OS - Thirty Seven

1K 115 11
                                    

37.Fiance?


Ali menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali, gadis dihadapannya berkacak pinggang menahan kekesalan.

"Liat! Tunangan gue digodain Mimi! Pacar lo!" Ali tersentak. Tunangan?.

Prilly menatap Ali tajam. "Bani tunangan gue! Lo malah nyuruh Mimi godain Bani."

"Maaf gue ga tau."

"Terserah!" Prilly berlalu meninggalkan Ali yang terlihat sedih. "Maaf Li." gumamnya, matanya sedikit mengkilat merasa bersalah, kakinya melangkah pelan.

Menyusut air matanya kasar, lalu kembali melangkah cepat.

"Minggir!" Prilly menepis lengan Mimi pelan "Jangan ganggu Bani!" setelahnya Prilly menarik Bani pergi dari sana.

Ali mematung ditempat, memegang dadanya sesak. "Yaallah Prilly jahat!".

Sebentar, bagaimana bisa Ali menjadi sosok alay seperti ini?.

"Alex! Jahat ya kamu. Ga ngakui aku dikantin!" mendengar suara itu, Ali menghela nafas dan memilih pergi tanpa berucap. Entah kenapa, niat yang pernah terlintas seperti tak diminati lagi oleh Ali.

"ALEX!"

"ALEX!"

"STOP! JANGAN GANGGU GUE!" Ali membalikan tubuhnya, menatap marah pada Indah. Lalu kembali berbalik meninggalkan Indah yang diam. Begitulah rasanya ketika Prilly dibentak.

Ali berjalan menuju perpustakaan dengan wajah yang sendu, semua orang sudah tahu jikalau hubungan Ali dan Prilly sudah berakhir, tapi mereka tak sampai berfikir bahwa efeknya pada Ali sebesar ini.

"Li!"

"Gue lagi pengen sendiri Bo!" Ali mengabaikan Rizky, memilih tetap berjalan dengan wajah memprihatinkannya.

"Li, jangan sedih-sedihlah." nampaknya kalimat itu tidak berpengaruh sama sekali untuk Ali. "Bales aja si April!"

"Jangan gila! Gue suka sama dia karena ngebales Indah!" Rizky menggangguk setuju. Ia bingung harus melakukan apa, saat Ali memutuskan hubungannya dengan Indah saja ia tak tahu. Lalu ketika Prilly mengutarakan perasaannya pada Ali, kalian pikir ia tahu? Mendengar saja terlambat. Gosip sudah menghilang barulah ia tahu. Ketua osis macam apa Rizky ini?.

"Tapi kayanya emang gue harus move on." gumam Ali kecil. Membuka sepatu hitamnya pelan, lalu menyimpannya dirak sepatu samping pintu perpustakaan. Berjalan kearah rak buku barisan pojok "Gue ga bisa gini mulu. Sakit hati liat Prilly ma Bani, apalagi Prilly bilang Bani tunangannya." menarik sebuah buku dengan sampul jingga yang mampu memikat perhatiannya.

"Masa sih tunangan?" Rizky bergumam kecil, tadinya ia akan langsung bertanya, namun Ali malah meninggalkannya. "Tunggu woi!" tidak menyusul Ali dulu, tapi Rizky melangkahkan kakinya kearah rak buku-buku pelajaran Biologi.

Rizky mendudukan bokongnya disebelah kiri Ali, laki-laki yang sudah sibuk dengan bukunya. "Lo denger dari siapa mereka tunangan? Umur mereka bahkan belum matang buat ke hubungan yang lebih serius." Rizky membuka sebuah kotak persegi panjang, berisikan kacamata anti radiasi. Menurut Rizky menggunakan kacamata ini lebih nyaman ketika membaca.

Ali mendengus, menutup sedikit buku yang berjudul Cara ngajak mantan balikan. "Dia sendiri yang bilang, didepan gue lagi!"

"Manas-manasin kan bisa jadi?"

"Ye, ngomong sama gue fokusnya ke buku. Khusyu banget kaya sholat, giliran sholat kaga khusyu." dengus Ali melanjutkan membacanya. "Btw Bo, gimana hubungan lo sama Syifa?"

Mendengar itu spontan mata Rizky beralih pada Ali. "Kenapa nanyain gitu?" tanyanya ketus. Rizky bahkan tidak ingat jika saat acara Angga ia banyak melamun hanya karena pengakuan Syifa.

Menggilir halaman selanjutnya Ali terkekeh sebentar. "Ayolah ga usah ketus gitu! Lo banyak ngelamun waktu itu."

"Gausah diingetin lagi, baca aja noh buku lo, biar niat balikannya berhasil!" Rizky tertawa kecil. Jika menjadi ketua osis mungkin dia cuek, namun jangan lupa bahwa Rizky juga manusia, bisa menertawakan sesuatu yang menurutnya lucu.

"Tawa lu ga lucu, garing kaya gigi kuda!"

"Lo tuh, kata mau move on tapi bacanya cara ngajak mantan balikan, aneh lo!"
-----
"Lo kenapa sih Prel? Ngebela Bani banget kayanya?" Syifa memperhatikan sahabatnya lekat, hingga Prilly bingung harus mengatakan apa.

Dengan menarik nafas akhirnya Prilly merasa tenang, melirik Bani yang nampak sibuk mengotak-ngatik ponselnya. "Gue dijodohin sama Bani!" mungkin maksud Prilly dijodohkan itu adalah didekatkan, namun bukan itu artinya bagi Syifa.

"Bagus! Biar lo ga mikirin si Alex!" ketus Syifa bersemangat.

Arkan mendekat pada kedua gadis tersebut "Ko bisa dijodohin sama Bani?" tanyanya dengan mimik penasaran.

Syifa melirik Arkan kecil "Tumben lo istirahat fulltime bareng kita. Biasanya ilang." gumam Syifa ketus, membuat Arkan mendengus malas menatap Syifa. "Ga boleh gitu?"

"Ga!"

"Karena katanya itu kemauan almarhumah bunda gue."

"Lo nerima?"

"Kenapa engga?"

Arkan mengangguk dalam diam. Apa gue harus ngasih tau Indah tentang masalah ini? Kira-kira dia bakal ngapain?. Batinnya sedikit termenung.

.....
A/N: Semoga bener ya kalen tunangan dan semoga lancar ya acaranya😇  mwehehe:v

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang