26

263 35 7
                                    

Acara camping sudah terlaksana dengan sangat menyenangkan, tak ada dari mereka yang mengeluh bahkan mereka berencana untuk melakukannya lagi tahun depan tentu saja di tempat yang berbeda.

Hari Senin adalah hari yang sangat menyebalkan untuk semua siswa, tapi tidak dengan Viola, tepat hari ini ia resmi pacaran dengan Zidan sang pujaan hatinya.

Viola langsung berlari ke kelas untuk memberitahu sahabat-sahabatnya tentang kabar ini, ia sangat senang karena hari yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang juga.

"Oii gua habis jadian sama Zidan," ucap Viola di depan kelas membuat semua orang di dalamnya kaget mendengar itu.

Semuanya pun mengucapkan selamat untuk Viola, disatu sisi mereka senang karena Viola akhirnya punya pacar dan disatu sisi lain mereka prihatin dengan keadaan hati Axel sekarang.

Axel pun maju ke depan kelas, semua orang melihat ke arah Axel, terpampang senyuman di wajah Axel, semuanya tahu kalau senyuman itu adalah senyuman kesedihan.

"Selamat ya, semoga bisa sampai nikah," ucap Axel sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Makasih Xel," ucap Viola sambil menjabat tangan kanan Axel.

"Xel ayo ke kantin gua traktir makanan," ucap Viola sambil menarik tangan kanan Axel.

"Maaf gua ada urusan, traktir mereka aja dulu,"

"Terus lo gimana? Kan lo yang bilang kalau gua jadian sama Zidan lo yang harus pertama ditraktir."

"Lupain aja, tetep senyum ya Aurora," ucap Axel sambil mengelus puncak kepala Viola lalu pergi keluar kelas.

Semua orang sangat sedih melihat Axel sekarang, mereka tahu kalau Axel sedang sakit hati, mereka harus menghiburnya sekarang, tapi saat Obe dan Nathan ingin beranjak pergi langsung dihalang oleh Rendi dan Lyona.

"Biarin dia sendiri," ucap Rendi, ia sangat paham kondisinya makannya ia memberi ruang untuk Axel sendirian.

"Oi ayo ke kantin gua traktir nih," ajak Viola dengan gembira.

"Lyona, lo sama para perempuan pergi aja dulu, kita akan urus Axel," perintah Nathan, ia sangat bimbang sekarang haruskah ia senang karena Viola atau sedih karena Axel.

Lyona dan lainnya pun mengikuti Viola ke kantin sedangkan para laki-laki sedang mencari solusi agar bisa membuat Axel bahagia.

"Ahhh gua gagal jadi sahabat," ucap Obe sambil menendang meja yang ada didepannya.

"Maaf Xel kita nggak bisa ngelakuin apa-apa buat lo," seru Nathan sambil mengacak rambutnya.

"Apa cuma segini yang bisa kita lakuin? Axel udah berkorban banyak buat kita tapi apa yang kita lakuin sekarang? Kita hanya diam lihat dia sedang sedih, kita ini sahabat kayak apa, membiarkan sahabat kita sedang patah hati begitu saja."

"Mau kemana lo?" tanya Rendi saat melihat Reno sedang berjalan keluar kelas.

"Ya nyari Axel lah, kita itu sahabatnya jadi kita harus ada disisinya selalu," ucap Reno sambil membuka pintu kelas.

Semuanya langsung ke luar kelas, mereka berpencar mencari Axel, mereka tahu kalau sekarang tidak bisa berbuat apa-apa tapi setidaknya mereka bisa menghibur Axel.

*****

Axel duduk termenung di belakang sekolah, tempat ini jarang di lewati para siswa dan murid, rumornya siapa saja yang berada disini akan langsung dihabisi oleh tiga orang yang paling ditakuti di sekolah ini.

Axel hanya diam memandang daun pohon yang bergerak-gerak karena hembusan angin, hatinya sangat sakit saat tau kalau Viola sudah jadian dengan Zidan.

"Maaf Sa, kasih gua kesempatan sebentar lagi, gua ingin mastiin Viola bahagia," gumam Axel sambil menutup matanya.

Tanpa Axel sadari air matanya jatuh saat ia menutup matanya, ia sudah tidak tahu lagi apa yang akan ia perbuat selanjutnya, ia bahkan sudah tidak bisa tersenyum.

"Lo bayangan Xel, jangan berharap untuk bahagia," gumam Axel agar dirinya ingat kalau ia tidak berhak bahagia di dunia ini.

Axel tersenyum sinis, ia bahkan sudah tau sejak lama kalau dirinya tidak berhak bahagia tapi ia sendiri lah yang memaksa untuk meraih kebahagiaan.

"Ngapain lo disini?"

Axel langsung membuka matanya setelah mendengar suara itu, matanya melihat ke arah seorang gadis kelas tiga yang membawa satu kantong plastik.

"Lo yang selalu diajak Asa ke tongkrongan kan?"

Axel kaget mendengar itu, Axel emang selalu datang ke tongkrongan Asa saat diajak, tapi ia lupa siapa perempuan ini

Saat Axel melihat ia lebih intens dan akhirnya ia ingat, perempuan itu adalah Selly Estherina orang yang paling di takuti di sekolah ini sekaligus pacar Asa saat Asa masih hidup.

"Kak Selly," ucap Axel setelah mengingat semua kenangannya bersama Selly dan Ada.

"Akhirnya lo ingat gua bocah," ucap Selly sambil duduk disampingnya Axel.

"Jangan panggil bocah lagi dong kan Axel udah besar," ucap Axel, ia selalu dipanggil bocah saat kumpul bersama Asa dan teman-temannya Asa.

"Gimana kabar lo?" tanya Selly sambil menyandarkan punggungnya ke tembok.

"Baik baik aja, kak Selly gimana?"

"Baik kok."

"Kak Selly udah bisa ngelupain kak Asa?"

"Belum, sampai saat ini gua masih cinta sama Asa."

"Kak Asa nitipin adiknya ke Axel, tapi Axel rasa sudah saatnya Axel pergi dari kehidupan keluarganya kak Asa."

"Xel ini hidup lo jadi lo bebas mau ngelakuin apa aja."

"Apa boleh Axel egois?"

"Selama itu keputusan elo, gua bakal dukung."

"Makasih kak Selly, Axel senang akhirnya Axel bisa nemuin pengganti Kak Asa," ucap Axel sambil menyenderkan kepalanya ke bahu Selly.

Selly ingin menjauh tapi gerakannya ia urungkan saat melihat air mata Axel jatuh keseragaman nya, Axel menangis dibahu Selly.

"Axel udah nggak kuat kak, Axel ingin ketemu sama kak Asa. Kak Asa janji kalau akan jemput Axel saat Axel udah bisa bikin Viola bahagia tapi apa kak Asa belum juga jemput Axel, kak Asa sudah lupain Axel, semua yang diucapkan kak Asa bohong, Axel udah berjuang buat nepatin janji Axel ke Kak Asa tapi saat udah di tepatin  kak Asa belum juga datang, Axel benci Kak Asa, Kak Asa sudah meninggal, Viola sudah bahagia dengan orang lain, Axel sendirian, Axel sudah nggak diperluin di dunia ini, kak Asa tolong jemput Axel, Axel sudah nggak kuat kak, Axel nggak tau harus gimana," ujar Axel sambil meremas tanah yang ada ditangannya.

Selly ikut menangis mendengar itu, bukan cuma Selly dan Axel ada orang lain yang nangis mendengar curhatan Axel, mereka adalah Deni, Irfan, Claris, Luna mereka bersembunyi dibalik semak-semak, mereka diundang kesini oleh Selly.

"Asa semakin lama dia semakin mirip sama lo" gumam Selly

Axel (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang