OS - Five

1.6K 160 2
                                    

5.One Commitment, Ali's Change and Letter Reply


Setelah Ali mendapatkan mimpi itu, ia benar-benar menjaga Prilly. Bahkan ketika Indah mengganggu-pun Ali tak memperdulikannya sama sekali. Seperti kemarin...

Saat itu Ali tengah bersenda gurau dengan Prilly ditaman belakang sekolahan, mereka saling merangkul mesra. Ali merangkul bahu Prilly, dan Prilly merangkul pinggang Ali.

Taman belakang sekolah termasuk tempat yang tidak pernah dikunjungi oleh guru-guru. Entah apa alasannya yang pasti tempat ini aman untuk berpacaran.

Drttt

Ponsel Ali berdering, tertera nama Indah disana. Hingga Ali menghela nafas dan memilih untuk mematikan ponselnya. Prilly tersenyum dan makin merangkul Ali.

Setelah mimpi itu Ali benar-benar berubah. Karena mamahnya juga, Resi mengatakan bahwa Ali harus fokus pada 1 komitmen saja. Ali paham, maksud Resi adalah Ali harus memfokuskan dirinya untuk Prilly saja.

Resi juga kadang merasa kesal ketika Ali sedang bersamanya pasti ada panggilan suara dari gadis yang bernama Indah itu, yang sudah pasti begitu mengganggu. Dan kemarin lusa Resi melihat gadis itu menelpon Ali lagi padahal Ali mengatakan bahwa kekasihnya sekarang adalah Prilly.

Makanya Resi mengatakan "Kalo sama Prilly ya sama Prilly aja! Lupain mantan kamu itu."

"Iya mamah iya."

"Jangan terlalu mikirin mantan kamu, siapa tau dibelakang kamu Prilly sakit hati?" Alipun mulai berfikir dan berkomitmen pada dirinya sendiri.
-----
Hari ini Ali sudah stand by didepan kelas Prilly, menunggu kelas Prilly yang sepertinya belum selesai.

Hingga pintu kelas terbuka, menampilkan Pak Yanto selaku wali kelas Prilly.

Ali tersenyum "Siang pak." sapa Ali yang hanya dibalas senyuman oleh pak Yanto.

Setelah Pak Yanto pergi, murid kelas 12 Ipa 3 segera berhamburan keluar kelas. Hingga Ali menoleh saat gadisnya telah berada disampingnya. "Yuu,"

"Berdua lagi yey." pekiknya kesenangan, Ali selalu tertawa melihat tingkah menggemaskan gadisnya itu. Berjalan beriringan kekantin dengan tangan Ali yang masih bertengker indah dibahu Prilly.

"Hai Lex, Indah mana Lex?" sosok gadis dengan rambut bergelombang terurai bertanya dengan rentina mata yang menatap Prilly sinis.

"Malah nanyain ke gue." ujar Ali terkesan ketus.

"Tumben Lex, kamu ketus gitu sama aku?" tanyanya membuat Prilly memutar bola matanya malas secara spontan.

Ali tertawa sinis "Emang lo siapa?" Prilly hanya tersenyum kecil dan tersentak kala Ali menariknya untuk berjalan, meninggalkan gadis yang tengah mengumpat itu.

Ali mengulum senyumnya kala melihat pipi Prilly memerah "Senyum mulu."

"Seneng aja kamu kaya gitu." Ali mengangguk, kembali merangkul Prilly dan mengajaknya duduk dimeja paling tengah.

Ali tersenyum pada Prilly lalu terdiam seperti orang melamun. Yah Ali memang melamun memikirkan apa perbuatannya salah selama ini?. Melihat senyum manis Prilly ingatan Ali terlempar pada kejadian 5 hari setelah mereka resmi berpacaran.

"Ali ayooo." Prilly menarik Ali dengan cepat, Ali yang mulai risihpun membenarkan jalannya agar sejajar dengan gadisnya itu.

"Laper banget kayaknya." gumam Ali.

"Iyalah kamu-"

"Ali hai... Liat Olin ga?" rambut gelombangnya terurai dengan rentina mata yang menatap sinis Prilly sudah terbukti bahwa gadis itu gadis yang sama. Namun kali ini yang ia cari orang yang berbeda.

"Eh hai juga... Engga tuh maaf ya, lo coba cari kekelasnya aja."

Hingga setelah itu Ali banyak melihat Prilly terdiam berbeda dengan sekarang yang malah sedang asik tersenyum dengan pipinya yang memerah.

Apa mereka fikir selama ini Ali memberi perhatian spesial untuk mereka?.

Prilly pernah merasa kecewa hanya karena Ali begitu kaku berkata lembut padanya. Padahal pada gadis lain Ali nyaman-nyaman saja seperti itu.

Tapi Prilly berfikir positif, mungkin Ali kaku karena statusnya?. Bisa jadi.
------
Sementara disekolah yang sama 6 orang laki-laki sedang tertawa lepas dilapangan basket yang tadi mereka pakai. Mereka sedang beristirahat setelah tadi berlatih untuk mengikuti kejuaraan bola basket antar SMA.

"Angga-Angga, lo kayanya ngarep banget ama kakak kelas itu." setelah kalimat itu terlontar, mereka semua tertawa mengejek pada 1 laki-laki yang hanya diam melamun.

"Huaaa Angga juga sedih. Angga selalu ga dapet balasan dari Ka Syipa." ujarnya lirih. Ke 6 dari mereka yang salah satunya adalah Angga menunduk sedih. "Surat Angga ga pernah dibales."

Teman-temannya menjadi diam, sudah biasa mereka mendengar Angga menyebut dirinya Angga bukan gue ataupun Aku. Menurut teman-temannya Angga adalah laki-laki childish yang ingin menjadi seperti Dilan, si sosok yang romantis.

"Nih balesan gue." suara lembut namun ketus itu membuat Angga mendongkak dan tersenyum.

.....
A/N: Part 4 kemarin eror parah:") tanpa revisi langsung pub:v ekekek

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang