OS - Fifteen

1.2K 139 10
                                    

15.Sleep Together?


Mengerjap-ngerjapkan matanya, membuat bulu mata lentik itu nampak turun naik. Pertama yang ia lihat adalah langit-langit kamar bercat putih dengan sorot lampu yang begitu terang. Sementara hidungnya sudah aktif mencium bau obat-obatan yang terasa begitu menyengat.

"Syukurlah kamu baik-baik saja." suara itu membuat Prilly terpaksa menoleh, melihat suara asing yang baru ia dengar.

Prilly mengernyit "Kamu siapa?" ditatapnya wanita muda dengan sorot mata teduh membuat siapapun yang melihatnya terasa tenang.

"Aku Jola, aku melihat kamu tergeletak ditrotoar tadi saat hujan, orang-orang tak ada yang membantu karena hujan begitu deras. Aku membantumu karena aku menyukai hujan, jadi tak segan untukku menerobos hujan. Aku belum bisa menghubungi keluargamu, tadinya aku sudah berusaha menelpon seseorang yang kamu sematkan, namun dia malah menolaknya dan tadi aku mengangkat telpon seseorang juga."

Prilly diam menyimak lalu tersenyum kecil "Makasih, apa aku boleh meminta ponselku?" Jola memberikannya lalu berpamitan untuk keluar sebentar, memberikan privasi mungkin? Sebab ia hanya sosok asing yang tak sengaja menolong.

Prilly menatap ponselnya nanar, ternyata orang yang dimaksud Jola adalah Ali, disana tertera bahwa Ali mereject panggilannya beberapa kali bahkan tak membalas pesannya sama sekali.

Prillypun membuka aplikasi instagramnya, mencari akun bernama Indah, Prilly membuka snagram gadis itu hingga matanya memanas. Memang sengaja Prilly membukanya, mencari tahu tentang Alinya kemana, mengapa mesti diinstagram? Karena kontak Whatsapp Indah sudah ia blokir dari kemarin hari.

Disnapgram Indah terpampang sebuah foto bahwa Ali tengah menyuapi Indah, foto itu diambil seperti dari sudut kamar pemiliknya dan Prilly yakin bahwa ada yang sengaja mem-foto mereka berdua.

Melirik sedikit kebawah melihat ada tulisan semacam caption disana.

Makasih tampan, aku selalu menyayangimu:3 @_aliandrai96

Prilly meremas ponselnya kuat, membuka kembali aplikasi whatsapp setelahnya membuka roomchat bersama kekasihnya. Benar-benar membuat Prilly kecewa, Ali bahkan sedang online namun tidak membalas pesannya?.

Meninggalkan roomchat bersama Ali, Prilly men swipe layar ponselnya kekiri, menampilkan room status whatsapp disana. Hingga postingan Ali membuat mata Prilly berair.

Disana, tertempel foto selfie Indah dengan caption-

Bajak ahhh mumpung lagi quallty time hehe. Makasih udah nemenin akuuuu:"( manteman aku dirumah sendiri jadi ditemenin Alexxx.

Menyusut air matanya Prilly berdecih jiji "Alay banget lo!" desis Prilly. Captionnya memang berlebihan, padahal tidak ada yang akan bertanya tapi dia dengan percaya dirinya menjelaskan.

"Manas-manasin doang eh?"

Hingga sebuah suara membuat Prilly mematikan ponselnya "Aprelll!" Bani didepan pintu, tengah berkacak pinggang dengan sorot matanya yang tajam.

"Em maaf, tadi aku menerima telpon darinya dan memberitahu bahwa kamu ada disini." sela Jola yang tadi menyusul Bani masuk.

Prilly tersenyum "Ga-apa Jola, dia sahabat aku. Bani ini Jola, Jola ini Bani." keduanya berjabat dengan senyum manisnya masing-masing. "Terimakasih Jola, mau menjaga dan membawaku kemari. Ini kartu namaku jangan sungkan untuk meminta apapun." Jola menerimanya dengan sungkan lalu berpamitan untuk pulang.

"Terimakasih dan maaf karena temanku, bajumu basah."

"Tak apa. Saya permisi."

Setelah kepergian Jola, Bani melangkah mendekat pada brangkar Prilly. Tangan kanannya terulur mengusap lembut kening Prilly.

"Kenapa lo hujan-hujanan? Kenapa ga angkat telpon gue? Kenapa lo belom ganti perban lo? Kenapa lo belum balik? Kenapa lo jal-"

"Gue gatau." Bani menghentikan kalimatnya lalu mendengus mendengar jawaban aneh dari bibir tipis Prilly.

"Gimana bisa lo gatau? Lo yang bawa badan lo hujan-hujanan, lo yang belum ganti perban, lo yang bawa kaki lo keru-"

"Ban, gue pusing." rintih Prilly kecil. Bani merengkuh tubuh mungil Prilly, mengelus punggung sahabatnya lembut.

"Ini karena tadi lo ga ganti perbannya, terus ditambah kehujanan, jaitannya basah lagi." Prilly terisak kecil. Menerima hangatnya pelukan Bani, mengapa setiap dia sedang tidak baik Bani yang selalu ada disampingnya? Padahal yang ia harapkan adalah kekasihnya, Ali.

Hingga sebuah suara deringan ponsel membuat Prilly menjauhkan tubuhnya dari Bani, senyumnya langsung terbit kala melihat nama sipenelpon.

"Oke gue beliin dulu lo makanan." Bani memundurkan langkahnya lalu pergi meninggalkan ruang rawat yang Prilly tempati.

"Hallo, Ali?"

"Lo ngapain sih telponin Alex terus? Dia lagi tidur nih disamping gue. Lo ganggu waktu berdua gue sama Alex tau ga?!"

"In-ndah?"

"Iya ini gue! Lo ga usah ganggu gue sama Alex dulu dong."

Prilly sedikit tersentak, senyumnya pun sudah luntur kala mendengar ucapan Indah, bahwa Ali sedang tidur bersamanya.

"Gue ga telpon Ali!"

"Lo nelpon terus waktu Ali lagi nyuapin gue!"

Tut!

.....
A/N: Gw ga bakal bikin Ali menyesal-menyesal banget guys... Kenapa? Karena disini Ali ga gw buat jahat, wkwk. Nanti kalian bakal tau kok dinext part:). Mulmed lagi males ngedit... Wkwk lagi g gabut saya:)

Anywey ada notifnya kagaaaa?

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang