OS - Fifty Four

813 97 12
                                    

54.Matters are Excluded


Laki-laki tampan dengan wajah yang sebagian tertutup hoodie itu menghela nafas gusar. Mengapa hubungannya dengan mantan kekasihkan menjadi serumit ini. Bahkan gadis yang sudah menjadi pengganggu hubungan keduanya benar-benar menghilang.

"Lex!" laki-laki yang ternyata Arkan pun mendekat pada Ali. Arkan mendudukan bokongnya tepat disebelah kanan Ali.

Terhitung dari pemakaman Bani, ini adalah ke-seminggunya Ali dijauhi. "Kenapa Kan?" Ali bertanya dengan suara yang nyaris tak terdengar.

"Gue masih penasaran, Indah beneran dikeluarin waktu disekolah SMA?" Ali mengangguk membenarkan. "Ko bisa sih?" sebenarnya Arkan tahu, tapi ia ingin dengar secara lengkap dari Ali. Penyebab ia pindah sekolahpun, karena Indah mengancam akan membongkar semuanya jika Arkan masih sekolah disana tanpa Indah.

"Gue yang laporin dia," gumam Ali kecil, mengingat-ngingat peristiwa bulan lalu.

"Cerita coba."

Flashback on

Setelah berusaha membuat Prilly cemburu namun tidak berhasil itu, jelas Ali kesal dan hampir putus asa. Tapi sebuah film membuatnya tersadar dan kembali berjuang.

Hingga saat sesudah Indah mengusulkan lagi sebuah ide yang jelas Ali tolak, Ali meninggalkan pelajarannya dan menyendiri disebuah taman. Cari part Rizky Syifa jadian.

Taman yang kebetulan dekat dengan rumah Prilly... Ali melirik menatap sebuah pohon besar yang saat itu ia pakai untuk bersembunyi dan mendengar kebenaran dari Indah dan Arkan.

Dan ingatannya pun berputar pada saat Prilly marah padanya, ntah darimana pikirannya tiba-tiba mengingat kembali kejadian dimana ia tahu dahi Prilly terluka.

Dari situ Ali berniat untuk memperjuangkan Prilly lagi tapi dengan cara menyingkirkan Indah dari sekolah ini terlebih dahulu. Agar caranya berjalan dengan lancar, maksudnya tanpa pengganggu semacam Indah.

Ali meminta duplikat kamera cctv saat itu, lalu berlalu menghampiri ruang Kepala Sekolah.

Tapi sebelum itu, Ali mencari tahu dulu sebesar apa luka yang diberikan Indah pada Prilly. Hingga dengan malasnya Ali berjalan kearah pos satpam sekolah yang sedang dihuni oleh satpam menyebalkan.

"Pak saya mau tanya."

"Tinggal nanya aja." Ali didalam hatinya mendengus, satpam dihadapannya seperti manusia yang tidak tahu sopan santun. Beruntung usianya terpaut jauh lebih tua dari Ali, jadi Ali masih menghargainya.

"Bani pernah keluar bawa April ga pak?" bukan tanpa bukti Ali berbicara ini. Pasalnya saat sedang menunggu petugas PMR diUKS, ia melihat Prilly tengah digendong oleh Bani yang jelas membuatnya terbakar cemburu dan menjadi egois.

"Gatau lupa!" dengan menyebalkannya satpam itu berbicara seolah-olah ia orang penting dan Ali bawahannya.

Ali lagi-lagi mengeram, tidak terima jika pertanyaannya dipermainkan. "500 ribu deh buat lo, Pak." terlanjur kesal akhirnya Ali mengubah kosa katanya seperti pada teman sebayanya.

"Oke, cowo itu emang pernah bawa April keluar. Katanya mau ke ke klinik gitu, ga pake kendaraan apapun." gila, hanya berbicara sesingkat itu saja harus dengan uang 500 ribu.

Ali mengeluarkan dompet sakunya, merelakan uang jajan yang diberikan oleh neneknya perbulan. "Klinik mana pak?"

"Saya gatau,"

Oke Ali sudah cukup sabar, maka dengan cepat Ali menyimpan uang 100 ribu 5 lembar diatas meja dan berlalu dari sana tanpa memperdulikan satpam yang memanggilnya karena tak izin.

"Kalo lagi gaswat sih, pasti si Ban serep nyarinya klinik terdekat!" benar-benar membutuhkan logika, walaupun tidak serumit logika tapi ini memang perlu berfikir.

Akhirnya Ali berjalan kecil, menyusuri jalan agar sampai ditempat yang ia tuju. Klinik terdekat hanya satu disini, rasanya tidak mungkin Bani berlari ke klinik yang jauhhh.

Setelah sampai, tanpa perasaan Ali menegur dokter yang kebetulan akan masuk keruangan pribadinya. "Dok!"

Dokter itu menoleh, "ya ada yang bisa dibantu?"

"Dokter pernah nanganin pasien yang namanya Prilly ga?" tanya Ali begitu to the point.

Dokter itu berfikir sebentar. "Saya tidak pernah mendengar nama itu. Tapi sudah lama sekali saya melihat ada anak-anak yang seragamnya sama kaya punya kamu. Ah ya saya masih ingat."

"Mungkin itu dia dok!"

"Ah kalau begitu, lihat diujung ruangan sana? disana ada data pasien-pasien yang pernah datang kesini. Kamu bisa meminta tolong untuk mencarikan nama Prilly itu pada petugasnya." Ali mengangguk lalu berlari keruang tersebut setelah berucap terimakasih.

Setelah mencarinya dengan dibantu petugas akhirnya Ali melihat nama... Aprillyan Conzinap disana, namun bukan ditangani oleh dokter yang tadi ia lihat namanya.

"Apa dokter ini masih ada?" tanya Ali hati-hati.

"Ah kebetulan, sepertinya 1 jam lagi waktunya dokter Andara istirahat." Ali tersenyum dan berlalu menunggu dokter yang petugas itu maksud.

Hingga 1 jam berlalu dan benar saja dokter dengan name tag Andara itu tersentak melihat Ali yang kebosanan. "Ada yang bisa dibantu anak muda?" tanyanya mengagetkan Ali..

"Dokter pernah menangani yang namanya Aprillyan Conzinap?"

"Ah sepertinya tidak asing." dokter itu terlihat berfikir. "Ahhh apakah dia gadis dengan luka 10 jahitan?"

Pengakuan dari dokter jelas membuat Ali terkejut. Dan bodohnya, ia malah menolong Indah yang hanya pingsan dan membiarkan kekasihnya yang jelas terluka parah?.

Mendapatkan 2 bukti, membuat Ali dengan berani menghampiri kepala sekolah dan meminta untuk Indah dikeluarkan.

Dan ada 1 lagi kenyataan yang Ali dapatkan dari seorang ibu-ibu yang tiba-tiba datang kesekolah. Ternyata Indah pernah hampir membunuh gadis yang mendengar pembicaraan Indah dengan seseorang.

Flashback off

.....
A/N: Yang bingung, siapa yang dikeluarin... Yang dikeluarin itu Indah karena Ali bukan karena Prilly. Bantu doa yu buat idola kita yang mau ada project... Entah sefilm atau engga:v berdoa aje guys.

SERIUS NANYA...

KALIAN PENGEN PRILLY NYESEL DLO APA LANGSUNG ENDING SIH:V

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang