OS - Fourteen

1.4K 145 21
                                    

14.About Before it Rains


Suara jangkrik terdengar berirama, menciptakan kebisingan dikala heningnya kelas. Kelas 12 Ipa 5 memang terlihat selalu tentram sekalipun gurunya tidak hadir, itu karena ada ketua osis didalamnya.

Rizky, pria itu sering kali uring-uringan jikalau mendengar keributan saat sedang belajar. Ali teman duduknya pernah menjadi bahan amukan laki-laki tampan itu, karena tertawa dengan teman yang duduk dihadapannya padahal Rizky sedang menghitung sisa uang sakunya. Rizky marah hingga duduk berjauhan dengan Ali waktu itu.

Rizky adalah ketua osis yang ramah namun begitu tegas, tidak suka kebisingan apalagi saat berfikir keras. Rizky bahkan tanpa segan akan membentak orang itu jika mengganggu konsentrasinya.

Teman sekelas menanggapinya biasa saja, mereka bahkan mendukungnya. Karena merekapun mulai menyukai keheningan dikala sedang berfikir.

Hingga suara bel membuat kelas menjadi ramai lagi, semuanya sibuk merapihkan alat tulis masing-masing. Berbeda dengan Ali yang nampak malah mengeluarkan ponselnya.
---------------

Prilkuy👰
last seen today at 1:15

Prillyyyyyyyyy

Baliknya kekelas aku yaaa:")

Jemput dong:"(

Pokoknya aku tunggu dikelas:"

---------------
Prilly melangkahkan kakinya kearah kelas Ali. Tepat setelah keluar dari kelasnya, Prilly merogoh saku seragam untuk mengambil ponselnya.

Baru akan membuka room chatnya bersama Ali, notif datang secara beruntun. Membuat senyum Prilly merekah.

"Aliyyyyy!" pekikan dari Prilly membuat laki-laki tampan itu menoleh, memperlihatnya senyumnya lalu menyambut kedatangannya dengan rengkuhan lembut dibahu Prilly.

"Pake mobil hari ini, gapapa?" tanya Ali, memang Prilly pernah berkata bahwa ia lebih suka naik motor jika bersama Ali. Mungkin modus? Saae lu Pil:v.

Prilly mengangguk lalu keduanya berjalan beriringan, hingga sampai dimobil keduanya mengerutkan dahinya bingung.

"Rio? Adel? Ngapain lo pada?" Ali bertanya dengan menghampiri keduanya. "Kenapa Indah?"

Rio menoleh pada Ali "Indah pingsan, gue nungguin lo."

"Alex, tolong bawa Indah kerumahnya." sahut Adel lirih. Ali menatap Adel dan Rio secara bergantian.

"Ga bisa, lo tau mobil gue cuma bisa buat 2 orang." Ali menunjuk sebuah mobil dengan lirikan matanya.

Adel menoleh setelah tadi melihat apa yang Ali maksud "Lex kasian Indah. Kita ga bawa mobil." Ali menatap Prilly lirih.

"Li, Indah boong!" bisik Prilly mencondongkan tubuhnya mendekat pada Ali. Tapi Ali malah menghampiri Indah dan terlihat, memukul-mukul kecil pipi gadis itu.

"Dia beneran loh Prill" Ali mengangkat tubuh Indah pelan. Prilly menghampirinya "Boongan Ali!" sertak Prilly keras.

Ali menatap Prilly tajam "Kalo cemburu jangan kaya gitu, Pril" Prilly menggeleng kecil "ALI DIA BOONG!"

"DIA PINGSAN PRILL! BUKAN WAKTUNYA KAMU CEMBURU! CEMBURU KAMU KELEWATAN!" Ali membanting pintu mobilnya, setelah tadi mendudukan Indah dibangku samping kemudi. Ali memutar body mobil, meninggalkan Prilly yang tengah menatap Indah.

Kaca mobil Ali tidak gelap, sangat memudahkan untuk Prilly menatap wajah meledek dari Indah. Indah memeletkan lidahnya, tersenyum miring didalam sana. Prilly mematung, Ali tadi membentaknya lagi.

Mobil Ali mulai beranjak, meninggalkan Rio, Adel dan Prilly. "Indah, berhak atas kasih sayang Alex!"

Prilly mendongkak, menatap Rio dengan kerutan didahinya "Indah bukan siapa-siapa Ali!"

Rio tertawa kecil sementara Adel hanya diam "Alex itu sayang banget sama Indah. Gue yakin mereka bakal balikan, jadi Indah berhak dapet kasih sayang Alex." baru akan beranjak suara Prilly menghentikannya.

"LO BUKAN SIAPA-SIAPANYA ALI JUGA, GA USAH SO TAU!" Rio berbalik mendorong tubuh Prilly keras.

"Rio!" Rio mengabaikan bentakan itu, mendekat pada Prilly, lalu tangan kirinya terangkat untuk mencengkram dagu Prilly kasar.

"Lo ngusik kehidupan adik angkat gue!" Prilly hanya diam, Prilly tahu siapa yang Rio maksud adik angkat. Adik angkatnya adalah Indah, laki-laki itu begitu menyayangi Indah, karena orang tua Indahlah yang memberikan semuanya untuk Rio.

"Lo main-main sama gue!" Rio menghempaskan wajah Prilly kebelakang, menjauhkan tubuhnya setelahnya berlalu meninggalkan Prilly yang terisak.

Prilly menyusut kasar air matanya. Ia terisak bukan karena cengkraman Rio namun mendengar bentakan Ali tadi, bentakan keras itu seperti mengingatkan Prilly pada sesuatu, sesuatu yang juga melukainya.

Prilly bukan gadis lemah, namun bentakan Ali tadi sangat tidak pantas pada kekasihnya. Hingga Ali dengan tidak sengaja melakukan 2 poin penting yang sangat tidak disukai Prilly.

Poin 1, Ali membentaknya.
Poin 2, Ali tak mempercayainya.

Prilly berjalan meninggalkan parkiran sekolahnya, berjalan tak menentu arah, memasukan ponselnya kedalam tas karena sedaritadi berdering. Hingga hujan mulai turun, membasahi bumi yang tadinya begitu kering dan panas.

Prilly bukan hanya terisak sekarang, namun ia juga menangis. Seakan tahu apa yang Prilly rasakan hujan makin menderas, membasahi tubuh Prilly yang mulai kedinginan. Tanpa malu, rintikan hujan bergabung dengan air matanya, berkumpul bersama dipipi chubby yang mulai memias.

Hingga...

Brukkk!

.....
A/N: Rada bingung judulnya harus apa... Jadi yaudahlah apa aja daripada ga next 😂🤣. Baru baikan si Ali dah bentak bentak...😭 sedih.

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang