OS - Forty Six

849 107 16
                                    

46.Graduation

Setelah beberapa minggu berlalu, siswa siswi nampak sedikit gusar. Ketika melangkahkan kakinya masuk kesekolah, Siswa siswi terlihat seperti ketakutan dan tidak percaya diri.

Sekolah yang biasanya ramai diisi oleh siswa-siswi kini ramai juga diisi oleh orang tua/ wali mereka. Gadis mungil disana tersenyum kecil, disamping kanannya ada wanita paruh baya yang tengah berbincang-bincang manis dengan orang tua siswa lainnya.

Bunda Ayah, Prilly ga bakal bikin kalian kecewa.

Ya, gadis itu Prilly... Membatin sembari menatap langit-langit gedung aula. Ia sangat yakin bahwa kedua orang tuanya hadir disini, walau tidak terlihat tapi mereka melihat.

"Eh mamah nanya loh!"

Prilly mengerjapkan matanya perlahan. "Kenapa mah?" tanya Prilly menoleh pada wanita disebelahnya.

"Ya allah sayang!" Prilly terkekeh kecil. "Kenapa mah?"

"Bani sama papah mana ya? Ko belum kesini?"

"Acaranya masih 40 menit lagi ko mah. Mungkin juga mereka lagi ngobrol diluar." wanita itu yang ternyata Monik, sang mamah Bani mengangguk.
-----
"Ali!!!!"

"Ali ga mau ikut mah ah. Takut ketemu Prilly sama Bani." ujar Ali segera melesat kearah kamarnya.

Resi mencoba mengejar Ali "IKUT! KALO GA IKUT MAMAH GA MAU AMBIL HASIL KELULUSAN KAMU!"

Sontak mata Ali melebar, bagaimana jika tidak diambil? Malu sekali. Nanti mereka kira Ali dan keluarganya ada apa-apa.

"Ngancem! Jelek banget." gerutu Ali membuka pintu, lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Resi yang mengulum senyumnya.

"ICEL IKUT!" suara itu membuat Ali menutup kupingnya sakit. "Argh berisik kamuuu!" Icel hanya tertawa lalu menggandeng tangan abangnya manja.

"Kaia jahat banget mah ga ikut."

"Kaia nanti nyusul, ayo cepet keburu mulai!"
-----
Hari kelulusan jelas sangat ditunggu-tunggu namun ditakutkan juga. Diacara ini anak-anak nakal atau troumblemaker menjelma menjadi anak ustadz. Mereka berdoa bahkan bersujud untuk meminta restu pada tuhan mereka masing-masing.

"Ya allah semoga nilai Udin besar!"

"Ya tuhan semoga nilai Hansen paling unggul seantoro dunia!"

"Yallah maapin Baim! Baim janji bakal belajar kalo UN lagi."

"Dih so janji, padahal mah udah lulus SMA ga bakal ada UN lagi bego!" temannya mengumpat, memang iya. Bisa dikatakan SMA itu adalah pendidikan paling akhir, itupun jika kita tidak ingin kuliah.

Acara segera dimulai, siswa-siswi saling berpelukan sama lain. Berusaha saling menguatkan jikalau ada temannya yang tidak beruntung.

"SISWA DAN SISWI DI SMA 68 JAYA JAKARTA, TAHUN 2019/2020... Dinyatakannnn-

-LULUS 100%"

Semua bersorak, mereka menintikan air mata bahagia. Riuh tepuk tangan terdengar menggema, mempererat pelukannya dan tersenyum seolah-olah saling memberikan selamat.

Suara terompet membuat mereka menoleh pada satpam yang tengah meniupnya. Serbuk kertas warna-warni berjatuhan setelah petugas kebersihan menekannya... Semua bersorak gembira, tertawa bersama dengan diiringi air mata yang mengalir.

"SELAMAT UNTUK SEMUANYA!"

"Dannn! Perhatikan kembali!" semua diam, menunggu Pak Virman selaku Kepala Sekolah berbicara. "SISWA DENGAN PREDIKAT PALING TINGGI ADALAH....

APRILLYAN CONZINAP dengan nilai yang memuaskan!"

Semua kembali bersorak, membuat gadis mungil itu tersenyum haru ditempatnya.

"Dipersilahkan kepada Aprillyan untuk segera maju kedepan." Prilly berjalan dengan senyum bahagianya, menunduk kecil pada teman-temannya bermaksud mengucapkan terimakasih.

"Selamat April!"

"Pril selamat ya!"

"Congratulation Aprill!"

"Terimakasih semua!"

"Saya bener-bener ga nyangka. Bisa menjadi siswa dengan predikat paling tinggi, padahal menurut saya pribadi saya belum sepintar kalian. Tapi alhamdulillah atas izin sang kuasa usaha saya membuahkan hasil yang sangat sempurna. Ini untuk bunda dan ayah yang berkenan hadir. Untuk teman-teman terimakasih sudah menjadi teman saya disini. Semoga selalu bahagia dan sukses, terimakasih sekali lagi." diakhiri dengan mengangguk, Monik ditempat duduk sana tersenyum haru.

Begitupun Resi, wanita itu sedaritadi tersenyum. Merasa memang pantas Ali memperjuangkan Prilly yang pintar dan juga mandiri.

Sementara dipojok aula sana gadis dengan hoodie pinknya itu menggeram tak terima melihat Prilly bahagia bahkan dipuja puji bak dewi oleh seluruh orang.

"GARA-GARA LO GUE DIKELUARIN DARI SEKOLAH INI! SAATNYA BERMAIN-MAIN CANTIK!" ujarnya tersenyum miring.

Gadis itu berlari keluar melewati ruang kepala sekolah yang memang sepi karena semua orang tengah berada di aula.

"Ini sekolahan! Kamu di didik untuk menjadi anak yang tahu sopan santun!"

"Tapi saya tidak terima kalau bapa mengeluarkan saya, sementara ujian sudah dekat!"

"Masih mau ujian? Kamu sudah mencelakai nyawa orang?! Kenapa tidak sekalian jadi psikopat saja?!"

"Bapa guru atau bukan? Harusnya menuntun muridnya ke jalan yang baik, bukan malah menyuruh saya menjadi psikopat!"

"Kelakuan kamu membuat Sekolah ini malu! Tidak ada yang diharapkan dari kamu! Dikelas kamu tidur seenaknya, diluar kamu mencelakai orang. Sekolah ini akan hancur jika ada siswa seperti kamu!"

"Oh begitu? Baik. Saya keluar."

"ARGH! Bangsat mereka!" gadis itu membanting vas bunga yang ada didekatnya, beruntung diaula sedang bising.

"TUNGGU KAMU APRIL SIALAN!"

.....
A/N: Paypay gw mo sekolen... Monmaap klo jadwal nextnya gjelazzz:" alurnya gw percepat yeeee:v wkwk

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang