OS - Four

1.6K 177 3
                                    

4.Fill Ali's Dream and Prilly's Worries


Rumah besar itu nampak begitu ramai padahal hanya ada 2 insan didalamnya. Ali tertawa keras dengan tangan yang sedang memegang perutnya, sementara Prilly sudah berguling-guling tak karuan.

Drttt

Hingga sebuah suara ponsel membuat keduanya tersadar. "Apaan kamu guling-guling gitu?" Ali tertawa lagi, menertawakan gadisnya yang kini sedang menahan malu. "Bentar,"

Indah😩
Online

Lex, mamah bentar lagi pulang
dia pengen dijemput sama kamu
dan aku:( mau ya?.

Apa ga bisa lo aja? Gue lagi
sama cewe gue nih:v

Mamah pasti sedih kamu tolak
gini:"(

Kan dia mamahnya lo.

Tapi mamah udah anggep kamu
juga anaknya:) kasian loh mamah
kalo kamu tolak😖

Jam berapa mamah lo balik?

Dia lagi diatas pesawat mungkin
sebentar lagi.

Makasih ya Alex:3

Okey kita janjian disana aja.

Mobil aku rusakkk:(

Gue otw.

----------
"Ali aku lagi nanya lohhh." Prilly menarik dasi Ali kasar, sementara Ali malah terkekeh kecil.

"Nanya apa?"

"Hah? Jadi kamu ga dengerin?" Prilly melirik kearah layar ponsel milik Ali. Dengan jelas Prilly melihat nama Indah disana. Mantan mulu. Cerca Prilly membatin kesal.

"Maaf ya. Yaudah nanti aja nanyanya, aku harus jemput indah nih bay." Ali berlalu meninggalkan Prilly yang nampak hanya diam.

Baru saja tertawa, sudah dibuat kecewa lagi.
---------
Malampun nampak beraksi memamerkan kicauan burung hantu yang terdengar makin malam makin bising.

"Ali ko ga ada kabar sih?" tanyanya khawatir. Menatap lama layar ponselnya yang kini menunjukan room chat bersama sang kekasih.

Sementara dilain tempat, Ali nampak diam termenung dibalkon kamarnya. Tadi setelah menjemput mamah Indah ia langsung segera pulang dengan beralibi "Saya masih banyak tugas tante."

Setelah pulang Ali menghempaskan bokongnya langsung ke king size, merogoh saku celananya mencari ponsel. Awalnya Ali mau menghubungi Prilly memberi kabar bahwa ia sudah pulang namun takdir tak berkhendak, ponsel Ali low batte.

Karena malas beranjak akhirnya Ali melemparkan ponsel itu kesisi sebelah kanannya. Ali memejamkan matanya sampai tanpa sadar Ali mulai terlelap nyaman dalam tidurnya.

"Kenapa 2 orang itu bilang gitu ya?" gumam Ali lirih.

"Aliii!" pekikan begitu keras tak membuat Ali berkutik sedikitpun. Hingga sang pemekik mulai masuk dengan rasa khawatirnya.

"Ali kenapa sayang?" Ali menoleh mendapatkan mamahnya yang sedang tersenyum.

Ali menghela nafas manarik mamahnya untuk duduk di sofa sebelahnya. "Ali bingung."

Resi, mamah Ali tersenyum mengelus rambut putranya "Cerita sama mamah yu?"

"Mahh, Ali tadi mimpi-"

Ali nampak mengerjap-ngerjapkan matanya menatap sekeliling yang terlihat begitu asing. Hingga 2 orang, wanita dan pria menghampirinya dari sebelah kanan dan seorang pria menghampirinya dari sebelah kiri.

"Jika kamu hanya main-main, tinggalkan anakku! Dia gadis baik." ujar pria sebelah kanan.

"Tolong jangan pernah sakiti anak saya, kami pernah menyakitinya dan kami begitu menyesal. Berikan kebahagiaan agar kami bisa tenang disini." ujar wanita itu menatap lekat wajah Ali, namun yang membuat Ali heran adalah kenapa Ali tak bisa melihat wajah mereka.

Hingga tepukan pada bahunya membuat Ali menoleh dan memutar setengah tubuhnya kekiri.

"Abah?"

"Anak abah udah besar. Masih ingat kata abah? Jangan menyakiti perempuan ya, apalagi dia anak baik. Ali tidak takut kakak Ali yang mendapatkan karma?"

"Maksud abah gimana? Ali belum ngerti. Ali gamau Kaia kenapa-napa."

"Anak mereka sering kali menangis hanya karena perbuatan Ali. Abah memang mengajarkan Ali untuk tidak berlaku kasar pada perempuan namun bukan berarti Ali memberikan semua perempuan harapan seperti ini. Jika sudah membuat komitmen dengan 1 perempuan hargailah komitmen itu, jaga dan jangan sampai berujung pada karma."

"Siapa anak mereka abah?"

"Kamu akan tahu jika kamu benar-benar menjaganya." mendengar itu Ali dengan segera berbalik, ingin menatap 2 manusia yang tadi memberikan peringatan padanya. Namun ketika Ali menoleh, semua tampak kosong.

Ali berbalik lagi kearah Abahnya namun sama saja, abahnya juga sudah menghilang. Hingga Ali terkejut dan berteriak "ABAHHHH JANGAN TINGGALIN ALI LAGIII!"

"ABAH! ABAH JANGAN PERGI. ALI BUTUH ABAH!"

"ABAHHHHH!!!"

"Huh huh," Ali terbangun dari tidurnya, nafasnya memburu keringat sedikit menetes dari pelepisnya itu. Ternyata semuanya hanya mimpi, namun apa maksud dari mimpi tersebut?.

"Memangnya Ali sedang berkomitmen dengan siapa? Ko mamah ga tahu?" tanya Resi usai Ali menamatkan cerita pasal mimpinya itu.

"Ali emang belum cerita mah. Ali sebenernya punya pacar, namanya Prilly."

"Mungkin Ali sering nyakitin Prilly?"

"Engga kayanya mah. Ali perhatian banget sama Prilly, setiap hari Ali sama dia."

"Yaampun Ali belom ngabarin Prilly!"

.....
A/N: Ali tobat kayanya:"( ga seru batt sih:"(

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang