OS - Twenty Nine

1.2K 140 10
                                    

29.Ali's flashback in the red car


Ali, laki-laki dengan mobil merahnya itu nampak mengangguk-nganggukan kepalanya. Suara musik yang menggelegar membuat semangatnya makin terbakar.

Aku senang sekali!
Drak dum dum pak!
Doraemon...

Lagu milik kartun kucing jepang itu terdengar berbeda, walau liriknya tak ada yang diubah namun nada suaranya terdengar seperti lagu rock.

Itu suara Ali, ketika tahu Prilly menyukai kartun tersebut Ali dengan semangatnya meng-cover lagu itu. Diiringi dengan gitar lisrik dan drum miliknya.

Walaupun diluar tengah hujan, namun sama sekali tidak diperdulikan. Matanya melirik sedikit kejendela kiri, menatap sebentar air hujan yang kemarin membasahi tubuhnya dengan tubuh mantannya itu.

"Argh! Gara-gara gue nabrak orang kemarin dia jadi kehujanan dan sakit!"

Flashback On

Ali melajukan motornya cepat, mendengar dari sang mamah bahwa Prilly mengajaknya bertemu membuat Ali tersenyum senang.

"Mungkin Prilly mau jelasin kejadian dikantin itu." ya, mamahnya yang memberi tahu karena saat itu ponselnya tengah dipakai oleh Kakaknya... Kaia.

Namun naas sebuah insiden terjadi. Seorang gadis yang ternyata gila tertabrak oleh Ali, membuat Ali mau tak mau harus bertanggung jawab mengantarkan gadis itu kerumah sakit.

Lukanya tidak cukup serius, hanya saja dahinya mengeluarkan banyak darah. Darahnya berceceran bahkan sampai kejaket Ali dan hal itulah yang membuat Ali tidak meminjamkan jaketnya kepada Prilly. Beruntung katanya gadis itu adalah pasien RSJ yang melarikan diri, jadi Ali tak perlu repot-repot mengantarkannya pulang.

Saat dirumah sakit menunggu administrasi hujan tiba-tiba turun, membuat hati Ali gusar dan dengan cepat melajukan motornya, membelah aspal dengan tubuh yang sudah basah kuyup. Ia akan sangat merasa bersalah bila kekasihnya kenapa-napa dan ternyata benar, kekasihnya pingsan. Prilly marah karena salah paham, gadis itu tidak mau mendengarkan jawaban selanjutnya terlebih dahulu dari Ali.

Flashback Off

"Gue sayang banget sama lo Prill!"

Memutar stir mobil berbelok kearah gerbang sekolahnya, gerbang masih terbuka lebar karena sekolah memang belum masuk. Memarkirkan mobilnya lalu menyampirkan jaket diatas kepalanya, ia memang membawa payung namun terasa memalukan jika digunakan oleh dirinya.

Blam!

Berjalan dengan sedikit membongkok agar tidak terlalu kehujanan, lalu berlari cepat kearah koridor kelas. Disana tampak banyak murid-murid yang tengah mengeringkan jas hujan ataupun payung milik mereka. Berjalan lebih santai dengan pandangan menatap kearah lapangan, tepatnya pada 2 insan yang tengah asik bersenda gurau dibawah jaket yang menutupi kepala mereka.

Siperempuan nampak asik memeluk pinggang silaki-laki dan hal itu sontak membuat tangan Ali mengepal dengan mata yang berubah sendu benar-benar sakit hati.

"Baru putus, Prill!" gumam Ali lirih.

Ali memalingkan wajahnya kesal, memandang lurus jalan dengan langkah yang mulai cepat. Setelah sampai dipintu kelas, Ali menghela nafas dan mengusap wajahnya pelan. Berjalan masuk untuk merebahkan tubuhnya dengan 3 kursi yang disambungkan menjadi 1.
------
"Syifa, gue ga bisa nyari bukti kalo Ali salah nampar orang." Rizky menunduk dihadapan Syifa, siswa-siswi yang melihat nampak terheran-heran karenanya.

Syifa menghela nafas "Itu terserah lo! Kalo lo mau maaf ya harus gitu. Maaf itu ga sekedar maaf, gue juga masih ada rasa sakit hati!" memalingkan wajahnya Syifa menatap vas bunga yang tertata rapi diatas meja.

Rizky mengepalkan tangannya dalam diam, menahan amarahnya. Jujur Rizky memang orang emosian, namun karena tak ingin menambah masalah jadi tangan yang mengepal itu kembali biasa.

"Gue akan cari demi lo!" Rizky berlalu meninggalkan Syifa yang tengah memegang pipinya. Oh astaga! Pipinya nampak memanas dan memerah. Gue akan cari demi lo! Demi lo! Demi Syifa!.

"Syipa ngapain sunyam-senyum gitu?" Syifa menoleh, menatap Angga bahagia.

Lalu gadis itu memegang bahu Angga "Gue baper masa!" sadarkah Syifa bahwa pengakuannya membuat laki-laki itu sakit?. Angga menghela nafas lalu tersenyum "Sama Kak Rizky?" cicitnya.

Syifa tidak mengangguk juga tidak menggeleng hanya menggulum senyum sembari terkekeh malu.

Angga menurunkan tangan Syifa dari bahunya "Cieee cieee. Angga ke kelas dulu ya," Angga berlalu meninggalkan Syifa yang memandangnya heran.

Oh tuhan! Syifa lupa bahwa Angga menyukainya, jika Angga mengganti kata Aku menjadi namanya, tandanya dia benar-benar sedang terluka. Tidak tahu saja Syifa bahwa Angga memang sudah terbiasa menyebut dirinya Angga tanpa embel-embel aku ataupun gue.

"Maaf." cicit Syifa kecil. Pada dasarnya Syifa memang tidak menyukai Angga, terbukti dari debaran jantungnya yang abnormal jika bersama Rizky dan biasa saja jika bersama Angga. Mungkin rasa nyaman hanya karena hubungan adik dan kakak kelas, pikir Syifa.

Angga mendudukan bokongnya dipos security, menatap lubang yang penuh oleh genangan air bekas hujan. Walaupun sedang jamnya istirahat namun depan sekolah besar ini nampak tak berpenghuni, karena kantin adalah sasaran mereka.

Angga sendiri, Angga sedih, dan Angga sedang kecewa.

.....
A/N: Kemarin yang udah nuduh Ali! Sini minta maaf sama cowo gw! Aowkaowk... Ga salah kan si Ali? Saking excited dia sampe nabrak orang lohhh:v

btw ceritanya lama amat dah ke ending:v mwehehe.

Double up? Insyallah kalo bintangnya ini smpe 50 dlm sehri yak 🤣

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang