OS - Twenty One

1.4K 143 14
                                    

21.A game


Laki-laki tampan dengan hoodie merah maroon nya itu mengernyitkan dahinya bingung, dihadapannya ada gadis tinggi tengah menatap lantai dengan pandangan lirih.

"Alex!" setelah lama saling diam, akhirnya suara dari gadis dihadapannya terdengar. Terdengar sangat lirih membuat laki-laki dihadapannya yang ternyata Ali menghela nafas.

Tadinya ia akan pergi saja, tidak mau terlalu dekat lagi dengan gadis yang sudah hampir membuat hubungannya dengan seseorang hancur. Sudah sebulan hubungan Ali dan Prilly kembali membaik, namun nampaknya gadis dihadapan Ali tidak terima mendengar berita itu.

"Apaan?" Ali menyahut malas, bibirnya asik menggerutu kala teman sekelasnya menarik dirinya untuk berhadapan dengan gadis tidak tahu malu, menurut Ali.

Gadis jangkung yang pasti kalian tahu itu mendongkak menatap laki-laki tampan dihadapannya, air matanya luruh begitu saja ketika ditatap Ali. "Aku nangis karena kecewa sama pacar kamu." ujarnya sembari menghapus air mata dipipinya.

Ali mendelik dengan senyum miringnya "Ga usah drama! Pacar gue orang baik-baik dan gue yakin dia ngecewain lo karena lo yang mulai." desis Ali, intonasi suaranya berubah menajam. Ali benar-benar sensitiv sekarang, ia takan segan-segan memukul manusia yang telah mengganggu kekasihnya itu.

"Aku tau kamu pasti ga akan percaya, tapi kamu harus dengerin dulu aku ngomong!"

"Gue daritadi dengerin lo ngomong!" Ali sedikit membentak diujung kalimatnya. Gadis dihadapannya mendengus marah dalam hati, Ali benar-benar sudah berubah. Tidak ada lagi sosok Ali yang lembut pada semua wanita, pikirnya.

"Alex, hiks hiks... Arkan nembak aku karena April, mereka sekongkol buat ngerusak hubungan kita ini! Arkan ngehasut aku buat selingkuh dari kamu, Arkan juga ngasih tau ke April kalo kita udah putus waktu itu-"

"-kamu tau kan April sama Arkan sahabatan? Mereka ngerusak hubungan kita karena April mau nguras harta kamu. Arkan deketin aku supaya aku bisa jauh-jauh dari kamu."

Ali tertawa meremehkan. Drama macam apa ini?. Desis Ali membatin. Ali bahkan masih ingat bagaimana ucapan Indah, gadis dihadapannya ketika sedang berbicara berdua dengan Arkan ditaman dekat rumah Prilly.

"Drama lo keren! Masuk jurusan teather sana! Haha."

Indah menatap Ali sendu "Aku serius Alex, kamu harus percaya. Dia jahat sama kamu."

Ali berbalik membelakangi Indah, lalu tertawa lagi dengan tangan yang ia selipkan disaku celana seragamnya. "Prilly orang kaya, kekayaan gue ga ada apa-apanya sama kekayaan dia. Kalo niat dia morotin? Kenapa dia ga morotin Bani sahabatnya aja yang jelas-jelas menyukai Prilly? Bani juga orang kaya, Arkan apalagi, kenapa Prilly ga morotin mereka aja? Kenapa mesti gue?"

Dibelakang sana Indah nampak meneguk air liurnya susah payah, berdiam diri untuk beberapa saat sebelum akhirnya menarik nafas. "Itu karena kamu ganteng."

Ali mengumpat lagi didalam hati, alasan macam apa itu? Apa Bani tidak cukup tampan? Bukankah Arkan memiliki rupa bak Dilan sipria romantis yang banyak digemari kaum hawa?. Akhirnya Ali memilih melangkah perlahan, tapi baru satu langkah suara dari arah belakang membuat Ali kembali diam.

"Indah benar, April nyuruh gue ngehancuri hubungan kalian karena dia mau morotin lo, dia mau dilihat orang-orang bahwa banyak laki-laki tampan dan kaya yang ngedeketin dia. Gue ga pernah ada rasa sama Indah, ini gue lakuin karena April sahabat gue."

Ali mendengus, mendengar suara bariton yang nampak ragu dibelakang sana. Ali bukan laki-laki bodoh? mudah terhasut oleh syaiton yang sudah ia ketahui kedoknya.

"Gausah diperbudak oleh cinta!"

"Apa maksud lo?"

"Ga usah banyak drama, gue sama Prilly udah bahagia."

Indah tertawa lirih "Suatu saat bahagia itu hanya untuk April, dan ga bakal berlaku buat kamu!"

"April sirik sama Indah, karena Indah bisa dapetin lo."

Ali berlalu dengan tangan yang mengepal diposisi masing-masing.

Dibelakang sana Indah menghapus air mata palsunya, dengan sapu tangan yang tadi tersimpan rapi disaku seragamnya. Menyunggingkan senyum miring lalu tertawa kecil, sangat kecil bahkan laki-laki disampingnya pun sampai tak mendengar.

Dan sebenarnya ketika Indah menunduk, itu bukan karena takut tapi karena ia sedang mengontrol emosinya. Emosi agar air mata dengan mudah terjatuh, katakan saja bahwa Indah memiliki bakat untuk menjadi pemain film, namun jika mau mengetai Drama Queen pun sepertinya saya tak keberatan. Xixixi

....
A/N: Nyambung ga sih sama judul? Mwehehe mls mikirin judul 😭

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang