OS - Thirty Five

1K 120 8
                                    

35.For the Sake of Mother


Bani menatap mamahnya kesal, setengah jam berlalu namun wanita cantik dihadapannya ini masih saja bingung memilih tas apa yang harus ia pakai hari ini.

Minggu ini Bani dan mamahnya akan berkunjung kerumah Prilly, membawa banyak buah tangan membuat Bani menggerutu kecil, mamahnya memang selalu repot jika menyangkut Prilly.

Tok tok tok

Pintu terbuka menampilkan Prilly dengan baju santainya "Mamah!" pekik Prilly segera memeluk mamah Bani.

"April sayang!" Prilly melepaskan pelukannya lalu menuntun mamah Bani, Monik untuk masuk kedalam rumah.

Lama mereka bercakap membuat Bani merasa asing dan membosankan, ia melangkahkan kakinya kelantai 2 rumah Prilly, merebahkan tubuhnya dikasur empuk kamar tamu.

Sementara dilantai dasar tepatnya diruang keluarga "Kamu punya pacar sekarang?" Bani tidak pernah bercerita, makanya Monik kira Prilly masih berhubungan baik dengan Ali, laki-laki yang ia temui difigura kamar Prilly.

"Engga." gumam Prilly melahap cemilan kentangnya. "Mamah jodohin sama Bani ya? Ini juga kemauan mendiang bunda kamu loh."

Uhuk uhuk!

Prilly tersedak mengusap-ngusap tenggorokannya pelan "Mamah ngomong apa?"

"Hati-hati, sayang!"

"Mamah barusan ngomong apa?"

"Mamah tau, kamu pasti ga suka sama Bani, tapi coba aja deketan dulu. Kalo klop pasti mamah dan almarhumah Bunda seneng." Prilly terdiam, mendengar kata almarhumah Bunda ia jadi merindukannya. Dan sekarang Prilly menyadari bahwa Syifa lebih beruntung, karena keluarganya makin lengkap sekarang.

"April coba buat bunda," lirih Prilly.
-----
Atas paksaan mamahnya sendiri, kini Bani sudah berdiri dihadapan rumah Prilly. Sebenarnya ada rasa senang ketika mendengar mamahnya mendekatkan dirinya dengan Prilly, namun ia masih sedikit ragu.

Setelah putus hubungannya dengan Ali, Prilly selalu terlihat murung, namun sebisa mungkin ia tutupi ketika bersama sahabat-sahabatnya. Prilly memang pintar berakting.

"Baniii!"

"Eh Prel, yok!" Bani menggenggam tangan Prilly lembut, tanpa berfikir bahwa diujung jalan sana ada yang sedang menatap keduanya.

Memutar body mobil dengan berlari kecil, lalu segera duduk di balik kemudi. Sedikit melirik kearah Prilly yang tampak sedang menopang dagunya itu sembari menatap keluar jendela, membuat Bani tidak mudah untuk melihat sedang apa sahabatnya itu.
-----
Brak!

"Woi santai dong buka pintunya!" gadis tinggi itu mendekat kearah Prilly, memandang Prilly dengan sedikit kesal.

Prilly melirik sinis kearah laki-laki yang berdiri tepat dibelakang gadis tinggi itu. "Maaf ga tau ada yang lagi balikan!"

"Ko lo tau Alex tadi ngajakin gue balikan?"

"Oh." Prilly melengos pergi menyisihkan gadis tinggi yang ternyata Indah dan juga laki-laki dibelakangnya yang ternyata Ali.

Indah kembali mendekat pada Ali "Kayanya April udah moveon dari kamu deh!" bergelayutan manja dilengan Ali. "Ga mungkin!"

"Kamu liat sendiri kan? Dia deket sama Bani! Mungkin udah jadian kan? Ga nyangka banget sama tuh cewe." Indah menatap Ali dengan senyum miring, sepertinya Ali sudah terpengaruh terbukti dari Ali yang malah melamun.

"Kamu harus moveon juga dari dia! Balikan sama aku. Mau ya balikan sama aku?"

"Alex!"

"Ya?"

"Yesss! Makasih sayang!" Indah memeluk tubuh Ali erat, membuat spontan tangan Ali menahannya. "Pelukan lo bikin gatel! Jauh-jauh."

Indah merengut "Gapapa deh yang penting kita balikan," ujarnya mulai menerbitkan senyuman mautnya.

"BALIKAN?!"

"Ih suka malu, yu kekelas sayang. Gapapa ko ga peluk-pelukan juga." Indah menarik lengan Ali, menjauhkan Ali dari motor hitamnya.

Gapapalah, lumayan buat bikin Prilly cemburu. Emang enak! Kamu kira cuma kamu yang bisa dapet pacar cepet? Aku juga!. 

Lagi-lagi Ali tanpa sadar mulai masuk kedalam permainannya sendiri, tak ingatkah dia? bahwa awal mulai ia mencintai Prilly karena permainannya?. Apakah setelah ini Ali akan mencintai Indah lagi?.
-----
Menghempaskan bokongnya pelan, membuat gadis cantik disampingnya menoleh. "Pagi-pagi dah cemberut!"

Prilly, gadis itu melirik Syifa yang ada dibangku samping. "Suka-suka gue dong Pa. Emm btw hubungan lo sama Angga gimana?" Syifa terdiam sebentar.

"Dia marah sama mommy, daddy. Dia kecewa sama gue dan dia gamau ketemu gue dulu. Apa semuanya salah gue?" terdengar lirih sekali disetiap katanya.

"Masa salah lo sih? Udah gapapa, mungkin dia butuh waktu."

"Dari kemarin dia ga mau keluar kamar karena gue udah mulai pindah kerumah dia."

"Gue yakin dia cuma butuh waktu. Ke kamar mandi yu, gue perlu cuci muka nih masa mau upacara mata gue sayu." Syifa mengangguk lalu mulai beranjak bersama Prilly.

.....
A/N: Sesuai janji ya... Di up 2kali nih spesial gw mulai sekolah 😂🤣... Komen juga mulai sepi:v seprtinya mulai membosankan... Ya karena aku simpen konfliknya di akhir:v diawal aku ingin menyelesaikan kisah temen2nya Ali ma Prilly.

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang