Chapter 33 : Lets talk about it.

1.7K 119 13
                                    

Hai♥♥♥♥

Happy reading

**

"Kita pamit pulang ya, Cha? Lo cepet sembuh, cepet kerja lagi, oke?"

Icha melemparkan senyum manisnya. "Hati-hati ya, Mbak. Thanks udah jenguk."

"Dadah, Cha."

"Jom, kita tunggu diluar, ya?" Mbak Naf berbicara sembari berjalan keluar bersama Mbak Wid. Rian mengangguk mengiyakan.

Rian mendekati Icha. Laki-laki itu berdiri disisi ranjang. "Cepet sembuh ya, Cha. Aku----em, gue pulang dulu." ujar Rian kikuk.

"Terima kasih udah jenguk, Mas. Hati-hati." balas Icha dengan senyum manisnya.

Rian mengangguk kecil. ''Soal semalam----sorry." ujar Rian.

Rian sadar, dia ikut bersalah dikejadian ini, makanya semarah apapun dia, dia tetap minta maaf.

"Gak pa------"

"Kalo Icha gak larang gue, gue udah bakal nonjok lo habis-habisan." ucapan Icha dipotong oleh Wisnu.

"Wisnuu."

Rian tersenyum kaku. "Lo punya otak gak, sih? Cewe lo lo biarin pulang sendiri malem-malem. Ini Jakarta, bro!"

"Wisnu, gue sama Rian kan udah putus." ujar Icha.

Rian semakin meringis mendengar ucapan Icha. "Oh iya, ya. Kalau gitu, gak ada yang halangin gue untuk dapatin Icha sekarang." tegas Wisnu.

Rian menatap Wisnu dan Icha bergantian. "Bukan gue lagi halangannya, tapi Dhio, calon suaminya." tutur Rian.

Wisnu terkekeh. "Gue calon suaminya, bukan Dhio!" tatapan super tajam Wisnu berikan pada Rian. Begitu pun sebaliknya.

"Wisnu, bisa tolong biarin gue sama Rian ngomong berdua?" pinta Icha.

"Cha...."

"Mas, bisa, kan?"

"Mbak Naf sama Mbak Wid sudah nunggu diluar. Gak enak. Lain waktu aja. Permisi."

Laki-laki berjalan meninggalkan ruangan rawat Icha. Icha menghela nafas kecewa.

''Liat, dia bahkan-----"

"Nu!" potong Icha.

**

"Lo beneran lagi ada masalah ya sama Icha?'' tanya Mbak Wid disela perjalanan pulang mereka.

Rian tidak menyahut. "Fix iya, sih. Kalo enggak, kenapa lo diem aja cewe lo dimodusin?" tanya Mbak Naf.

Rian tidak ingin bicara apa-apa. Tidak ingin cerita soal masalah hubungan mereka yang pelik. Biarkan saja orang bertanya-tanya.

"Jom, cewe kaya Icha itu langka, bego kalo lo tinggalin alias lepasin." peringat Mbak Wid.

Rian masih diam. "Gue gak tahu masalah kalian apa, yang pasti dalam sebuah masalah, lo sama Icha harus sama-sama bisa berpikir lebih jernih dan gak cepet mikirin sebuah perpisahan."

Rian melirik Mbak Wid sejenak. "Kalian juga udah sama-sama dewasa, gue pikir kalian pasti bisa saling minggirin ego dan gak nyerah buat pertahanin semuanya." sambung Mbak Wid.

"Betul. Lo sama Icha itu udah cocok banget. Sayang kalau sampe berantem terus putus." ujar Mbak Naf.

"Tapi kan, yang kelihatan cocok belum tentu bener-bener cocok Mbak.'' sahut Rian yang akhirnya bersuara.

Lucky (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang