Hi, Selamat menikmati😍
**
Rian mengusap kasar wajahnya, bingung dan capek memikirkan masalah rumah tangganya. Rian menoleh ke arah Icha yang tertidur disebelahnya, namun memunggunginya. Perempuan itu sudah tidur.
Rian bangkit duduk, tangannya terulur untuk mengelus lembut puncak kepala Icha.
Rasa bersalah Rian sangat dalam. Mata laki-laki itu berkaca-kaca mengingat apa yang terjadi diantara mereka. Harusnya, dia percaya istrinya.
Rian mencium puncak kepala Icha dengan tulus. Itu terjadi cukup lama.
Kalau saja Icha tahu, Rian tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri kalau Icha benar-benar pergi.
Rian melepaskan kecupannya, dia takut mengganggu Icha. Laki-laki itu berpindah duduk bersandar di sandaran ranjang.
Satu tetes air matanya jatuh, begitu sakit membayangkan hidupnya tanpa Icha kalau Icha benar-benar menggugatnya.
Rian datang kesini, dengan keadaan agak kacau. Tubuhnya terasa tidak sehat, tapi ia paksakan ke sini. Demi Icha. Demi membawa Icha kembali. Rian mengusap wajahnya lagi dengan kasar.
Tangannya terulur lagi mengelus lembut puncak kepala Icha. Dia mencintai Icha. Sangat. Dia menatap istrinya yang tengah tertidur, walau wajahnya tak terlihat dari posisinya, Rian yakin, wajah perempuan itu tetap cantik seperti hari-hari sebelumnya. Sepertinya malam ini Rian tidak akan tidur, dia hanya akan terjaga, memperhatikan setiap pergerakan kecil Icha ketika tidur.
Sementara Icha, sejak kecupan pertama Rian dikeningnya malam ini, dia sudah terbangun. Namun, pura-pura tidur.
Icha tahu, Rian juga sedang kacau, sama sepertinya, tapi-------ah, biarkan mereka menikmati kekacauan mereka sendiri-sendiri.
Matanya terbuka, tanpa sepengetahuan Rian. Jelas tak terlihat karena ia memunggungi laki-laki itu. Elusan di puncak kepalanya terus terasa. Icha tahu laki-laki itu tidak tidur, bahkan sampai waktu menunjukkan menjelang subuh. Begitu pun dengannya, tak juga tidur. Dia menikmati kacaunya pikirannya malam ini.
Adzan subuh berkumandang, elusan dikepalanya itu hilang. Icha pikir, Rian mungkin tertidur. Icha berbalik menatap suaminya itu. Ternyata, matanya masih terbuka, tubuhnya bersandar di sandaran ranjang. Begitu Icha menoleh, laki-laki itu tersenyum kecil.
Icha hanya menatap laki-laki itu sesaat, lalu bangkit duduk. "Icha atau kamu dulu yang ke kamar mandi?" Tanya Icha.
"Kamu dulu aja."
Icha mengangguk, lalu bangkit berdiri.
Begitu ia keluar dari kamar mandi, Rian masih diposisi yang sama, laki-laki itu menatapnya datar.
Setelah itu masuk kekamar mandi untuk mandi dan ambil air wudhu. Setelah itu mereka sholat berjamaah.
Setelah sholat subuh, Icha tetap mencium punggung tangan Rian. Rian memberikan kecupan singkat di kening perempuan itu, setelah itu tersenyum kecil. Icha hanya menatapnya datar.
Setelah itu mereka berganti pakaian. Rian duduk bersandar lagi disandaran ranjang. Icha hanya meliriknya sejenak. Dia ingin bertanya, tapi--------canggung. Dia merasa suaminya benar-benar sedang kacau, sejak Ia bilang bahwa ia ingin bercerai karena ingin bahagia.
**
"Rian mana?" Tanya Stephanie.
"Dikamar." Sahut Icha.
Waktu menunjukkan pukul dua belas siang, Rian tak juga keluar kamar. Icha juga heran.
"Tidur?" Tanya Stephanie. Icha mengedikkan bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky (Rian Ardianto)
FanfictionBasically, cerita tentang betapa keduanya merasa beruntung bisa dipersatukan dalam kisah cinta penuh lika-liku. Main cast : Rian Ardianto Wednesday, January 29th, 2020.