OS - Seventeen

1.3K 151 15
                                    

17.Pretend Not to Know


Syifa menatap laki-laki dihadapannya dengan tatapan tak percaya, tangannya ia pakai untuk memegang pipinya yang mulai memerah.

"Syif, gue ga sengaja."

Syifa reflek menggeleng, lalu menatap Ali tajam "GUE BENCI SAMA KALIAN! LO? ALEX! MAKSUD LO APAAN BERDUAAN SAMA INDAH?! MESRA-MESRAAN SAMA DIA! LO TIDUR BERDUAAN SAMA DIA! LO SUAPIN DIA! SEMENTARA PRILLY SAKIT!"

"LO GA NGANGKAT TELPON DIA? DIA BUTUH LO TAPI LO MALAH LEBIH MENTINGIN INDAH!" Syifa memundurkan langkahnya, mensejajarkan tubuhnya dengan Rizky.

"Dan lo! RIZKY?"

Plak!

"Gue ga nyangka! Ternyata lo adalah ketua osis terkasar! Ga punya hati! GUE BENCI SAMA LO!" Syifa menampar balik Rizky, setelahnya mendorong tubuh Rizky. Rizky yang tidak siap pun terdorong, membentur ujung meja disamping brangkar.

Brak!

Syifa membanting pintu UKS, berjalan kearah kamar mandi dengan sesegukan. Berdiri dihadapan wastafel Syifa menatap pantulan dirinya dicermin. Pipinya memerah, matanya sedikit sembab dan tak lupa nafasnya yang terengah-engah.

"KENAPA GUE HARUS SUKA SAMA COWO KASAR KAYA LO HAH?! GUE BENCIII SAMA LO RIZKY!"

Drttt

Syifa merogoh saku seragamnya, mengambil ponsel lalu melihat nama sang pemanggil.

MaiAprellll♡

Menyalakan keran lalu membasuh wajah cantiknya dengan air yang mengalir.

"Hallo beb?"

"Sipa dimana? Gue laper nih, anter gue kekantin dong!"

"Bani ga ada?"

"Ga ada dia belom balik-balik. Cuma ada Arkan tapi kaya lagi galau."

"Mau apa? Sekalian gue lagi dikantin, nanti makan dikelas aja,"

"Pengen nasi goreng sama teh tawar panas aja."

"Okeee"

Tut
---------
Ali berlarian kecil dikoridor sekolah, menatap lurus pada pintu yang menjadi tujuan utamanya. Banyak siswa dan siswi yang tak terima karena Ali menabraknya tanpa minta maaf.

"Prill!" Prilly menoleh, tangannya yang akan membuang sampah terhenti seketika. "Ali? Kenapa?"

Ali menarik Prilly untuk duduk dibangku koridor namun sebuah tarikan tangan membuat langkah Ali terhenti "Gausah ganggu April lagi!" gumamnya tajam.

Prilly melepaskan pungutan tangan Bani "Emangnya kenapa Ban? Ali kan pacar gue?"

Bani menatap Prilly lirih "Lo lupa sama apa yang dia lakuin?" Ali melirik Bani, suara-suara dikantin tadi membuat Ali diam mendengarkannya dengan seksama.

"Emang Ali lakuin apa sih? Gue ga ngerti." Bani memutar bola matanya malas melihat kedipan mata Prilly. "Terserah."

Setelah kepergian Bani, Prilly menatap Ali "Ayo duduk." kali ini Prilly yang menarik Ali.

"Kamu pucat? Kenapa?"

Prilly menggeleng "Gapapa, tadi pagi telat sarapan jadi ya gitu." Prilly tidak berbohong, tadi pagi memang ia lupa sarapan.

"Yaudah ayo makan!" ajak Ali sedikit mau beranjak.

"Tadi udah sama Syifa."

Ali mengangguk pelan "Syifa ada?"

Prilly mengernyitkan dahinya bingung, tumben sekali Ali menanyai Syifa?. "Pulang, tadi katanya sakit. Kasian pipinya sampe merah gara-gara alergi ikan, padahal sebelumnya ga pernah tuh alergi-alergi ikan."

Ali diam "Pipinya merah?"

"Iya, merah banget. Kenapa sih ko nanyain Syifa? Tumben." Prilly memincingkan matanya.

"Gapapa, tumben aja ga liat padahal Rizky ada tuh, ga ada rapat osis." Prilly mengangguk.

"Kamu ga marah sama aku?"

"Eh pipi kamu kok lebam?" tanpa menjawab Ali, Prilly malah mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Ali.

Ali diam, menatap bola mata Prilly dengan tangan yang sudah menggenggam tangan Prilly. "Kamu ga marahkan sama aku?"

Prilly menatap Ali "Marah karena apa?"

"Kata Bani kamu liat aku pelukan sama-"

"Si Bani mah ngarang kali, aku kemarin langsung pulang kerumah." Prilly menyela ucapan Ali, lalu tersenyum kecil.

"Kamu liat snap nya Indah?"

"Snap? Snapgram?"

"I-iya, liat?"

Prilly menggelengkan kepalanya "Apa emangnya?"

"Em lupain, kamu masuk gih! Aku kekelas ya, bentar lagi pasti bel bunyi"

"Oh iya, aku ga bisa anter kamu pulang sekarang. Soalnya mau sekalian jemput mamah disalon." Ali membantu Prilly berdiri, lalu mengelus rambut depan Prilly.

Prilly mengangguk "Gapapa, aku bisa pulang sendiri."

Ali tersenyum kecil, setelahnya berlalu pergi dengan tangan yang melambai indah diudara.

Prilly tersenyum kecut, menatap Ali lirih. Ternyata pura-pura tidak tahu juga sakit, ya tidak jauhlah dengan pura-pura bahagia. "Aku tau semuanya, tapi aku ga mau kalah dari mantan kamu itu!"
-----
Prilly berjalan kecil kearah gerbang sekolah, sembari berjalan ia iseng menghitung langkah kecilnya. Hingga sebuah suara seseorang menghentikan langkahnya, fokusnya pun mulai teralihkan pada 2 insan yang sedang bicara.

Prilly berlari kecil mendekat pada pilar besar untuk bersembunyi, kepalanya menyembul sedikit memperhatikan 2 insan yang belum menyelesaikan obrolannya, walau tak bisa mendengar jelas apa yang mereka bicarakan tapi Prilly bisa melihat gerak-gerik mereka.

"Ali?"

Prilly dapat melihat jelas, disana Ali sedang memutar body mobilnya, sementara seorang lagi yang ternyata Indah sedang membuka pintu mobil sebelah kemudi, lalu masuk kesana dan mobilpun meninggalkan parkiran sekolah.

"Jadi, ini yang namanya jemput mamah disalon? Mamah kamu berubah jadi perempuan ga ada ahklak, Li?"

.....
A/N: Mungkin nanti kamis mulai sibuk sekolah:p mungkin juga mulai jarang update... Tapi pengennya setiap hari sih:v biar ga lama nih cerita endingnya... Baythewey mulmed edisi males... Why? Gi ga gabut gw 😂 mls nyari fto juga... Asal ambil je... Wkwk. .

#votmentanpabatas

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang