"HALO, SPADA ADA ORANG? HALO AXEL YANG GANTENG SUDAH DATANG NI, KALAU DIANGGURIN TERUS BISA DICULIK TANTE-TANTE NIH!" teriak Axel dari luar rumah Viola dengan keras sehingga terdengar oleh Viola, Bram, Vina yang sedang makan di meja makan."Suruh masuk gih," ucap Bram Viola.
"Iya Yah," ucap Viola sambil berdiri.
Viola pun mengampiri Axel yang masih berteriak di luar rumah kayak orang gila, setelah membuka pintu terlihatlah seorang Axel yang berpenampilan ala kadarnya.
"Dicariin Ayah," ucap Viola sambil meninggalkan Axel yang masih berada di luar.
Axel dan Viola pun berjalan ke arah meja makan, Viola langsung duduk di kursinya lalu menyantap sarapannya tanpa menghiraukan keberadaan sahabat laki-lakinya itu.
"Hmm, saya mencium bau-bau calon mertua kangen dengan calon menantunya," ucap Axel sambil menirukan gaya ala ala Roy Kiyoshi saat sedang meramal sesuatu.
Uhuk ... uhuk
Viola tersedak setelah mengengarkan kalimat yang baru saja diucapkan oleh Axel, dia tidak menyangka Axel berani bilang seperti itu di depan orang tuanya.
"Nah loh batuk kan nih minum," ucap Axel sambil menyodorkan satu gelas air putih ke Viola yang langsung diminum habis.
"Lha cepet amat dihabisinnya, gua kasian sama bokap-nyokap lo setiap hari pasti harus nyiapin satu galon khusus buat lo."
"Lo kagak punya malu apa? Noh ada orang gua," ucap Viola sambil melihat ke arah Bram dan Viska.
"Lha ngapain malu? Kita kan friend ya om."
"Yoi men."
Nah seperti ini lah jika Bram sudah bertemu dengan Axel, ia merasa masa remajanya kembali lagi, baginya Axel adalah sebuah kebahagiaan yang tak bisa ditemukan pada orang lain, Axel suka bercanda dengannya tapi juga tau batasan dan sebab itulah ia sangat senang jika laki-laki itu datang ke rumahnya yang sepi ini.
"Woi Xel makan dulu," ucap Bram sambil mengangkat piringnya.
"Ehh boleh om?" tanya Axel sambil menunjukan wajah senangnya.
"Noh dipinggir jalan banyak," ucap Viola yang sudah tidak tahan melihat kelakuan ayahnya dan Axel.
"Viola jangan gitu, Axel udah berbaik hati antar jemput kamu setiap hari," ucap Vina. Ia adalah ibu yang penyayang. Ia tidak suka kalau anak satu-satunya di ganggu sama orang lain makanya ia minta Axel untuk selalu menjaga Viola.
"Iya tuh Tan Viola udah mulai nakal," ujar Axel sambil duduk di kursi samping Viola.
"Kalau mau dia nggak nakal pacaran sama dia dong," celetuk Bram yang langsung membuat Axel tersenyum miris.
"Cintaku tertolak om, dia lebih milih Zidan," ucap Axel menggunakan nada sedih agar terlihat dramatis.
"Ehh bego! kapan lo nembak gua," ujar Viola sambil menginjak kaki kanan Axel.
"Eh kagak pernah ya, ohh berarti cuman mimpi," ucap Axel sambil menepuk jidatnya.
"Lagian ada-ada aja lo ngimpiin gua, kagak ada orang lain napa."
"Emang mimpi bisa dikontrol."
"Udah udah kalian makan dulu, kalau mau debat pas di sekolah aja," ucap Vina melerai perdebatan anaknya dengan Axel yang tak kunjung berhenti.
"Siap 86 bos," ucap Axel.
Seperti ini lah tingkah Axel kepada Bram, Vina dan Viola. Ia selalu datang membawa sejuta senyum dan pergi meninggalkan sejuta kerinduan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Axel (Tamat)
Teen FictionSebuah kisah yang menceritakan seorang laki-laki yang berusaha untuk mengabulkan setiap impian sahabat-sahabatnya tanpa memikirkan tentang perasaannya sendiri. Ia yang selalu memendam perasaan sedihnya dan masa kelamnya sendiri. Ia yang sudah mencin...