OS - Eightteen

1.3K 149 12
                                        

18.Uncovered and Sorry


Suara langkah kaki yang terburu-buru dan saling kejar mengejar begitu terdengar nyaring ketika suasana nampak sunyi dan hening. Gadis mungil yang memang berjalan didepan pun mempercepat langkah kakinya.

Brak!

Pintu didorong begitu keras dengan sengaja, gadis mungil itu menempelkan punggungnya didaun pintu.

"Prill, aku ga tahu kamu marah kenapa." laki-laki dibalik pintu menyahut dengan nada lirihnya. Sementara gadis didalam rumah hanya bisa terisak kecil tanpa mau terdengar.

"Hiks... Hiks aku kan udah bilang! Kalo kamu udah tau alasannya baru kamu temui aku, Aliii"

Laki-laki diluar yang ternyata Ali terdiam dengan kepalan tangan yang menempel didaun pintu. Tepat pukul 19.15 Ali datang kerumah Prilly, niatnya hanya ingin bermain namun Prilly nampaknya sedang ada masalah.

Dan yang menjadi pertanyaan dibenak Ali
Apa ia berbuat salah?.

"Please, kasih tau aja. Biar aku bisa berubah, tapi kalo soal kemarin lusa aku bener-bener minta maaf aku ga sengaja bentak kamu. Maaf juga kemarin aku ga bisa pulang bareng kamu karena aku harus jemput mamah." Prilly menggeleng yang pasti tidak akan terlihat oleh Ali.

"Kamu bohong Ali!" gumam Prilly lirih. "Aku bisa aja pura-pura gatau, tapi aku ga bisa terima kalau kamu boongin aku."

Ali menghela nafas, kakinya mulai luruh, lengannya ia sandarkan pada daun pintu agar bisa terduduk. "Aku salah apa, Prill? Aku minta maaf." gumamnya sembari mengelus daun pintu, membayangkan bahwa yang ia elus pipi chubby milik gadis didalam.

Prilly mulai melangkahkan kakinya meninggalkan daun pintu, lalu merebahkan tubuhnya disofa panjang depan tv.
-----
Ali berjalan gontai kearah motornya, sudah hampir 1 jam ia menunggu tapi pemilik rumah masih tak mau membukakan pintu rumahnya.

"Pulang den?"

"Iya, saya pulang aja Pak."

"Maaf saya tidak bisa membantu, den." Ali tersenyum kecil sembari mengangguk.

Menjalankan motornya dengan pelan lalu mulai meninggalkan pekarangan rumah Prilly. Hingga ia menghentikan laju motornya kala mendengar deringan dari ponsel pintarnya.

Drttt

"Hallo Assalaamu'alaikum?"

"Waalaikumussalam Ali."

"Kenapa mamah telpon? Ali otw pulang ko."

"Mamah pengen nitip martabak keju."

"Okey mamah, bayyy assalaamu'alaikum!"

"Waalaikumussalam."

Tuttt

Setelah sambungan terputus, Ali yang baru mau menggas motornyapun mendengar suara yang sepertinya sedang bertengkar.

"KAMU TUH GA NGERTI!" bentak gadis yang membelakanginya.

Ali mulai turun dari motornya lalu bersembunyi dibalik pohon lebat, bukan tanpa alasan Ali ikut campur dalam urusan mereka.

"Kurang ngerti gimana sih aku? Aku udah bolehin kamu deket-deket sama Alex! Aku udah bolehin kamu nyakitin sahabat aku! April nangis tadi pagi gara-gara kelakuan kamu!"

Ali diam tak bergeming, makin menajamkan telinganya kala mendengar namanya dan nama kekasihnya ikut terlibat.

"Gara-gara aku katamu?"

"Iya! Dia nangis gara-gara kemarin kamu telpon dia! Kamu bilang Alex tidur disamping kamu, Kamu reject semua panggilan April buat Alex, Kamu bajak ponsel Alex dengan mosting foto kamu diswnya Alex. Kamupun kalo jadi April pasti sakit hati!"

"Dari mana kamu tau?"

"Hah? Kaget? Aku ada disana! Liat kamu cari perhatian sama Alex! Aku udah curiga, karena Rio kemarin gamau aku yang anter kamu, yang katanya lagi pingsan!"

"Dia bilang gue tidur bareng dia? Prilly nelpon gue? Dia bajak hp gue? Dia sengaja cari perhatian?" gumam Ali.

"Kamu ko jadi nyolot gini? Kita kan udah sepakat! Kalo aku udah beres nguras uang Alex dan nyakitin hati April baru kita pikirin kebahagiaan kita!"

"Aku bener-bener ga ngerti! Katanya cuma pengen tenar! Uang? Kamu mau apa aku kasih! Ga usah nyakitin orang apalagi dia sahabat aku!"

"Aku ga peduli! Kamu pilih sahabat kamu atau aku?!"

"Aku pilih kamu."

Ali menatap tajam pada 2 insan yang sudah menyelesaikan perdebatannya. Ia benar-benar menyesal sudah bersikap biasa saja pada mantannya itu.

Ali berlari menuju motornya, lalu menjalankannya mencari penjual martabak, ia sampai lupa bahwa mamahnya memesan sesuatu tadi.

Ali mencium punggung tangan mamahnya lembut "Mamah Ali mau curhat." gumamnya lirih.

Resi menghela nafas lalu menggiring Anak laki-lakinya untuk duduk disofa ruang tamu.

"Kenapa sayang?"

"Ali nyesel mah,"

Resi memeluk anaknya lembut "Nyesel kenapa?"

"Kemarin Ali malah bentak-bentak Prilly."

Resi melepaskan pelukannya "Astagfirullah Ali? Ga baik bentak-bentak anak orang apalagi kepada perempuan!"

Ali mengangguk "Ali lost kontrol mah, Prilly marah dia ga mau nemuin Ali kalo Ali belum tau apa penyebab dia marah." lirihnya begitu pilu.

Resi mengelus surai hitam milik anaknya itu "Ali belum tau penyebabnya?" Ali menggeleng sebagai jawaban. Ali tadi memang mendengar pernyataan dari kekasih mantannya, namun ia masih harus mencari tahu dulu kebenarannya.

Resi menghela nafas dan beralih mengusap lembut lengan Ali.

"Sebenernya, kemarin Prilly telpon nyariin kamu. Mamah bilang ga tau karena mamah memang ga tau."

"Kenapa mamah ga bilang?"

.....
A/N: Ini kan yang kalian pengen? Tuh mereka berantem:v eh hari ini tanpa mulmed... Nyusul dehhh nanti wkwk. Vote loh:"( ini lagi nugas tpi maksain:p wkwk

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang