OS - Fifty Eight

970 111 12
                                    

48.Because of Indah's Mother?


Para polisi mendekat, menuntun gadis bertopeng yang kini lumpuh dengan luka dikakinya. "Awshhhh!" gadis itu memekik sakit.

"Pak, tolong dibawa dulu kerumah sakit! Saya ingin meminta penjelasannya dari dia." polisi yang berdiri paling depan itu mengangguk, menyetujui apa yang Jihan katakan.

"Wake up baby!" Monik menggumam, sedaritadi terus menangis terlebih lagi saat mengetahui mobil ambulannya masih jauh. "Kuat sayangg! Mamah gamau ditinggalin kamu! Ully, aku mohon jangan ambil April dulu, hikss... Aku tidak mau kesepian."

"Sabar mah"

"PAPAH GIMANA SIH? MANA AMBULANNYA? KASIAN APRIL!" Monik memekik tajam dihadapan suaminya yang hanya menghela nafas.

"Jagain! Biar mamah labrak dia!" terlalu kesal akhirnya Monik menghampiri gadis bertopeng itu, menulikan telinganya saat Jihan memanggil.

Arkan, Rizky dan Syifa tengah membersihkan darah yang bercucuran dari wajah Eriska. "Kenapa bisa gini Kan?" bisik Rizky bertanya.

"Nanti mungkin akan jelas," ya... Rizky datang kesini karena Arkan yang menelponnya, Arkan sendiri terlalu takut untuk melawan gadis jahat dengan tangan kosongnya. IYA! IA PENGECUT!

Tiba-tiba bayangan tembakan tadi terlintas.

Monik saat itu mendekat, berjalan tanpa memperdulikan ancaman si gadis bertopeng.

Hingga

Dor!!!

Suara itu seketika membuat Monik diam dan terkejut, semuanya terlalu cepat untuk dihindari hingga darah bercucuran dibahu Prilly. Beruntung saat sigadis bertopeng itu ingin menembak tepat kearah kepala Prilly, kepala Prilly nampak menunduk karena merasa perih, hingga tembakan itu malah tertuju pada bahu Prilly.

Dan si gadis bertopeng itu terdiam beberapa saat. Hingga....

Dor!!!

Polisi menarik pelatuk itu tepat dikaki sigadis bertopeng, membuat seketika gadis itu terduduk lemas dengan darah yang bercucuran dikakinya.

Mendengar suara sirine yang memekik ditelinga membuat lamunan Arkan buyar dan menoleh kearah pintu luar, bertepatan saat itu tangan Monik melayang, berusaha membuka topeng yang dipakai oleh gadis itu.

Slep!

Topeng terbuka, menampilkan gadis ahh ralat wanita yang sedang ketakutan dalam pejamnya. "Siapa kamu hah?!" bentak Monik terkejut.

Begitupun Syifa dan Rizky yang bahkan merasa asing dengan wajah sipelaku.
-----
"Kejadian tembakan meleset seperti ini sudah biasa kami tangani, karena penembaknya belum terlatih-

-namun peluru dibahunya cukup parah. Beruntung kami sudah berhasil mengeluarkannya. Kejadian ini cukup serius, terlebih lagi dengan luka goresan diwajahnya yang banyak mengeluarkan darah. Jelas saya dengan berat hati harus menyampaikan, bahwa pasien mengalami pendarahan serius karena darahnya banyak terkuras habis,"

"Pasien mengalami pendarahan kelas empat yaitu sistem sirkulasi tubuh tidak mampu lagi mengimbangi tekanan darah. Organ-organ akan mulai gagal berfungsi dan pasien masuk ke dalam kondisi koma."

Monik mengantup mulutnya, menatap dokter yang menjelaskan dengan tidak percaya. "Jangan main-main dokter!"

"Harapan sekarang adalah keajaiban tuhan, dan kondisi pasien yang masih kuat atau tidaknya. Baik saya permisi."

"LIHAT? INI SEMUA GARA-GARA KAMU! APA MASALAH KAMU SAMA ANAK SAYA?! BICARA DENGAN SEJUJUR-JUJURNYA."

Plak!!!

Dengan lihai tangan Monik menampar wanita dihadapannya. Semua mengira bahwa dibalik topeng itu adalah seorang gadis, terlihat dari body tubuhnya yang terlalu mungil. Tapi setelah dibuka, kerutan didahinya membuat semua tahu bahwa perempuan itu bukan lagi gadis.

Mengingat-ngingat dahi Syifa jadi mengingat sesuatu. Tapi pikirannya benar-benar lupa.

"Aku kira si Indah!"

Hingga ucapan Rizky membuat Syifa sedikit menyadari sesuatu. Prilly dan Indah?.

"DAHI APRIL KAN PERNAH DIJAHIT 10 JAHITAN!" pekiknya membuat yang lain terkejut dan menoleh kepada Syifa. "Maksud kamu apa Syif?" Rizky mewakili karena ia orang yang duduk paling dekat dengan Syifa.

"Hikss... Syifa lupa."

"Udah lupain itu, kita berdoa aja semoga April gapapa. Dan sekarang benar kata mamah, kita perlu penjelasan kenapa anda, nyonya hampir membunuh anak saya?"

Wanita itu perlahan menunduk, sedikit terisak terlihat dari bahunya yang bergetar. Semua tampak mengerutkan dahinya bingung.

"Saya, saya mamahnya Indah-"

"Saya hanya menuruti permintaan terakhir putri saya-"

"Maksud tante?" Rizky menyahut.

"Indah, dia meninggal karena..."

.....
A/N: 3 part menuju endingggg.... Tadinya iya... Skrng engga_- hoho:v Besok ga bakal up:( lusa jg gtw... Divt aja dlu biar bisa next cepet😂🤣  ngakak:v gw harap kalen tau mau w mwhehe😀

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang