OS - Forty Nine

841 110 7
                                        

49.Officially Tied?


Rizky menghela nafas, disampingnya ada Syifa yang tengah asik berbincang-bincang dengan sahabatnya, Bani.

----------
Ali Izwan🐽
Online

Bo! Maen yokkk. Itung-itung
merayakan kelulusan kita:v wkwk

Bo!

Bjir ngartis

Boooo!

Apaan Li? Kapan?
Merayakan kelulusan?
Emang lu lulus?

Sembarangan lo kalo ngomong!
Ayok mau kaga?

Kaga bisa Li... Gue lagi
nemenin Syifa keundangannya
Bani.

Hah? Undangan apaan?

Acara tunangan.

Sama Prilly?

Kaga tau. Dah bay!

----------
Rizky benar-benar tidak tahu Bani akan tunangan dengan siapa. Pasalnya sedaritadi Rizky tak melihat gadis manapun yang bersama Bani, selain....

Wanita hamil dengan 1 anak balita yang memakai baju pesta mewah.

"Yakan Ky?"

Rizky tersentak kala tangan hangat Syifa menyentuh tangannya. "Gimana?"

"Kamu ga denger?" tanya Syifa membuat Rizky sedikit terkekeh dan menggeleng. "Ish! Kamu mah!"

"Gini loh... Aku masih bingung, kenapa Bani tiba-tiba bikin acara pertunangan gini? Padahal kan dia baru lulus yakan? Apa kebelet?"

Rizky menggeleng sebagai jawabannya. "Btw aku gatau loh, Bani mau tunangan ma siapa?" cicit Rizky pelan. Melirik Bani yang sibuk mengusap-ngusap perut wanita disebelahnya.

"Ih kirain daritadi tau! Bani mau tunangan sama-"

Bukk

Secara tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan gadis mungil yang sedikit terkejut. Bani segera beranjak, menghampiri gadis mungil itu yang menatapnya tajam.

"Ini alasan lo ga pulang kerumah lo?" Bani mencoba menarik tangan Prilly, namun segera ditepis kasar oleh Prilly.

"Pril!"

"Ini alasan lo ga ada diacara kelulusan?"

"Maksud kamu apa?"

"LO NGEDUAIN GUE BANI! SAMPE DIA HAMIL KAN!?" Prilly memekik, menunjuk-nunjuk wanita yang sedang memeluk anak balitanya sembari menangis.

"April! Sabar dulu!"

"Lo mau alesan apa hah? Lo mau-"

"Bani-Bani astaga! Mamah telat yaa?" Monik datang secara tiba-tiba. Memekik keras kala melihat Prilly berdiri dihadapan Bani.

"MAMAH! Bani jahat!" Prilly mengadu. Menghampiri Monik lalu menangis dibahu wanita paruh baya itu.

"Ada apa sih? Acaranya udah dimulai? Padahal kan cincinnya baru datang?"

"Mereka mau tunangan mah?" Prilly menatap Monik, meminta penjelasan lewat tatapannya.

"Ko?"

"Aprill! Denger sini-

-Kamu mau ga tunangan sama aku?" Bani menarik tangan Prilly lembut, menarik dagu Prilly agar mau menatapnya.

"Tapi kan lo selingkuh." sembari sesegukan Prilly menjawab, menatap Bani dengan mata yang berkaca-kaca.

"Selingkuh? Hahaha! Selingkuh sama siapa?"

"Tante yang hamil itu?" cicit Prilly.

"Oh hahaha, Dia tante aku... Namanya tante Elisa, dan itu anaknya Lisa." Bani menjelaskan sembari menunjuk orang-orang yang ia sebutkan.

"Tapi Lo peluk dia? Masa sama tante pelukannya kaya pacaran?"

"Jadi gini... Tante dijambret tadi didepan restoran ini, kebetulan aku lagi diluar nunggu orang-orang yang dekor datang." Prilly menatap sekelilingnya. Karena kalut, ia tidak menyadari bahwa restorannya berbeda dan lebih romantis.

"Aku ga bisa ngejar si pejambret itu, akhirnya aku nyuruh satpam direstoran ini aja yang ngejar. Nah tante kan lagi hamil ga mungkin kalo aku suruh lari-lari, akhirnya aku bawa masuk tante kedalem sini. Aku peluk karena tadi tante syok, tante habis pulang dari acara ulang tahun teman Lisa terus dijambret."

"Gitu?"

"Iya, btw kamu ko tau aku disini? Aku kan belum telpon kamu buat kesini? Kan acaranya jadi gagal, mamah belum datang tadi makanya kamu belum aku telpon."

"Syifa yang motoin kamu sama tante kamu!" Prilly melirik Syifa, yang baru ia akui keberadaannya.

"Syif?" Bani ikut menoleh pada Syifa yang kini terkekeh ditempatnya.

"Biar seru gitu. Liat kan? Seru! Ada drama-dramanya gitu." dengan polosnya Syifa mengacungkan 2 jarinya, jari telunjuk dan jari tengahnya, lalu memamerkan jejeran gigi putih miliknya.

"LO JAHAT! BIKIN GUE MEWEK YAAA!" baru akan berlari menghampiri Syifa, sebuah tangan menariknya lebih dulu.

"Mau ga tunangan sama aku?"

"Hehe, kenapa sih jadi dadakan gini?" Bani menggaruk tengkuknya yang tak gatal, memang jika dipikir-pikir ini rencana yang secara tiba-tiba.

"Gatau, pengen aja liat kamu pake cincin ini." Bani mengulurkan tangannya pada mamah, mengambil sebuah kotak bludru berwarna merah ati dan dibuka dihadapan Prilly. "Mau kan?"

Karena tak tega dan sudah sedikit ada perasaan akhirnya Prilly mengangguk dan membiarkan Bani memasangkan cincin cantik itu ke jari manisnya.

Riuh tepuk tangan menjadi saksi bahwa mereka bahagia dan sangat mendukung.

"Cieee!"

"Witwiw."

Para pegawai restoran sudah berjajar, memberikan tatapan menggoda pada Prilly yang jelas sedang menahan malunya.

"Makasih Prill!"

"ARGHHH!" pekikan serta rintihan itu sontak membuat semuanya terkejut, secara spontan semua menoleh, melihat tante Elisa yang tengah memegangi perutnya. "Sa-sakitttt!"

"Aku lupa! Tadi tante minta dielusin karena perutnya sakit kaya mau lahiran!" Bani berlari kearah Elisa... Lalu keadaan kacau, semua panik dan Prilly terkekeh melihat Bani yang terus dijambak rambutnya oleh tante Elisa.

......
A/N: Hiks... Mao ngucapin selamat buat BaniPrilly.... Mana nich pasukan AP? Asbani Prilly kan? Wkwk. Ternyata oh ternyataaaa jodoh April itu Bani... 🤣

Our Struggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang