65.Sudden Agreement
Ali terlelap dengan tangan Agatha dikeningnya. Laki-laki itu tidur karena usapan Agatha yang menurutnya lembut.
Merasa sudah pulas, Agatha menarik tangannya. Melirik kearah Resi yang menatap Ali sendu.
"Kenapa bisa kaya tadi ya tan?" tanyanya pelan.
Resi memalingkan wajahnya pada Agatha. "Mantannya tadi datang, pasti Ali keinget."
Agatha mengangguk, "tapi ko aku ga liat siapa-siapa tadi?"
"Anaknya sudah tante usir." sahut Resi malas.
"Tante, harusnya ga perlu tante usir."
"Kenapa begitu sih? Nanti Ali makin parah." ketus Resi tidak suka.
Agatha mendekat pada Resi, mengajak wanita itu untuk keluar dari kamar Ali. Mendudukan bokongnya lalu menarik Resi untuk ikut duduk.
"Ali kayanya bakal kepikiran lagi. Kita coba bawa mantannya Ali aja kesini."
Resi membulatkan matanya, menatap gadis disampingnya seolah-olah minta penjelasan.
"Prilly kan?" tanya Agatha yang langsung diangguki oleh Resi. "Prilly yang mulai tante, dan harus Prilly juga yang mengakhiri."
"Tante ga paham maksud kamu." Resi memegang keningnya pusing.
"Kita suruh Prilly ngeyakinin Ali kalau Ali bukan pembunuh."
"Maksud kamu buat mereka dekat lagi? Tante gamau Tha! Tante maunya kamu yang dekat sama Ali."
Agatha menatap Resi lekat, "maksud tante?"
"Tante pengennya kamu nikah sama Ali."
"Tante kenapa? Sakit?"
Resi mengerutkan dahinya bingung, ia merasa baik-baik saja... Mengapa Agatha bertanya seperti itu?.
"Ali 2 tahun dibawah aku tante."
Resi tertawa kecil, "Cuma 2 tahun. Ga masalah kan?"
Agatha menggeleng. "Ada yang lebih masalah."
Resi menaikan alis kanannya. "Apa sih Tha? Kalian cocok. Kamu cantik, Ali ganteng."
Agatha tersenyum saat Resi memujinya cantik. "Aku udah mau tunangan, tante, Maaf."
Resi membulatkan matanya, menatap Agatha tidak percaya. "Tapi tante ga pernah lihat kamu sama cowo kamu?"
"Tunangan aku lagi ada proyek besar bareng papah aku dan papah dia. Jadi sibuk banget tante."
Resi menghela nafas berat, oh astaga... Bagaimana bisa ia menerima kenyataan ini? Ia sudah menyukai Agatha.
"Tante, denger aku. Ali bakal cepet sembuh kalau Prilly yang rawat. Aku yakin tante,"
"Terserah kamu." Resi berlalu kearah kamarnya meninggalkan Agatha yang menghela nafas merasa bersalah. Tapi itu memang cara benar, Ali akan lebih cepat baik jika Prilly yang meyakinkannya.
-----
Tok tok tok!Prilly mengikat rambutnya asal, bergegas cepat kearah pintu yang sedaritadi diketuk tidak sabaran.
Tadinya Prilly baru akan mandi, karena mulai hari ini gadis itu yang akan turun tangan dalam urusan restoran.
Prilly memutuskan untuk berhenti kuliah karena setelah dipertimbangkan gadis itu lebih memilih mengembangkan restorannya.
Clek!
"Ya?" Prilly mengerutkan dahinya bingung sementara wanita asing dihadapannya tersenyum manis.
"Hai, saya Agatha."
Agatha? Prilly membatin, mencoba mengingat-ingat lagi nama yang ia rasa pernah mendengar.
"Kamu Prilly kan? Saya Agatha psikolognya Ali." ujar wanita yang diyakini Agatha membuat Prilly diam dan termenung. "Kamu mau bantuin saya?"
Prilly mendongkak, menatap Agatha lekat-lekat. "Maksudnya?"
"Ikut aku."
----
"KAMU NGAPAIN SIH BAWA DIA?!" Resi memekik saat Agatha membawa seseorang kerumahnya. "Agatha! Kamu bisa batalin pertunangan kamu dan kamu nikah sama Ali."Agatha tersentak lalu menatap Resi dengan gelengan kepalanya, "tante. Aku sama calon tunangan aku itu udah pacaran dari SMA. Mana mungkin aku menggagalkan hari yang lama aku tunggu-tunggu?"
"Tapi tante udah sukanya sama kamu Tha," lirih Resi dengan helaan nafas berat.
"Kasih Prilly kesempatan kedua tante. Kalau dalam waktu 1 minggu Prilly ga berhasil bikin Ali sembuh, Agatha akan mau menikah dengan Ali. Tapi kalau Prilly berhasil, tante harus janji bakal nikahin mereka."
Prilly dan Resi sama-sama terkejut, mengapa Agatha bisa berbicara semudah itu?.
"Agatha, kalau aku gagal bagaimana?" bisik Prilly pada Agatha.
Agatha tersenyum lalu mengusap pelan bahu Prilly, "kamu harus berjuang. Ini bukan tentang Ali aja, tapi hubungan aku dan mas Andra juga Prill."
"Kenapa kamu harus bilang kaya gitu Tha?"
"Karena aku yakin kamu bisa. Plis, kabulin keyakinan aku ini Prill." mohon Agatha membuat Prilly diam.
Resi yang merasa terabaikanpun akhirnya menghela nafas, "oke... Tante setuju. Tante yakin, dia ga bakal bisa." ujarnya tersenyum sinis. Lalu berlalu pergi.
Prilly menatap kepergian Resi dengan sayu, sebenci itu mamah Ali sekarang padanya? Mamah Ali yang dulu selalu memujinya.
Semangat Prill! Hiburnya pada diri sendiri.
"Oke! Langkah pertama kamu masakin sesuatu buat Ali."
"SEMANGATTT!"
....
A/N: Cerita ini kalau semakin laris bakal diperpanjang mungkin bakal ada OS2, seperti yang gw bilang bulan kemarin2. Klo tidak ya sudah:v

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Struggle [END]
AcakEnd! Mengandung sedikit kekerasan, Ada beberapa kata kotor di beberapa part, Konflik ringan dan tidak mengandung bawang bombai. "Aku berjuang untukmu!" "Dan aku pernah berjuang untukmu juga." "Kita adalah pejuang cinta diwaktu yang tidak sama." ...