30

312 53 134
                                    

Sudah berhari-hari semua murid kelas XI MIPA 2 mencari informasi tentang keberadaan Axel, tapi tidak menemukan informasi keberadaan sahabatnya itu. Bagaikan lenyap ditelan bumi Axel menghilang tanpa meninggalkan jejak satu pun.

"Nada," celetuk Reno karena setahu ia Nada lah yang dekat dengan Axel sebelum sahabatnya itu menghilang.

Semuanya tahu siapa pemilik nama tersebut. Mereka memutuskan untuk langsung ke kelas Nada. Mereka menyusuri koridor murid kelas satu. Setiap kelas sudah mereka cek dan akhirnya mereka menemukan Nada di dalam kelas X MIPA 2.

Viola masuk ke dalam kelas sedangkan yang lain menunggu di luar, ia berjalan ke arah perempuan yang sedang duduk sambil membaca buku. Saat sampai di depan perempuan itu ia langsung mengambil buku yang ada di genggaman wanita itu

"Di mana Axel?" tanya Viola.

"Saya nggak tau," jawab Nada sambil menunduk.

"Jangan bohong!" ucap Viola sambil menggebrak meja Nada.

"Sumpah kak, saya nggak tau kak Axel di mana."

"Sampai lo ketahuan bohong, gua jamin lo nggak akan tenang disekolah ini," ucap Viola lalu berjalan ke luar kelas.

Saat sudah sampai di dekat sahabat-sahabatnya Viola menggelengkan kepalanya tanda kalau dia tidak mendapatkan apa-apa, mereka pun memutuskan untuk kembali ke kelas.

"Sampai Axel nggak ketemu gua bunuh lo," ucap Obe saat berpapasan dengan Zidan.

Sekarang Viola dan Zidan sudah tidak punya hubungan apa-apa, Viola langsung memutuskan Zidan setelah mendengar rekaman yang berada di HP Axel. Setelah mereka berdua putus Obe, Nathan, Rendi, Reno langsung membuat muka Zidan dan teman-temannya babak belur akibat tinjuan mereka.

*****

"Pagi anak-anak," sapa Pak Ghibran setelah masuk ke dalam kelas.

"Pagi pak," jawab semua murid kelas XI MIPA 2.

"Ayo yang sudah siap silahkan maju," ucap Pak Ghibran sambil duduk di kursi guru.

"Maju buat apa pak?" tanya Reno sambil mengangkat tangannya.

"Kan minggu kemarin bapak ngasih tantangan," jawab Pak Ghibran sambil menaruh laptopnya dimeja.

"Tantangan buat surat perpisahan untuk sahabat itu pak?" tanya Zahra.

"Iya, yang sudah siap langsung maju dibacakan ya."

"Kita belum siap pak, kita masih bingung nyari Axel," ucap Obe. Ia bahkan tidak pernah mengerjakan tugas setelah kepergian Axel.

Pak Ghibran pun memaklumi mereka, ia tahu rasanya ditinggal sahabat tanpa kabar. Saat ia membuka laptopnya matanya tertuju kesebuah email yang baru saja masuk, senyumannya tercetak jelas di wajahnya.

"Reno tolong siapin proyektor," ucap Pak Ghibran.

Reno dibantu Yoga menyiapkan proyektor, setelah proyektor siap langsung disambungkan ke laptop Pak Ghibran, setelah tersambung Pak Ghibran langsung memutar sebuah video yang dikirim oleh salah satu muridnya.

Semua mata murid kelas XI MIPA 2 terpaku saat melihat sosok laki-laki yang berada didalam video itu, sosok laki-laki yang selama ini mereka cari. Sosok yang selalu menjadi pembimbing mereka saat mereka sedang ada masalah atau saat sedih.

"Ekhem kali ini Axel akan membacakan surat perpisahan, kalau ini bukan tugas dari Pak Ghibran gua pasti nggak gua kerjain.

Untuk semua murid sahabat-sahabat ku yang sangat bodoh, harusnya kalian percaya gua saat itu tapi mau gimana lagi semuanya sudah terlanjur.

Bodoh, lemot, gila itulah sifat kalian semua, tapi karena sifat itu kalian bisa mengubah hidup gua jadi lebih berwarna, waktu SMP gua nggak tahu alasan gua hidup buat apa, tapi semenjak gua ketemu sama Viola hidup gua menjadi lebih menyenangkan, setelah masuk SMA gua ketemu kalian orang-orang yang bisa membuat hidupku lebih berarti.

Ini pesan terakhir gua sebagai sahabat jadi dengerin baik-baik. Untuk Lyona, gua udah bantu lo buat pacaran sama Rendi jadi jangan sampai lo rusak hubungan lo dengan dia dan gua titip pesan untuk Rendi bilang sama dia 'makasih sudah mau jadi teman debat gua'. Untuk Nathan, lo nggak boleh egois sekali-sekali dengerin omongan orang di sekitar lo. Untuk Obe, lo sahabat yang paling pengertian tetap jadi seperti itu sampai lo nemuin pengganti gua. Untuk Helen, gua titip Obe ya dia tuh orangnya sedikit manja jadi jangan bosen sama dia. Terakhir buat semuanya jangan ada yang berubah sampai kalian lulus dan tak bernyawa.

Saat kalian nonton video ini berarti gua udah pergi jauh, gua nggak tahu akan pulang kapan, kalau pun gua pulang gua nggak bisa janji kalau kita bisa jadi sahabat lagi, maaf untuk semuanya

Dengan video ini Axel Zakky Carlo memutuskan ikatan persahabatannya dengan seluruh murid kelas XI MIPA 2, selamat tinggal sahabat, terima kasih untuk segalanya."

Video berakhir diiringi oleh isak tangis oleh semua sahabat-sahabat Axel, Viola lah yang paling terpukul, ia merasa tidak dianggap oleh Axel karena namanya tidak disebutkan di dalam video tersebut, dia sadar kalau ia lah yang membuat Axel pergi menjauh dan ia sadar kalau ia sangat menyesal atas tindakannya selama ini.

Axel (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang