OS - Twenty

1.4K 149 2
                                    

20.Getting Better Again


Suara lembut dari seorang ibu-ibu membuat Indah mendengus kesal, sementara Ali bernafas lega dan mengucapkan banyak-banyak syukur.

"Kamu gapapa sayang?"

Indah menggeleng "Gapapa mah."

Ali berdiri dari sana "Tante saya harus pulang, mamah menunggu dirumah." alibi Ali.

"Ko cepet?"

"Alex jangan pulang dulu!"

"Permisi tante." tanpa membalas ucapan Indah, Ali segera berlalu keluar untuk segera pulang.

"Aku nanyain ke mamah kamu, kamu belum balik tuh sampe magrib." sela Prilly menatap Ali menyelidik.

Ali tertawa "Yaudah jangan dipotonggg!" geram Ali.

Sebenarnya Ali tak benar-benar pulang, ia menghampiri kerabat dekatnya dulu dilapangan basket dekat rumahnya. Biasanya Ali selalu ikut berkumpul, namun akhir-akhir ini ia disibukan dengan sekolahnya.

Ali melatih kemampuan bermain basketnya disana, bersenda gurau dengan teman-teman rumahnya. Hingga tak terasa senja sudah akan menghilang.

Ali meninggalkan lapangan itu, mendengar suara adzan dimasjid kompleknya Ali menepikan dahulu mobilnya, masuk kedalam masjid dan melihat teman SDnya sedang melantunkan adzan magrib dengan suara yang subhanallah.

Mengikuti sholat berjamaah lalu berbincang sebentar dan akhirnya pulang, Ali mendapatkan mamahnya tengah duduk dengan wajah gelisah.

"Assalaamu‘alaikum, Mamah?"

Resi menoleh "Waalaikumussalam, Ali darimana?"

"Abis main dilapang basket depan." Resi mengangguk kecil.

"Ali, Prilly tadi-"

"Astagfirullah mamah, Ali belom ngabarin Prilly!" Ali merogoh saku seragamnya, mencari ponsel dengan tergesah-gesah.

"Ketinggalan kali."

"Ah iya, dirumah Indah. Ali ambil dulu ya mah. Assalaamu‘alaikum." Ali berlari kearah motornya, enggan memakai mobil yang pasti akan lebih terasa jauh.

Setelah sampai Ali langsung mengambilnya, menunggu diteras karena katanya akan diambilkan oleh Indah. Indah mengulurkan benda pipih itu.

"Thanks!" baru akan berbalik Rio dengan sengaja menyenggol bahu Ali, membuat Ali kembali berbalik dan refleks memeluk tubuh Indah. Rio sontak mengedipkan matanya, Indah yang tahu itu sengajapun berusaha mencari kesempatan untuk membalas pelukan Ali.

Ali yang terkejutpun baru sadar bahwa Indah mencari-cari kesempatan dengan cepat melepaskannya dan berlalu pergi dari sana.

Flashback off

"Masa sih ceritanya kaya gitu?" tanya Prilly menatap Ali marah.

Ali mendengus kecil "Masa panjang-panjang cerita dianggap ngarang." Prilly terkekeh lalu memeluk Ali. "Ga tidur bareng kan?"

"Itu kelakuan Indah, dia sengaja matiin ponsel aku, supaya bisa ngebajak ponsel aku. Pas dirumah dinyalain ternyata masih banyak batrenya, kamu ditelpon ga aktif."

"Hehe... Ponsel aku yang low, ettapi kamu bentak aku." sendu Prilly.

Ali menghela nafas, membalas memeluk Prilly "Aku lost kontrol, ga bisa liat orang pingsan, maaf yaa!" Prilly mendengus malas, memang iya Ali sering kalang kabut sendiri jika melihat orang pingsan.

"Terus yang disekolah kemarin? Katanya mau jemput mamah disalon tapi malah nampung sampah." sindir Prilly melepaskan pelukannya kasar.

Ali mengangguk paham "Yang ituu?"

Saat sedang berjalan kearah mobilnya Ali dikejutkan oleh pekikan gadis tinggi yang dulu bertahta dihatinya. "ALEX!" suaranya begitu nyaring, dan suara itulah yang membuat Prilly waktu itu menghentikan aksi menghitung langkahnya.

"Aku boleh ikut kedepan?"

Ali menatap gadis itu tajam "Tidak!"

"Please, ditaman depan aja. Kepala aku pusing tapi aku ada janji disitu." Ali yang memang dasarnya memiliki hati nurani pun mengangguk terpaksa.

"Tapi ditaman depan aja, kalo lo minta lebih gua seret keluar." Indah mengangguk paham. Setelahnya Ali berlalu memutar body mobil dan Indah bergegas masuk kedalam pintu depan samping kemudi. "Awas aja kalo lo drama!" gumam Ali sebelum masuk kedalam mobilnya.

Dan dugaan Ali benar, Indah pura-pura tidur, dengan kekesalan yang sudah diubun-ubun Ali memukul kepala Indah dengan pulpen didashboard mobilnya. Ia sudah berbaik hati tadi untuk memberi tumpangan pada Indah, tapi gadis itu nampak tak tahu malu.

"TURUN LO!" Indah tersentak lalu segera menegakan duduknya. "Udah sampe taman! Jangan banyak drama ntar gue seret lo secara paksa." Indah menatap Ali lirih tapi Ali nampak memalingkan wajahnya, lalu Indah keluar dengan hati yang sedikit dongkol.

"Ish ga nyangka kamu jadi kasar." komen Prilly kala Ali sudah menyelesaikan ceritanya. Ali menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.

"Ternyata mereka kalo dilembutin malah baper," oceh Ali membuat Prilly mengangguk setuju "Kamu juga."

"Ko aku?" Prilly menunjuk dirinya sendiri.

"Kamu kan nembak aku gara-gara waktu itu, aku bantuin ngambilin buku dirak perpus, terus aku payungin waktu hujan. Dan kamu kaya baper gitu padahal aku masih pacaran sama Indah." cerocos Ali membuat bantal empuk melayang kearah kepalanya begitu saja.

Ali tertawa menggoda lalu tanpa disangka Prilly yang cemberut ikut tertawa karena merasa malu. Siang itu semuanya kembali menjadi baik.

.....
A/N: Disini Ali ga cerita boong... Ini emg real penjelasannya, sama seperti yang Arkan bilang juga. Nyubit waktu dikit😌 revisi bentar pub deh:p ga ada perubahan alur:p tq yg dh vt:)

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang