OS - Forty

988 108 11
                                    

40.Anggaa request


Disebuah perumahan besar nampak sekali begitu ramai namun semua orang terlihat menutup mulutnya, enggan membuka suara.

Hingga sebuah suara membuat spontan semuanya menoleh. "Angga bakal nerima Kak Syifa kalo mommy sekolahin Angga ke Bandung!"

Wanita muda itu menatap putranya terkejut "Sayang, kalau kamu emang ga mau satu sekolahan sama Kak Fata, kamu bisa pindah sekolah tapi ga sampai ke Bandung." selanya.

"Kenapa Fala pengen ke Bandung?"

"Angga ga suka, kalo omah manggil Angga dengan nama Fala!"

"Maaf deh maaf! Sekarang omah tanya, kenapa pengen sekolah di Bandung?" wanita tua itu bertanya, dengan tangan yang sibuk mengelus-ngelus kepala Syifa.

Angga disana menghela nafas "Angga pengen ikut Sarah, Sarah besok pulang ke Bandung. Karena mamahnya yang guru itu, udah beres tugas disini." cerita Angga sembari menghampiri mommynya.

"Tapi kenapa harus ikut, sayang? Kan kapan-kapan bisa ketemuan."

"POKOKNYA ANGGA PENGEN IKUT SARAH KE BANDUNG! KALO ENGGA ANGGA GA MAU KETEMU MOMMY!"

"Coba jelasin kenapa pengen ke Bandung?"

"Angga pengen diajarin bela diri mom, sama abahnya Sarah. Angga pengen bareng Sarah mom." Mommy memeluk Angga senang, dulu anak laki-lakinya itu sangat anti dengan pukul-pukulan. Tapi sekarang, malah laki-laki itu sendiri yang meminta.

"Masa sendiri disana? Daddy khawatir boy!" pria paruh baya itu menyela, mendudukan bokongnya disebelah Syifa. Gadis itu tidak bicara karena tertidur, usapan omahnya memang selalu Syifa sukai.

Angga menoleh pada Daddynya itu "Angga bisa tidur dirumahnya Sarah." Daddynya itu menggeleng sembari terkekeh. Bagaimanapun ia tahu Bandung, tidak sebebas Jakarta.

"Ga boleh itu, sayang." timpal Mommy mengusap lembut tangan putranya. "Daddy beli aja rumah disana buat Angga!" jangan tanyakan lagi seberapa kayanya keluarga ini.

"Kamu mau tinggal sendiri?"

"Iya!"

"Omah dan opah akan ikut." Omahnya menimpal melirik kearah suaminya yang hanya diam, dan kali ini mengangguk. "Omah dan opah akan jaga kamu disana!"

Angga menatap Omah dan Opahnya bergantian, matanya berbinar bahagia. Dengan segera ia memeluk Omahnya, Daddy segera memindahkan Syifa kekamarnya. Kasihan anak itu kelelahan karena baru pulang sekolah.

"Angga sayang omah!" Angga mencium pipi Omahnya, lalu memeluknya lagi. "Anggap aja menggantikan waktu kedekatan kita yang terbuang sayang!" Angga tersenyum manis, lalu menghampiri Opahnya yang tengah duduk dikursi roda karena memang sudah tidak bisa berjalan.

"Angga sayang opah!" Opah hanya mengangguk, merangkul cucu laki-lakinya penuh sayang.
-----
"Omah, mau ninggalin aku?" Syifa memeluk lengan omahnya manja. Diruang makan semua anggota keluarga memalingkan wajahnya kearah Syifa, gadis itu merengek-rengek tidak mau ditinggalkan. "Aku ga mau omah!"

"Sayang, dengerin omah. Ini waktunya kamu dekat dengan mommy daddy, dan ini waktunya Fal- Angga dekat dengan omah opah. Biar kamu ngerasain kasih sayang mereka begitu pun Angga." semenjak kemarin sore, Omah membiasakan diri memanggil cucu laki-lakinya itu Angga.

Syifa menatap Omahnya "Tapi Omah!"

"Makan cepet ntar terlambat loh," Syifa mengangguk pasrah, melirik Angga yang masih asik dengan sarapannya. Ini hari terakhir Angga sekolah di Jakarta, nanti sore keluarga mereka berniat pergi ke Bandung, mencari rumah yang pas untuk ditempati Angga dan Omah Opahnya.
-----
"Kenapa tuh muka cemberut gitu?" Prilly bertanya dengan sorot mata menatap lekat sahabatnya. "Lagi nunggu Rizky."

"Hah? Rizky?"

"Eh em emm-"

"Fa!" Syifa menoleh, mendapati kekasihnya yang tengah bersama Ali, hei! laki-laki itu membuat nafas Syifa memburu. "Hai!" Rizky duduk disamping kanan Syifa, sementara Ali tersenyum duduk disamping kanan Prilly.

"Hai Prill!" sapanya membuat Prilly mendelik malas. "Awas lo ya! Jangan deket-deket sahabat gue!" Syifa menyela menatap Ali tajam.

"Pacar lo garang Bo!" keempat manusia itu memberikan ekspresi berbeda-beda. Rizky yang terkekeh, Syifa yang mendelik, Ali yang menggerutu dan Prilly.... Yang kebingungan.

"Siapa pacar siapa?" Prilly memang tidak tahu, bahwa Bo adalah Ebo panggilan spesial dari Ali. "Syifa!" tegur Prilly membuat Syifa tersentak.

"Gue pacaran sama Rizky!" Prilly membulatkan matanya terkejut, menatap Syifa seolah-olah meminta penjelasan.

"Eh-eh tunangan lo mana? Yang ganteng itu?" Prilly menoleh pada Ali, menatap Ali bingung. "Kepo!" Prilly benar-benar ketus, insiden hari senin dikantin membuatnya malas sekalipun hanya bertegur sapa dengan Ali.

Ali menopang dagunya diatas meja kantin "Pasti lagi tape-tape tuh." melirik sekilas lalu terkekeh dalam diam.

"Tunangan gue itu baik! Dia lagi diundang main basket sama adik-adik kelasnya!" Prilly memutarkan bola matanya, lalu kembali melahap makanan yang memang tadi ia lupakan. Prilly benar-benar sudah bertekat untuk mulai mencintai Bani dan melupakan Ali. Catat itu!. Mari kita catat:v diatas jidatnya Ali.

Ali yang mendengar suara ketus dari Prilly menghela nafas dan segera mendekatkan bibirnya kearah telinga Prilly, ia ingin Prilly tidak sejutek itu lagi. "Aku minta maaf soal hari senin itu. Iya sebenernya aku cemburu liat kamu sama Bani."

.....
A/N: Gw cuma mau bilang... Selamat part 40:v sumpah ga kerasa bgt kan:"( bentar lagi sampe ke part 60:v semoga selalu stay yaa:3 walaupun tau cerita ini jauh dari kata bagos:v payyy

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang