OS - Two

1.8K 186 4
                                    

2.Bani Feeling


Prilly mengetuk-ngetukan sepatunya dilantai koridor depan kelas. Menunggu kekasihnya yang berkata akan menjemput dan pergi kekantin bersama.

"Hei!" sapanya membuat lamunan Prilly terhenti. Prilly tersenyum dan mendongkak menatap Ali, namun pandangannya terhenti pada genggaman tangan Ali yang sedang bertautan dengan...?

Indah?. Batin Prilly tersentak.

Ali memperlihatkan senyum manisnya pada Prilly "Ayo kekantin." ajaknya begitu lembut, namun Prilly sama sekali tak berkutik. "Ayo Prill?"

"Eh iya, em bareng dia?" Prilly menunjuk ragu pada Indah.

Ali mengangguk lalu melepaskan tautan tangannya dengan Indah dan menggenggam tangan lembut Prilly, bahkan dengan Prilly sela-sela jari Ali terasa lebih pas. "Gapapa kan?"

Prilly tersenyum lalu mengangguk.

Mereka berjalan beriringan bersama, namun genggaman tangan Ali masih terpaut pada jemari lentik Prilly.

"Tuhkan bener kata gue, Alex nerima April juga buat diduain sama Indah."

"Iya lo bener. Kasian si April."

Prilly menahan nafasnya lama, lalu tersenyum tak mau memperdulikannya lagi.

Hingga ketika mereka menginjakan kakinya kearea kantin semua tatapan mata menatap mereka lekat. Posisi Ali yang berjalan ditengah membuat mereka makin penasaran dengan hubungan ketiganya. Tanpa memperdulikan tatapan itu Ali merangkul bahu Prilly sekaligus menarik tangan Indah, walau terkesan biasa saja namun Prilly tetap merasa muak.
-----
Usai makan ketiganya pun memilih diam duduk dengan berbagai lelucon menarik yang membuat siapapun pasti tertawa, namun tidak dengan Prilly. Prilly merasa tidak benar-benar dihargai disini, tidak dihargai sebagai kekasih sang lelaki yang bahkan sedang tertawa lepas bersama gadis lain, dan naasnya gadis lain itu adalah mantan dari kekasihnya.

"Ali, aku mau ketoilet dulu." pamit Prilly membuat Ali dan Indah berhenti tertawa. "Iya, hati-hati!"

Bukan toilet lebih tepatnya taman, yang menjadi tempat singgahnya kini. Terduduk lesuh diatas kursi besi yang memang disediakan. Bahunya bergetar, menandakan bahwa ia sedang menangis sekarang.

"Bunda, Ayah Prilly kangen." Prilly begitu meratapi nasibnya, walau ia berasal dari keluarga mampu namun ke-tidak hadiran kedua orang tuanya sering kali membuat Prilly merasa miskin semiskin-miskinnya. Dan sekarang ditambah kehadiran Ali yang malah selalu membuatnya kecewa, meski tak jarang juga dibuat bahagia.

"Aprell!" pekikan itu membuat Prilly dengan cepat menyusut air matanya kasar. "Si Syifa nyariin, taunya disini."

"Loh? Sipa bukannya ada rapat osis di SMA sebelah?" Prilly mengernyitkan dahinya bingung.

"Udah balik kayanya, tadinya dia mau nyariin elo tapi kasian gue liat dia kaya cape gitu."

"Yaudah Ban, yok kelas." Prilly manarik dasi sahabatnya itu kasar, dan dengan sangat tersiksa Bani berjalan mengikuti langkah mungil milik Prilly.
-----
Gadis cantik yang tak lain adalah Syifata Nur Hadju mendengus kala melihat sepucuk surat berwarna pink soft dengan gambar hati ditengahnya. Dibawah kolong mejanya Syifa selalu mendapatkan hal-hal yang romantis dari adik kelasnya itu.

Namanya Angga, laki-laki yang memiliki rupa bak dewa yunani itu menyukai Syifa. Bahkan sifatnya yang kekanak-kanakan akan hilang bila bertemu dengan Syifa, tergantikan begitu saja dengan sikap romantisnya bak Digo kepada Sisi.

"Sippp!" pekikan itu membuat pokus Syifa teralihkan dari surat cinta kepada kedua sahabatnya.

"Elah nemuin dimana lo Ban?" tanya Syifa pada Bani tanpa menjawab sapaan Prilly.

Prilly mendengus kesal "Ohh udah berani ngacangin gue ya? Mau gue bacain surat dari si Angga itu?" Syifa memelototkan matanya cepat.

"Kampret! Jangan keras-keras dong malu sumpah." Prilly tertawa keras diikuti oleh Syifa yang juga sedang tertawa renyah, sementara Bani memutar bola matanya malas. Memang begitu kedua sahabatnya, tanpa menjaga image keduanya tertawa dengan mulut menganga lebar.

Namun tak bisa dipungkiri bahwa salah satu dari mereka sering kali membuat Bani uring-uringan tidak jelas. Dan hari ini 1 fakta yang Bani tangkap,

Prilly cantik saat sedang tertawa lepas. Dan Bani yakin, Bani menyukai sahabatnya yang bahkan sudah ditandai hak paten oleh Alex Liandra Izwan sebagai kekasihnya.

Dan 1 hal lagi yang Bani ingat, bukankah persahabatan yang terjalin antara laki-laki dan perempuan memungkinkan akan ada rasa yang tumbuh disalah satu pihak?, entah si perempuan atau si laki-laki. Dan itu terjadi pada Bani untuk Prilly, sahabatnya.

.....
A/N: Mau bilang makasi sama respon positifnya:") semoga ceritanya menghibur ga ngebosenin ya... Wkwk.

Setiap mulmed pasti dikasih editan gajelas gw ya, karena jujur gw suka ngerasa gabut:"( Aplgi dirumah aja:"( Ga Sabar banget coba pengen cepet-cepet ngerasain dunia putih abu😂. Corona lah punya pasal nih...

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang