OS - Seven

1.5K 164 17
                                        

7.Make a Cake and Threat a Girl


Wanita dewasa atau Resi sedang sibuk mengatur ovennya, adonan setengah jadi itu masih tersimpan rapi ditangannya.

"Kamu tadi lagi nonton apa?" tanya Resi pada gadis mungil yang tak lain adalah Prilly. Prilly gadis yang berhasil membuat Resi selalu ingin terkekeh saat melihat ekpresi ketakutannya tadi.

"Harusnya saya yang bilang gitu, asalamuallaikum."

"Eh, waalaikumsallam."

"Em Jadi kamu yang sudah membuat anak saya jauh dari Indah!?" Prilly menelan ludahnya, sementara Ali nampak biasa saja.

"Ga-ga gitu tante." Prilly hampir tersedak ludahnya sendiri. Hingga ia terbatuk-batuk kecil. "Hati-hati!"

"Benar?"

"I-iya maaf tante." Prilly menundukan wajahnya takut. Sementara tanpa Prilly ketahui kini Resi sedang mengulum senyumnya.

"Kenapa minta maaf? Harusnya saya makasih." Resi mendekat pada Prilly, memeluk gadis yang masih tercengang dalam keterkejutannya.

Prilly mendongkak "Tante ga marah?" tanya Prilly terkesan polos.

Resi tertawa "Engga dong. Makasih ya." Prilly tersenyum lalu tangannya terangkat untuk membalas pelukan Resi. Walau ia sedikit keheranan.

"Lagi bikin apa?"

"Bikin kueee tante."

"Wah ajarin tante dong!" Prilly mengangguk antusias lalu menarik lembut tangan Resi. Ali hanya mendengus, merasa terabaikan padahal awalnya Prilly tampak menyambut Ali dengan bahagia.

"Ini tuh film masak-masak tante, Prilly suka nonton soalnya si kakaknya lucu, dan masakannya juga enak-enak Prilly selalu ngikutin."

"Bikinnya kue, nontonnya masak-masak." Resi menggeleng kecil.

"Cara bikin kue udah ada didalam otak soalnya itu resep khas bunda, dulu bunda itu chef sekaligus pembuat cup cake direstoran ayah."

Resi nampak berdecak kagum "Wahhh keren, btw ini kue buat kamu seorang?"

"Setiap minggu Prilly suka bikin, soalnya setiap malam Prilly nonton ditemani bunda dan ayah. Mereka juga selalu ikut makan. Kata ayah rasanya pas seperti punya bunda."

Resi hanya tersenyum hingga Ali yang sedaritadi menyimakpun mulai mendekat. "Kok aku belum pernah ketemu bunda ataupun ayah kamu?"

Prilly diam...

Ting!

Resi bergegas menuju oven membuka dan mengeluarkan sebuah adonan yang kini sudah menjadi kue matang nan mengembang. Aroma wangi dari pandan membuat Resi ingin terus-terusan menciumnya.

"Heum wangi bangettt!"

"Kayanya enakk!" seru Ali tak sabaran.

Prilly terkekeh lalu menyodorkan sebuah kardus kecil khusus kue, untuk menyimpan kue tersebut. "Itu buat tante. Yang bikinan tante buat aku."

Resi tersentak kecil "Jangan, nanti buatan tante ga seenak buatan kamu."

"Gapapa, itung-itung Prilly jadi juriii." Prilly terkekeh kecil diikuti Ali dan Resi.

Resi hanya tersenyum memandang Prilly yang sedang memasukan adonan kedua keoven, sementara Ali sedang bergelut dengan pikirannya.

Larut dalam obrolan antara Resi dan Prilly, berbeda dengan Ali yang tengah melamun. Jahat banget kalo sampe gue ngecewain dia.

Suara Ali sendiri terputar jelas diingatanya. Bagaimana ia dulu lebih mementingkan Indah daripada Prilly, namun pada kenyataannya memang Ali belum sepenuhnya merelakan Indah, walaupun gadis itu sudah mengkhianati cintanya.
-------
Kelas 12 Ipa 3 sedang bermalas-malasan sekarang, guru yang seharusnya mengajar tidak hadir hari ini, dan hal itu membuat kelas kalang kabut kesenangan.

Kelas tidak seramai biasanya, karena lebih banyak siswa memilih untuk tidur, merasakan lelah yang luar biasa setelah tadi melakukan rutinitas upacara yang tiba-tiba bertambah jamnya karena pengibar bendera salah memposisikan sang merah putih.

Terlebih lagi matahari pagi yang tiba-tiba berubah terik, terasa begitu menyengat dikepala. Bukan di situ saja murid-murid merasa sial, tapi juga ketika Pak Wili berpidato panjang lebar didepan dan isinya tak lebih dari mengulang ucapan yang sudah ia ucapkan sebelumnya.

Kringgggg!

Seirama dengan suara bel mimik wajah menyedihkan mereka berubah tergantikan dengan mimik wajah kesenangan dan wajah kelaparan.

Sementara gadis mungil Prilly sedang berbalas pesan dengan sang kekasihnya.

Aliyyy!♡
Online

Prill, aku ga kekantin ya:"
mau dihukum Pak Hirman:(

Yah kasian:( yaudah ntar aku
bawa makanan buat kmu
yaaaaa:)

Thanks:'):3
-----------
Prilly tersenyum bahagia sebelum datangnya seorang gadis yang membuat Prilly seketika menghilangkan senyumannya.

"Gara-gara lo sok kecakepan, Alex ngacangin gue hampir seminggu! Lo ngaca dong! Lo itu cuman pelarian Alex." banyak penekanan dikalimatnya membuat Prilly menahan nafas untuk bersikap tenang.

"Alex cuma suka sama gue! Dia udah tergila-gila sama gue. Putusin Alex atau liat apa yang bakal gue lakuin!"

"Maksud lo apa sih, Ndah?"

"Nih denger!" Indah mengulurkan ponselnya kearah Prilly, dan Prilly yang tak mengertipun hanya diam sembari merebut ponsel itu.

Tuk

"Lex, kamu jahat banget nerima cintanya April."

"Sengaja, biar lo sakit hati kaya apa yang gue rasain."

"Jadi maksud kamu April cuma pelarian dari aku?"

"Mungkin, biar lo jera sama yang namanya selingkuh."

"Jahat banget. Tapi kamu masih sayang sama aku kan?"

"Ya-"

Tuk

"Itu suara Alex sama gue, Jangan sok kecentilan lagi sama Alex, meski dia pacar lo tapi bakal gue rebut lagi. Dan inget lo cuman pelarian dia." Indah pergi dengan tawanya sementara Prilly mati-matian sedang mencerna apa yang tadi ia dengar. Ga mungkin Ali jahat sama aku.

Lama termenung didalam kelas Prilly tak menyadari bahwa Ali sudah ada didepan kelasnya. "Hey!"

"Loh Ali? Udah dihukumnya?"

"Itu boong kali." Prilly pun tersentak pelan. "Boong?" cicitnya pelan.

Ali sengaja ngebiarin aku ketemu Indah?.

.....
A/N: Tah ku aing dinext:"( wkwk biasa orang Bandoeng:") pengennya tuh ngegasss:)

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang