OS - Twenty Two

1.3K 145 31
                                    

22.Misunderstanding


Gadis mungil dengan mimik wajah sendu itu berjalan pelan kearah pojok kantin, meja yang biasanya penuh dengan anak-anak kelas 10 kini sedang kosong. Itu karena kelas 10 sedang ada acara diluar sekolah.

Prilly, gadis mungil itu menempelkan bokongnya kala sudah merasa sejajar dengan kursi kantin. Prilly hanya makan sendiri, sahabat-sahabatnya tidak bisa menemani. Bani yang absen, Syifa yang sedang rapat dan Arkan yang tidak tahu dimana keberadaannya, sebab itulah wajahnya sendu.

Mengaduk-ngaduk es teh manisnya hingga sebuah gerakan kursi yang bergoyang menandakan bahwa ada orang lain yang baru saja mendudukan bokongnya juga disana.

"Pril, lo kenapa ambil Alex dari gue?" Prilly menoleh mendapati gadis tinggi yang sebulan ini tak mengusiknya, aneh tapi bukankah harusnya Prilly bersyukur.

"Siapa yang ngambil Alex?" Prilly mengubah panggilannya menjadi Alex, ia benar-benar sedang tak ingin memanggilnya Ali.

Gadis tinggi yang sudah pasti Indah mendekat pada Prilly "Lo udah punya semua! rumah besar, temen lo orang kaya semua, hidup lo mewah. Ngapain morotin Alex?"

Prilly menatap Indah tajam "Gue ga merasa morotin Alex tuh." ujarnya begitu enteng.

"Orang tua lo ga pernah ngedidik lo ya? Kayanya lo ga punya sopan santun banget ngambil milik orang." setelah mengucapkan itu Indah tersenyum sinis menatap Prilly melalui ekor matanya.

Prilly nampak mengeram dalam diam, berusaha sabar dan mengabaikan apa yang gadis disebelah kanannya katakan. Rasanya meladeni adalah pilihan yang salah.

"Kayanya orang tua lo kurang ajar, jadi nurun sama anaknya. Buah kan jatuh ga jauh dari pohonnya."

Brak!

Pukulan keras meja itu membuat Indah sedikit tersentak "Gausah bawa-bawa orang tua gue! Gue rasa, lo yang ga punya sopan santun! Ngatain orang tua gue kurang ajar maksud lo apa?!"

"Nyantay aja kali, gue ga bakal ngomong gini kalo lo jauhin Alex."

Prilly mencondongkan tubuhnya mendekat pada wajah Indah "Lo masih punya kasih sayang orang tua! Kenapa lo harus minta Alex dari gue? Orang tua jauh lebih bisa ngasih kasih sayang ketimbang orang lain."

"Tapi bagi gue Alex bukan orang lain, dia calon imam gue."

Prilly tertawa kecil "Terserah apa kata lo! Kenapa sih lo? Sirik sama gue?" tanya Prilly setelah menghentikan tawanya.

Indah ikut tertawa "Iya, gue sirik."

Prilly menegakan tubuhnya "Harusnya yang sirik gue! Karena lo dapet apa yang gue mau"

Plak!

"Itu tamparan karena lo berani ngehina orang tua gue." bisik Prilly pelan lalu segera berbalik membelakangi Indah,

Namun tiba-tiba tubuh Prilly menegang kala melihat Ali menatapnya dengan sorot mata menajam, menatap sekeliling, Prilly baru sadar jikalau sedaritadi siswa-siswi menatapnya.

"Jadi bener? Kamu sirik sama Indah? Kamu jadiin aku pacar karena kamu sirik sama Indah? Padahal tadinya aku ga percaya sama omongannya Indah, tapi ternyata emang bener Prill?" Ali menyela dengan tatapan lirih mengarah pada Prilly. Sayang sekali, Ali hanya mendengar... Sirik gue! Karena lo dapet apa yang gue mau.

Prilly mendekat pada Ali, Indahpun melakukan hal yang sama "Indah bilang apa? Tapi aku ga sirik karena itu."

"Udah jelaskan? Dia cuma sirik sama aku, karena aku selalu dimanjain kamu pake uang kamu." sela Indah bergelayut manja dilengan Ali.

Prilly menatap Indah tajam sembari menggeleng "MAKSUD LO APA INDAH?!" bentak Prilly.

Ali dihadapannya menggeleng "Kenapa kamu kasar? Tadi kamu nampar dia! Sekarang kamu bentak dia! Kamu cewe bukan sih hah?!"

"AKU GA KASAR KALO DIA GA NGOMONG MACEM-MACEM!"

"KAMU BENTAK AKU? JAGA SIKAP KAMU! KAMU INI CEWE!" Ali berbalik membentak Prilly, membuat Prilly seketika diam. "AKU MALU PUNYA PACAR KASAR KAYA KAMU!" Prilly menatap Ali sendu, bahkan kalimat itu lebih dari kata kasar, jikalau ditujukan untuk perempuan yang notabenya adalah kekasih sendiri.

Prilly menggeleng berusaha menahan air matanya "KAMU JUGA BENTAK AKU! KAMU SAMA KASARNYA ATAU MALAH LEBIH KASAR!" Prilly kembali membentak namun sekarang bentakannya ia tuju untuk Ali.

Plak!

"Ga pantes kamu bentak cowo kamu sendiri, malu-maluin!" Ali berlalu dengan Indah yang masih bergelayut nyaman dilengannya. Sementara Prilly menatap sendu keduanya, lalu ia berlari kearah kamar mandi.

Apa katanya? Malu? Karena membentak Ali?, Lalu bagaimana dengan Ali? Yang sudah membentak dirinya berkali-kali karena membela gadis lain. Selain membentak Ali bahkan berani main tangan padanya.

"ALI JAHAT! GUE BENCI SAMA LO!"

.....
A/N: Gw baru belajar... Jadi jan hujat gw qaqa:p kalo ada salah2 kata... Atau alurnya ga jelas... Mwehehe😊 Btw tapi pagi gw ga bisa update karena ga ada waktu... Yang udah komennn tq abis pub cerita ini gw balesin😊

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang