OS - Twelve

1.3K 139 13
                                    

12.Cheating Indah


Gadis mungil didampingi gadis manis itu berjalan beriringan, seperti pagi hari yang cerah senyum merekapun tak kalah cerahnya. 2 gadis cantik itu adalah Prilly dan Syifa, gadis yang sedang berjalan sembari bergandengan tangan.

Dikoridor tak jarang ada yang menyapa Prilly, mungkin karena insiden dikantin kemarin lusa? Prilly tidak tahu pasti.

"Lama banget sih kalian." Bani duduk ditangga paling bawah, rupanya laki-laki itu sedang menunggu keduanya.

Syifa mendengus "Namanya juga jakarte macet." setelah mengatakan itu ketiganya pun berjalan masuk kekelas bersamaan.

Siswa-siswi yang memang sudah berdiam didalam kelaspun menatap ketiganya secara bergantian.

"Kemarin lo pade kaga masuk, nah ini hari lo pade datangnye barengan." Bani menoleh, sementara sahabat-sahabat cantiknya sedang berjalan ketempat duduk mereka.

"Emak gue pan kemarin dah izin? Kita ada acara." sahut Bani sembari menghampiri temannya itu, Bani duduk disebelahnya lalu menepuk bahu laki-laki itu keras. 

"Ciileh, pan lu cuman temenan bukan sodaraan, acara doang mesti tiga-tiganya ikut."

Bani terkekeh "Ayok pindah, lo duduk dibangku si Kiya kaga takut kena amukan dia?"

Laki-laki tampan itu mendengus kecil "Kaga mau anjirlah, gue mau duduk sini males ama lu!" ujarnya membuat Bani tertawa kecil.

"Baperan lo kaya emak-emak depan gang. Ayo buruan ARKANNN." Bani menarik lengan laki-laki yang ternyata Arkan kasar.

"Emang Indah ga marah lo duduk sama Kiya?" pertanyaan yang dilontarkan Bani sontak membuat Arkan kesal.

"Ini juga gara-gara lo, kemarin lusa dia malah mesra-mesraan sama si Alex diUKS. Gue mau protes kemarin, tapi lo ga masuk."

"Iye dah gue minta maaf, kemarin sumpah gue reflek ngedorong dia." Arkan nampak menghela nafas kecil lalu mempasrahkan diri ditarik Bani.

Setelah duduk dibangkunya, Bani terlihat akan beranjak menghampiri Syifa dan Prilly namun sebuah cekalan membuat Bani terpaksa duduk lagi.

Bani menatap Arkan dengan kerutan didahinya "Kayanya Indah cuma mainin gue." ujarnya secara tiba-tiba. Bani mengangguk paham kemana arah pembicaraan ini.

"Gue kan sebelumnya udah pernah bilang ke lo, kalo dia cuma manfaatin ekonomi keluarga lo. Lo ga lupakan kalo Indah bukan dari keluarga kaya raya?" Arkan tampak mengangguk kecil, ya Arkan takan pernah lupa jikalau Indah hanya keluarga sederhana. Sederhana dalam artian tidak terlalu kaya namun juga tidak terlalu kekurangan.

"Padahal gue udah rela dijadiin selingkuhan dia. Apa gue terlalu bego?" Bani berdecak kesal lalu merebahkan kepalanya diatas ranselnya.

Semua siswa dan siswi tahu bahwa Arkan adalah orang ketiga antara Ali dan Indah. Semua orang mengetahuinya saat Ali memutuskan hubungannya dengan Indah dilapangan sekolah. Namun mereka kira Ali masih menyukai Indah, dilihat dari prilaku Ali yang begitu welcome pada mantannya.

Flashback on

Ali berjalan pelan menyusuri koridor sekolahan, senyum manis dibibirnya terlihat lembut menyapa semua siswa dan siswi yang ia lalui.

Ali merasa sangat senang, ketika Indah mengatakan tidak bisa bertemu dulu namun teman sekelasnya berkata melihat Indah sedang diam digudang yang sudah didekor oleh pernak-pernik unik. Temannya juga mengatakan bahwa Indah terlihat sedang bingung sembari mengotak-ngatik ponselnya.

Ali merogoh saku celana seragamnya, mencari ponsel namun tak ia temukan disana "Mungkin dia ngehubungin gue, tapi hp gue ditas."

Hingga sampai didepan pintu, Ali menghentikan langkahnya lalu berfikir sebentar. "Ekpresinya harus gimana ya? Pura-pura kaget atau gimana?"

"Ndah, mau sampe kapan kita sembunyiin hubungan kita ini? Aku cape terus diposisi kedua. Aku cemburu setiap kali lihat kamu dikantin mesra-mesraan sama Alex." Ali tertegun sebentar, lalu merapatkan telinganya pada daun pintu.

"Aku dekor gudang ini buat ngerayain hari jadi kita yang ke 1 bulan, sayang." Ali menggeleng kecil, 1 bulan jelas bukan waktu yang sebentar, hubungan Ali dengan Indah saja baru 5 bulan.

"Tapi aku belom bisa ngasih tau Alex."

"Kenapa hah?! Kamu bilang kamu cuma numpang tenar doang, karena Ali terkenal disekolah ini. Sekarang kamu udah tenar, tapi kenapa kamu ga ninggalin dia?"

Bukan cuma numpang tenar tapi nguras hartanya juga mwehehe. Saat itu Indah membatin.

"Arkan! Ngertiin aku dong sayang, aku janji bakal mutusin dia."

Ali menarik nafasnya berusaha tenang, setelah merasa tenang Ali melangkahkan dirinya untuk masuk. "Bukan lo yang mutusin gue tapi gue yang mutusin lo!" Ali menarik tangan Indah keluar gudang.

"Alex, aku bisa jelasin." Ali menghentikan langkahnya dilapang sekolah.

"MULAI SEKARANG KITA PUTUS. INDAH PACAR ARKAN BUKAN GUE!"

Ali meninggalkan Indah begitu saja. Bagaimanapun gadis itu menyakiti Ali, Ali tidak akan pernah membalasnya. Hingga Ali masih saja bersikap ramah pada Indah. Makanya siswa-siswi disini mengira bahwa Ali belum bisa moveon pada mantannya itu, walaupun awalnya memang iya.

Hingga saat Indah mendengar bahwa Prilly menyukai Ali, Indah mencari perhatian Ali lagi. Namun siapa sangka bahwa Ali tetap menerima Prilly? Walaupun awal berpacaran Ali selalu menyakiti Prilly.

Flashback of

.....
A/N: Mon mangap guys... Konfliknya ga berattt:" wkwk jadi jangan ga suka dong:"(

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang