1.Everything For Ex
Gadis mungil termenung dibantu tangan yang dijadikan sebagai penopang dagunya. Menatap lirih pada pintu cafe yang nampak tertutup rapat.Melirik iseng pada laki-laki tampan disebelah kanannya. Kembali menerbitkan senyumnya lalu beralih mengganti posisi duduknya. Melipat kedua tangannya pada meja lalu merebahkan kepalanya disana, posisinya sengaja ia miringkan agar lebih leluasa menatap dewa yunani itu.
"Ali, ngapain sih ngajak kesini kalau kamu malah sibuk main handphone?" gerutunya pelan. Memang senang dan bahagia bisa menatap Ali lama-lama namun suasana yang sepi tanpa obrolan sangat tidak menunjukan bahwa keduanya adalah pasangan.
"Aku lagi pcan sama Indah, asik juga dia." tanpa menolehkan wajahnya, Ali menjawab dengan kekehan gelinya.
"Emang gitu, kalau udah jadi mantan so asik." celetuk gadis mungil itu.
Barulah Ali menoleh menatap menyebalkan pada gadis yang sialnya adalah kekasihnya. "Kenapa kamu sewot gitu?" Ali berdehem, merasa canggung oleh kalimat aku dan kamu yang ia pakai.
"Kita itu mau makan Ali, bukan mau pcan sama mantan kamu."
"Kan ini makan, Prilly? Sambil nunggu makan apa salahnya berkabar dengan mantan?" gadis yang ternyata Prilly-pun menghela nafas kasar.
Sudah 1 minggu Prilly dan Ali menjalin hubungan, namun sikap Ali sama saja. Dikata cuek? Tidak, karena Ali memang selalu menyempatkan waktu untuk bersama Prilly, namun tak jarang pula waktu berduanya habis oleh mantan Ali yang menurut Prilly, menyebalkan.
"Iya deh." Prilly hanya bisa pasrah, jika terlalu posesif mungkin Ali akan memutuskannya?. Sayang mantan, sayang mantannnn. Batin Prilly merengut.
"Permisi, pesanan anda?" Ali menaruh ponselnya lalu mengangguk dan segera ikut membantu menata makanan tersebut.
Suara dentingan sendok dengan piring menjadi irama paling menusuk dimeja nomer 10. Tak ada perbincangan, hanya ada senyum manis yang ditampilkan oleh Ali. Prilly ikut tersenyum, merasa bahwa dirinya lah pembuat senyum tersebut.
Namun suara seseorang membuat Prilly memudarkan senyumannya pelan. "Hai lama ya?" Prilly mengerutkan dahinya, menoleh pada Ali yang sudah siap menyambut gadis tersebut.
"Ga kok. Ayo duduk Ndah, mau makan apa?" Prilly mendengus melihat Ali yang berubah menjadi manis itu.
"Aku samain kaya kamu aja deh." ujarnya melirik sinis pada Prilly. "Em hai April!" Prilly memutar bola matanya malas.
So manis lu cacing.
"Hai." Ali tersenyum mendengar sapaan keduanya.
"Ngapain kamu nyuruh aku kesini?" pertanyaan yang terlontar dari Indah membuat Prilly mengerti sekarang. Senyuman Ali yang terbit karena menunggu sosok Indah bukan karena dirinya. Ck miris.
"Lah? Lo kan yang mau ngomong sama gue?" Indah mendengus kesal mendengar kata gue-lo dari Alexnya, ralat mantan Alexnya. Prilly tersenyum miring mendengarnya.
"Oh iya aku lupa Lex. Emm mamah nyuruh aku bawa kamu kerumah." Prilly nyaris tersedak mendengarnya sementara Ali malah tersenyum simpul.
Ali melirik kearah Prilly "Tapi gue harus nganter cewe gue dulu." pipi Prilly memanas detik itu juga, mendengar Ali berbicara seperti itu membuat seorang Prilly merasa spesial.
"Em mamah gue ada acara 1 jam lagi. Lagian kan rumah dia deket dari sini?" Prilly mebulatkan matanya menatap lirih kearah Ali seolah-olah berkata Masa kamu tega?. Tapi memang pada dasarnya Ali tak peka jadi memilih menganggukan kepalanya untuk Indah.
"Kamu gapapa pulang sendiri, Pril?" Prilly menahan nafas lalu tersenyum. Prilly bukan mengalah namun hanya menghormati keinginan kekasihnya? Daripada bertengkar dan berujung putus.
"Gapapa ko deket." Prilly beranjak meninggal 2 insan yang sedang tertawa renyah. Mood makannya seketika hilang, melihat mantan dari kekasihnya itu. "Ko ga habis?" Ali sedikit memekik.
"Kenyang!"
"Oke hati-hati ya."
------
Prilly menatap ponselnya malas, 8 pesan dan 5 panggilan suara ia abaikan begitu saja. Melihat status whatsapp Indah membuat mood Prilly menurun drastis.Hingga mau tak mau Prilly membuka room chatnya bersama Ali.
----------
Aliyyy
OnlinePrill
Prilly
Hei
Kamu marah? Masa gitu aja marah?
Aku kan cuma mau menghargai
mamahnya Indah ga lebih.Prill
Dulu aku sama mamahnya Indah
deket, dia tadi cuma mau bilang
kalau dia mau pergi keluar kota
dan minta aku buat jagain Indah.Aku menghargai dia banget Prill.
P
Iya gapapa. Aku ga marah.
Yaudah kamu istirahat aja ya.
Oke deh kalau ga marah. Bay!
----------
"Aku marah kamunya aja yang ga peka." gumam Prilly lirih. Menghargai orang tua memang harus, namun apa salah jika Prilly ingin dihargai juga sebagai kekasih?. Contohnya menawarkan ikut mungkin? Ah abaikan si tidak peka itu.
......
A/N: Emang si doi itu kadang ga peka:")... Eh jangan kabur dulu! Pencet bintang dan malam kamu akan ditemani bintang... Elahhh:vGw punya sulap anywey. Coba kalian tap 1 kali bintang dipojok bawah, warnanya akan berubah loh... Selamat mencoba:"). Wkwk

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Struggle [END]
RandomEnd! Mengandung sedikit kekerasan, Ada beberapa kata kotor di beberapa part, Konflik ringan dan tidak mengandung bawang bombai. "Aku berjuang untukmu!" "Dan aku pernah berjuang untukmu juga." "Kita adalah pejuang cinta diwaktu yang tidak sama." ...