OS - Fifty Six

853 104 13
                                    

56.Who is Crazy?

Gadis dengan kacamata hitam itu menunduk, memperhatikan gundukan tanah dihadapannya. Mengusap perlahan batu nisan tersebut lalu sedikit mengeluarkan air matanya.

"Maafkan aku Bani!" didengar dari suara dan nada berbicaranya... Gadis itu seperti gadis lemah lembut yang menyimpan beban sendirian.

"Maafkan aku karena terlalu takut mengakui kebenarannya pada April, aku belum siap diteror oleh orang jahat yang mencelakaimu Bani. Aku terlalu rapuh untuk hanya berbicara siapa penyebab kamu tidak lagi didunia."

Tanpa menyadari gadis dibelakangnya, sigadis berkacamata hitam itu nampak asik menumpahkan semuanya. "Aku sebenarnya tahu Bani siapa pelakunya... Tapi aku terlalu takut untuk mengungkapkan kebenaran ini."

"Siapa pelakunya?" suara itu sontak membuat si gadis berkacamata beranjak dan tersentak. "Ap-ril?" ucapnya terbata-bata.

"Lo tau pelakunya? Jawab gue siapa orang itu?"  gadis manis itu menatap Prilly takut, ingin jujur namun keadaan sedang tidak memungkinkan. "JAWAB RIS!"

Ris atau Eriska tersentak terkejut menatap Prilly dengan mata berkaca-kacanya. "Gue takut Pril!"

"Lo bakal aman, Ris!"

"Plis jangan berbicara disini!"

"Kita kerumah gue!" Prilly menghampiri batu nisan Bani terlebih dahulu, lalu menciumnya lama. "Gue sayang sama lo. Bilangin ke Bunda dan Ayah, makam mereka jauh gue ga selalu bisa jengukin mereka."

Setelahnya Prilly menarik Eriska untuk masuk kedalam mobilnya dan ikut kerumah milik Prilly.

"Aku minta maaf sebelumnya, gadis-gadis kecil."
-----
Setelah membawa Eriska duduk, Prilly menyuruh asisten rumah tangganya untuk membuatkan minum.

"Lo ko bisa ada dimakam Bani?" Prilly bertanya, sembari menatap Eriska serius.

"Jengukin mamah sekalian minta maaf sama Bani." Prilly mengangguk kecil seakan tersadar dengan sesuatu ia langsung menatap Eriska dengan kerutan didahinya. "Mamah?"

"Mamah- meninggal sehabis laporin kelakuan Indah," Eriska bercerita dengan to the pointnya membuat Prilly tersentak dan makin mengerutkan dahinya bingung. "Indah dikeluarin dari sekolah karena hampir bunuh Aku."

Lagi dan lagi Prilly tersentak, tetap diam ingin mendengar kelanjutan dari teman kelas 11 nya.

"Aku pernah mergok Indah yang lagi bicara sama seseorang buat ngefitnah kamu matre... Baru aku mau bilang, Indah keburu tau dan ngegores tangan aku pake silet kecil. Aku kaget dan dia ngancem bakal bunuh aku, aku coba buat berani dan mau lapor lagi kekamu tapi Indah tau lagi. Dan aku hampir dicekik, untung Salma temen sekelas aku liat dan ngegagalin rencananya Indah-

-suatu hari mamah tau dari Salma dan mamah ngelaporin itu barengan sama Alex yang ngelaporin juga kelakuan Indah, udah bikin dahi kamu dijahit. Dan Indah dikeluarin dari sekolah, tapi Indah ga terima dan dia mantau mamah aku dari jauh... Saat mamah makan direstoran sama temennya, mamah keracunan dan hasil cctv nampilin Indah disana. Indah yang ngeracunin mamah."

"Aku tinggal sendiri, dan terlalu takut buat laporin semua kelakuan dia kepolisi. Hari-hari Indah udah ga pernah neror aku lagi, dan aku memberanikan diri buat keluar rumah. Tapi saat itu juga aku liat Indah yang lagi ngobrol sama seseorang. Aku pengen ngasih tau kekamu kalo Indah ngaku sendiri dia yang bunuh Bani, tapi aku takut."

Krekkk

Keduanya sontak menoleh bersamaan, suara ranting yang terinjak membuat gadis yang tidak sengaja menginjaknya itu terkejut. Tapi dengan segera ia abaikan, fokusnya sekarang adalah 2 insan dihadapannya.

"Kenapa kalian ngomongin penjara? Siapa yang buat salah?"

"Hhh... Kamu menguping? Kamu ingin ku bunuh Ris? Atau mau ku teror lagi?"

"Ti-tidak, aku hanya bertanya. Tidak akan ku beritahu pada siapapun."

"Gue yang bunuh Bani kalau lo mau tau." Indah menyeringai setelahnya.

Prilly menutup mulutnya tak percaya, semua terungkap! Indah pelakunya... Gadis itu pembunuhnya bukan Ali!. Ia salah selama ini!. Dan yang Ali katakan 2 hari yang lalu adalah sebuah kejujurannya, mungkin?.

Setelah puas menceritakan semuanya... Eriska pamit pulang, dipesankan taxi langsung oleh Prilly sendiri. Karena ia tak ingin ada sesuatu yang terjadi pada Eriska.

Hingga baru akan berbalik, sebuah aroma yang tak sedap tercium, membuat mata cantik itu tertutup secara perlahan... Semua gelap, semua tidak terlihat dan semuanya tidak ada.
-----
Dilain tempat laki-laki dengan tangan yang terikat itu menjerit. "GUE GA GILA! LEPASIN GUE SIALAN!"

"WOI!"

"ANJENG!"

"GUE GAMAU DIEM DIRUMAH SAKIT JIWA TERUS!"

"GUE GA GILAAAA! GAKKKK!"

"Gakkk---"

Perlahan suara itu menghilang, tergantikan dengan helaan nafas dari seseorang yang bersyukur karena semuanya sudah tenang.

"Dia benar-benar lincah!"

"Seperti sedang putus cinta, dok."

"Mungkin begitu, hubungi keluarganya! Pasien sudah dirawat dari dua hari yang lalu, tapi keluarganya belum ada yang tahu."

"Kami belum menemukan nomor orang tuanya dokter, ponselnyapun terkunci."

"Lihat KTP nya dan datangi rumahnya."

.....
A/N: Yahhh bukan Ali cowonya:) tapi Keju... Yaudah sabar ajalah ya, siapa tau next time bisa... Padahl udh maen tebak-tebakan... Tpi ternyata tebakannya salah:( g boleh kecewa kita hrs hargai keputusan Ali... Next time semoga yaaa:)

Berdoa dan tersenyum guysss!!!

Mungkin senang kita nanti senang bgt jdi susahnya pun harus susah bgt 😂🤣 inget Allah itu adilll:)

Dikasih lope biar romanyun...
❤💙💚💛🧡💜🖤

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang