OS - Fifty Nine

914 108 11
                                    

59.Honesty


"Saya, saya mamahnya Indah-"

"Saya hanya menuruti permintaan terakhir putri saya-"

"Maksud tante?" Rizky menyahut.

"Indah, dia meninggal, karena..."

Flashback on

Ali yang makin menjadi-jadi membuat orang-orang disekitarnya segera menghubungi pihak rumah sakit jiwa.

Pihak RSJ datang begitu cepat, hingga saat Indah akan berbalik untuk pulang, sebuah tubrukan dari Ali yang lari menghindari petugas RSJ membuat Indah, terjatuh dan mengguling kearah batu besar dibawah sana.

Bruk!

Hingga setelah kejadian itu, Indah terbentur sangat keras tepat seperti kecelakaan yang dialami Bani. Karena benturan itu, Indah dilarikan kerumah sakit.

Mungkin ini karma dari Tuhan, pikir mamah Indah saat itu. Namun pesan terakhir dari Indah membuat mamahnya itu bimbang.

Mamah kalau mau lihat aku bahagia, maka bunuh April!. Satu lagi, Eriska... Dia pasti bakal ngasih tahu April kalo dia tahu aku sudah mati. Kalo mamah ga bunuh mereka... Aku ga mau nganggap kamu, mamah aku nanti diakhirat!!!

Bahkan dalam kondisi sekaratpun Indah masih bisa menulis kata-kata itu? Gadis yang aneh atau gadis yang gila?.

Dan dengan terpaksa mamahnya Indah menurut, karena ia pikir itu adalah salah satunya cara agar membuat Indah bahagia dan tenang.

Flashback off

"Apa?! Alex dibawa RSJ? Alex gila?!" jelas Rizky terkejut. Wanita itu mengangguk kecil, membuat Rizky menundukan kepalanya. Merasa bersalah mungkin?

"Lalu dimana kuburan anakmu itu?" pertanyaan itu terlontar dari Syifa yang menatapnya sinis.

Baru akan menjawab sebuah suara membuat semuanya menoleh, dan mamah Indah yang terkejut. "Mamah?"

"RIO?! kamu ngapain disini?"

"Jenguk adek lah mah, dia minta buah anggur sama aku."

"Sadar! Adek kamu udah ga ada Rio!"

"Ini apaan lagi rame-rame gini? Loh? Rizky? Ngapain lo pada disini?" semua diam, masih belum mengerti pada pembicaraan Rio dan mamahnya.

"Mamah mau jenguk adek? Ayo Rio anter. Eh ko pake kursi roda gini?" banyak pertanyaan yang terlontar dari Rio tapi semuanya masih bungkam dan menatap Rio bingung. Apa laki-laki itu juga tidak waras?.

"Antar mamah kesana. Buktiin apa yang barusan kamu bilang."

"Saya ikut!" Monik dan Syifa spontan berbicara bersama. Keduanya memang memasang wajah sinis sedaritadi.

2 polisi dikursi sana ikut berdiri, mengikuti Rio yang mendorong mamahnya kesebuah ruangan. "Aneh orang-orang." gumam Rio.

Hingga sebuah pintu membuat wanita yang duduk dikursi roda itu terkejut. Iya, benar putrinya kemarin dirawat diruangan ini.

Pintu dibuka oleh Rio, bersamaan dengan wajah terkejut mamahnya yang memandang putrinya sedang melahap buah anggur tanpa menyadari ada orang masuk.

"INDAH!" gadis dengan baju pasien itu menoleh, membulatkan matanya kala melihat mamahnya dan orang tua Bani. "KAMU MEMBOHONGI MAMAHMU?!"

"Maksud mamah apa sih?" Rio menyahut bingung. "Lihat! Ulah adikmu yang menyuruh mamah membunuh April dan Eriska membuat kaki mamah lumpuh dan tak bisa berjalan!"

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang