Rian hanya menggeleng pelan. "Untuk saat ini, belum ada." sahutnya.

"Saya senang punya banyak tambahan ide dari kalian. Jadi, saya gak canggung atau kaku dan takut kalau kalian gak suka konsep saya. Terima kasih sudah mau bekerja sama dengan baik dengan kami." ujar salah satu perwakilan dari WO pilihan mereka.

"Terima kasih banyak juga mbak, sudah mau memenuhi request kami yang banyak. Maaf kalau ngerepotin ya?"

"Ah, gak sama sekali."

Selepas meeting soal pernikahan, mereka memilih untuk membuka obrolan-obrolan kecil diluar konsep pernikahan. Cukup lama.

Pukul tiga sore, akhirnya keduanya pamit duluan.

"Lusa nanti kalian sudah pre-wed ya?"

"Iya, mbak. Besok berangkat ke Jogja."

"Berdua atau sama keluarga?"

"Berdua. Tapi ada team photography nya lagu, kok." sahut Rian.

"Hati-hati ya, semoga lancar."

"Iya, Mbak. Terima kasih. Duluan ya."

Keduanya pun berjalan pergi dari restoran ini.

Rian melajukan mobil Icha menuju Pelatnas Cipayung. Tadi, Icha kan dijemput dirumah oleh Rian yang membawa mobil Icha (dari semalam), jadilah sekarang, dia ke Pelatnas dulu, setelah itu baru pulang (sendiri) kerumahnya.

"Mas, nanti setelah nikah aku boleh masih kerja?" tanya Icha ditengah keheningan mereka.

Rian menoleh sejenak kearah Icha, namun kemudian mengalihkan lagi wajahnya kejalanan depan. "Sebenarnya, aku pengen istriku punya 100% waktu untuk anak-anak. Kita tahu, kalau nantinya aku gak bisa kasih itu ke anak-anak. Aku akan sering pergi, dan aku mau ibunya yang menggantikan itu. Kalau nanti kamu masih mau kerja, artinya kita berdua sama-sama gak bisa kasih waktu kita untuk anak-anak. Tapi, aku juga gak bisa memaksa kamu untuk berhenti dari duniamu. Selama kamu masih tetap bisa menjalakan tugasmu sebagai istri dan ibu dengan baik sambil kerja, gak apa-apa." sahut Rian.

"Icha mau kok Mas kasih semua waktu Icha untuk anak-anak dan kamu nantinya, kasih 100% waktuku untuk menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, tapi Icha butuh proses, Mas. Gak bisa langsung. Gak apa-apa kalau mungkin butuh waktu untuk ngelakuin itu?"

Rian tersenyum kecil. "Ya gak apa-apa, Cha. Seperti yang aku bilang tadi, selama tugasmu kamu lakuin dengan baik."

**

Rian dan Icha berangkat ke Jogja pagi ini bersana team photography mereka.  Mereka memilih menggunakan kereta, atas rekomendasi dari Icha.

Kereta sudah berjalan. Perjalanan cukup panjang ini akhirnya dimulai. Icha tersenyum kecil sembari memandang kearah jendela.

"Mas Rian, fotoin Icha tolong." ujar Icha.

Rian memotret sang kekasih beberapa kali.

"Makasih, Mas." ujar Icha.

Rian hanya merespon dengan anggukkan. Apakah perempuan memang tidak bisa lepas dari kamera dan berfoto? Pikirnya.

Lucky (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang