Semua murid kelas X MIPA 2 dan Pak Ghibran sedang menyaksikan Obe yang sedang menyatakan perasaannya kepada Helen.
Walaupun Obe tidak menyatakan perasaannya lagi juga tidak apa-apa karena Axel sudah membuatnya menyatakan perasaannya walau secara tidak langsung.
Suara murid mulai bergemuruh saat perasaan Obe diterima oleh Helen, semua ucapan turut bahagia membanjiri kedua orang itu.
Obe melihat kearah orang yang sangat membantu nya dalam menyatakan perasaannya kepada Helen, dia adalah Axel Zakky Carlo sahabat yang paling mengerti tentang perasaannya.
Kalau tidak ada Axel mungkin Obe dan Helen akan tetap menjadi pengagum rahasia tanpa tahu perasaan satu sama lain.
Axel hanya mengangguk dan tersenyum saat melihat Obe yang sedang memandangnya.
"Makasih Xel untuk segala" batin Obe sambil tersenyum.
"Hari ini hari yang membahagiakan untuk semua murid kelas X MIPA 2, karena tepat hari ini kedua sahabat kita melepaskan gelar jomblo mereka, untuk Obe dan Vina dimohon untuk mengucapkan satu dua patah kata," ucap Axel yang menirukan gaya pembawa acara.
"Sebelumnya terima kasih untuk semuanya dan saya minta maaf karena saya dan Obe sudah mengganggu jam pelajaran Pak Ghibran," ucap Helen sambil tersenyum.
"Makasih untuk semuanya yang sudah turut memeriahkan suasana terutama untuk Axel, tanpa dia pasti gua sama Helen nggak akan bahagia seperti ini," ucap Obe.
Semuanya pun bertepuk tangan setelah ucapan Obe selesai. Sekarang Lyona, Obe, Nathan sudah bahagia kurang Viola, sungguh berat bagi Axel kalau harus membiarkan Viola berpacaran dengan Zidan.
Hatinya saja sudah sangat sakit waktu melihat Viola dan Zidan berbicara berdua apalagi saat tahu kalau Viola dan Zidan berpacaran.
"Saat tugasku sudah selesai izinkan aku untuk pergi dari kehidupanmu selamanya"
*****
Semua murid kelas X MIPA 2 belajar sudah belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai yang bagus saat ujian tengah semester.
Hari ini hari pengumuman nilai ujian tengah semester mereka, semua murid kelas sedang menunggu pak Ghibran untuk membawa daftar nilai mereka.
"Assalamualaikum," ucap Pak Ghibran yang baru saja masuk kedalam kelas.
"Waallaikumsallam pak," ucap seluruh murid kelas X MIPA 2.
"Lho Axel kenapa tuh?" tanya Pak Ghibran yang melihat kepala Axel yang menempel dimeja tapi tidak tidur.
"Burung kenari kesayangan saya mati pak," ucap Axel sambil memasang wajah sedih teringat burung kenari kesayangannya meninggal tadi pagi.
"Nanti ke rumah bapak, nanti tak kasih satu pasang," ucap Pak Ghibran ingat kalau masih punya satu burung kenari dirumahnya.
"Nggak usah lah pak, ini bukan soal burungnya, tapi kenangannya."
"Yang sabar ya Xel, nanti kalau lo mau burung kenari lagi lo bisa bilang ke gua ntar gua beliin," ucap Obe.
"Hmm."
"Sebelum bapak memasang daftar nilai ujian tengah semester kalian, kita harus ngasih tepuk tangan kepada salah satu sahabat kalian, dia mendapat nilai yang tertinggi disekolah ini."
"Wah pasti gua tuh, udah jangan pada ngarep," ucap Nathan dengan sombongnya.
"Tugas aja masih nyontek sok-sokan dapat juara satu di sekolah," ejek Lyona, dia selalu membiarkan Nathan menyontek tugas miliknya.
"Udah, ini bapak kasih tahu kalau nilai rata ratanya 95,91."
"Itu yakin pak? Bisa aja curang nilainya tinggi banget," ucap Reno sedikit curiga dengan nilai tersebut.
"Yakin, para guru sudah mengawasi lewat rekaman cctv dan tidak ada menemukan kecurangan sama sekali jadi ini udah 100% murni."
"Tuh manusia atau mesin kok bisa dapet nilai bagus banget," ucap Obe.
"Manusia lah, kan dia sahabat kalian juga."
"Siapa pak?" tanya Viola yang sudah penasaran siapa pemilik nilai yang sangat membuat para guru kagum itu.
"Xel nggak mau maju kedepan?" tanya Pak Ghibran dan sontak semua orang melihat kearah Axel.
Axel lah pemilik nilai itu, ia mendapatkan nilai yang sangat membuat orang takjub, semua orang di kelas tidak menyangka kalau Axel yang selalu bertingkah bodoh mendapatkan nilai sebagus itu.
"Enggak pak, Pak ini harusnya bebas kan pak?"
"Iya, kenapa?"
"Saya boleh keluar kelas?"
"Boleh kan nilai kamu nggak ada yang jelek."
"Kalau gitu saya pamit," ucap Axel sambil menyampirkan tas miliknya ke bahu.
Hati Axel sangat kacau hari ini, ia kehilangan peliharaan yang paling ia sayang dan sekarang ia seperti sudah tidak bersemangat dalam melakukan apapun.
Axel menuju ke ruangan yang menurutnya bisa mengurangi rasa sedihnya, ruangan yang di sana terdapat berbagai alat musik dan Axel berharap musik bisa menghilangkan rasa sedihnya.
"Ini bukan tentang pengganti tapi tentang kenangan yang sudah terjalin lama dan begitu indah untuk dilupakan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Axel (Tamat)
Teen FictionSebuah kisah yang menceritakan seorang laki-laki yang berusaha untuk mengabulkan setiap impian sahabat-sahabatnya tanpa memikirkan tentang perasaannya sendiri. Ia yang selalu memendam perasaan sedihnya dan masa kelamnya sendiri. Ia yang sudah mencin...