Pagi-pagi buta Axel mengangetkan Dirga dan Wulan dengan alasan pertunangan. Axel lupa memberitahu mereka ber-dua kemarin malam karena ia terlanjur ketiduran setelah pulang dari rumah Viola. Dan sekarang Dirga, Wulan, dan Axel sedang bersiap-siap.
Dirga sudah menyuruh Gilang untuk membeli beberapa seserahan, dan menyuruh Bi Inah memasak untuk sarapan mereka. Tidak ada yang bersikap santai saat ini, karena semuanya keteteran menyiapkan semua barang yang dibutuhkan untuk pertunangan.
Saat semuanya sudah siap, mereka langsung berangkat ke rumah Viola. Dirga masih bingung dengan kata yang akan ia ucapkan saat acara penyampaian maksud dari keluarga pria, karena ini adalah pertama kalinya ia melakukannya.
Wulan masih sibuk berdandan walau sudah ada di dalam mobil. Ia tidak bisa membiarkan wajahnya terlihat jelek saat acara penting seperti ini, apalagi ini adalah saat yang paling penting di kehidupan anaknya.
Sedangkan Axel masih setiap menatap layar HP-nya. Ia sedang membalas pesan dari Nindy. Adik perempuannya itu sangat khawatir dengan keadaannya. Ia sangat senang karena Nindy masih menganggap ia sebagai kakak walau Nindy sudah tau kalau ia sudah bertemu dengan keluarga kandungnya.
Sekarang tidak Axel sudah tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Ia sudah punya banyak sahabat yang setia mendukungnya, ia sudah kembali bersama keluarga kandung, dan yang paling penting ia sudah sembuh dari penyakit yang selama ini mengganggu ketenangan hidupnya.
Tak lama kemudian, akhirnya mereka sampai di rumah Viola. Mereka langsung disambut oleh pihak keluarga perempuan saat mereka turun dari mobil. Setelah menyelami beberapa orang mereka langsung masuk ke dalam rumah Viola.
Acara pun berlangsung hikmat. Obe bisa saja membuat acara ini lebih meriah, tapi niatnya ia urungkan karena acara ini adalah acara sakral bagi Axel, dan ia tidak ingin mengusik kebahagiaan sahabatnya itu.
Obe, Rendi, Nathan, dan Lyona tersenyum saat melihat Axel kebingungan. Ekspresi Axel kebingungan sekarang sangat lah beda dengan sebelumnya. Mereka ber-empat bahagia karena akhirnya Axel sudah bahagia sekarang. Mereka sadar kalau selama ini sudah menjadi beban buat Axel, dan sekarang mereka bisa tersenyum lega saat melihat Axel bahagia.
Sekarang bagi mereka ber-empat kebahagiaan Axel adalah hal yang paling penting. Mereka akan melakukan apapun untuk Axel. Selama laki-laki itu bahagia bagi mereka itu cukup, karena sekarang tau gimana rasanya ditinggal oleh sahabat yang belum bisa mereka bahagiakan, dan sekarang mereka berusaha untuk membuat Axel bahagia agar saat laki-laki itu pergi, mereka sudah bisa melepasnya dengan senyuman bukan penyesalan.
Mereka tidak ingin lagi tersiksa akibat rasa penyesalan. Udah cukup bagi mereka merasakan itu selama tiga bulan, dan mulai sekarang mereka tidak ingin hal itu terjadi untuk ke-tiga kalinya.
Sekarang mereka tau gimana rasanya menjadi Axel, rasanya merelakan hal penting untuk kebahagian sahabatnya, dan rasanya kehilangan orang yang paling penting di dalam kehidupan mereka.
"Ini udah 4 tahun semenjak kita sahabatan, tapi kita belum pernah bisa bikin Axel bahagia," ucap Obe. Ia sadar kalau dirinya belum pernah sekalipun membuat Axel bahagia.
"Ini baru dimulai, sekarang saatnya mulai dari awal lagi," ucap Nathan. Baginya penyesalan hanya akan membuat kesengsaraan, jadi ia memilih untuk memulai dari awal, dan berusaha untuk membuat Axel bahagia dengan caranya sendiri.
"Semoga saja, niat kita nggak bertentangan dengan takdir," ucap Rendi. Ia masih sangat khawatir dengan kondisi Axel sekarang. Ia masih tidak ingin kalau Axel pergi memutuskan ikatan persahabatan mereka.
"Sekarang semua perjuangan lo udah berhasil. Semoga lo bahagia," ucap Lyona. Ia turut bahagia saat mendengar kalau Axel akan melamar Viola. Ia senang akhirnya ke-dua orang itu terhubung dalam ikatan pertunangan.
Obe mengambil HP-nya lalu memfoto Axel. Ia tidak akan membiarkan saat-saat bahagia ini luput dari ingatannya. Foto itu akan menjadi sejarah kalau dirinya bisa melihat seorang Axel bahagia, walaupun bukan dirinya alasan kebahagiaan orang itu.
Obe yakin kalau kebahagiaan akan terus berdatangan ke kehidupan sahabatnya itu. Sudah banyak hal yang menyedihkan yang Axel rasakan, dan sekarang saatnya ia bahagia. Obe, Nathan, Rendi, dan Lyona lah orang yang akan menyingkirkan segala kesedihan yang datang di kehidupan Axel.
Ikatan persahabatan yang terjalin begitu kuat, sampai-sampai mereka sudah seperti keluarga. Ikatan persahabatan mereka akan terus abadi sampai ajal menjemput, bahkan mereka yakin kalau mereka akan bertemu di surga.
Sudah banyak hal yang mereka jalani bersama. Sudah banyak tangisan air mata yang keluar, sudah banyak suara tawa yang tercipta, dan sudah banyak cobaan yang berhasil mereka lewati bersama. Mereka yakin dengan semua pengalaman itu mereka bisa melewati cobaan kehidupan yang akan terjadi.
Suara tepuk tangan mulai terdengar saat prosesi penyematan cincin. Axel memasangkan cincin di jari manis Viola, begitu juga sebaliknya. Cincin-cincin itulah bukti kalau mereka sudah resmi bertunangan, dan bukti kalau mereka bisa sudah bisa bertahan dari berbagai cobaan saat mereka masih dalam tahap pacaran.
"Hai Sa, gua sekarang resmi jadi adik ipar lo, gua harap lo bahagia di sana," batin Axel. Ia sangat berharap kalau Asa ada di sini untuk melihat acara pertunangan ini, tapi ia sadar kalau itu mustahil. Walaupun Asa tidak ada di sini, ia yakin kalau laki-laki itu sedang melihatnya dari surga.
"Makasih ya kak, udah bawa Axel ke dalam kehidupan Viola," batin Viola. Kalau saja Axel tidak bersahabat dengan Asa pasti ia tidak akan bisa bertunangan dengan Axel, karena Asa lah Axel selalu datang ke rumahnya, menjaga dirinya.
Kepergian Asa memang mengundang banyak tangisan, tapi laki-laki itu pergi tidak hanya meninggalkan luka saja, karena sebelum ia pergi ia sudah meninggalkan hal yang berharga bagi sahabat dan keluarganya, hal berharga itu adalah Axel. Seorang anak laki-laki yang ia pilih untuk menjadi sumber kebahagiaan untuk sahabat dan keluarganya, dan sekarang nyatanya rencana Asa berhasil.
Penentuan tanggal pernikahan sudah ditentukan dan mereka pun sudah mengumumkannya. Seminggu lagi Axel dan Viola akan menikah. Hari yang sangat indah untuk mereka berdua. Hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh para sahabat mereka. Hari yang penuh kebahagiaan bagi semua orang.
Hari pernikahan akan menjadi sejarah, karena Axel sudah bisa meluluhkan hati seorang Viola yang selalu beranggapan kalau seorang sahabat tidak akan bisa terikat dalam hubungan asmara.
~Tamat~
KAMU SEDANG MEMBACA
Axel (Tamat)
Teen FictionSebuah kisah yang menceritakan seorang laki-laki yang berusaha untuk mengabulkan setiap impian sahabat-sahabatnya tanpa memikirkan tentang perasaannya sendiri. Ia yang selalu memendam perasaan sedihnya dan masa kelamnya sendiri. Ia yang sudah mencin...